Rabu, 24 Desember 2008

Bila Rasulullah SAW Menjenguk kita

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seijin Allah SWT tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita...Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih dimuka pintu rumah kita. Apa yang kita lakukan?
Mestinya kita sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita.Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar beliau sudi menginap beberapa hari di rumha kita. Beliau tentu tersenyum...
Tetapi barangkali kita meminta pula Rasulullah menunggu sebentar di depan pintu rumah kita...karena kita teringat Video maksiat yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu kedalam. Beliau tentu tetap tersenyum...
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya kebelakang secara tergesa-gesa.
Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan meletakkannya di ruang tamu kita. Beliau tentu tersenyum...
Bagaimana bila kemudian Rasulullah bersedia menginap di rumah kita? Barangkali kita teringat saudara-saudara kita...anak-anak kita lebih hafal lagu-lagu barat daripada mengahafal shalawat kepada Rasuluullah SAW.
Barangkali kita menjadi malu bahwa anaka-anak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW...karena kita lupa dan lalai mengajari anaka-anak kita...Beliau tentu tersenyum...
Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak mengetahui sedikitpun nama anggota keluarga Rasulullah dan sahabatnya, tetapi hafal di luar kepala mengenai anggota power rangers atau kura-kura ninja. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi ruang sholat...barangkali kita teringat bahwa saudara-saudara perempuan kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan dengan Rasulullah. Beliau tentu tersenyum...
Belum lagi koleksi CD-CD kita yang berisi film-film yang tak pantas dilihat. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi kita untuk menghormati junjungan kita? Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke mesjid meskipun azan berkumandang...beliau tentu tersenyum...
Barangkali kita menjadi malu karean pada saat maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV...Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi...Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tak pernah menjalankan sholat sunnah...
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al Quran.Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tak mengenal tetangga-tetangga kita.Beliau tentu tersenyum...
Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat didepan rumah kita?Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya tentang nama dan alamat penjaga mesjid dikampung kita...Betapa senyum beliau masih disitu...
Bayangkan aapabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul didepan pintu rumah kita...apa yang akan kita lakukan?
Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita?
Atau akhirnya dengan berat hati...kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah kita karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu...Maafkan kami ya Rasulullah...
Masihkah beliau tersenyum?
Senyum pilu, senyum sedih, senyum getir...
Oh Betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah

Tidak ada komentar: