Jumat, 16 Oktober 2009

Masihkah Al Qur an itu Kita Baca ?

Masihkah Al qur an yang bertengger di sudut kamar itu kita baca?

Kita mulai hari kita dengan gairah untuk menciptakan syurga dunia, lantas kita pun menggelinding seperti "buldoser". Semua kita bikin rata, necis dan klimis. Semua kita bikin bersih, benderang, kokoh dan anggun. Setelah itu kita ceburkan diri kita ke...selokan.

Masihkah Al qur an yang bertengger di sudut kamar itu kita baca?

Kita mulai hari kita dengan basmallah. Lantas Allah kita penjarakan dalam kerangkeng emas. Kita 'dikte' Allah semau kita, dan kalau Allah gak mau, kita seperti merasa sangat siap untuk memaksa-Nya

Masihkah Al qur an yang bertengger di sudut kamar itu kita baca?

Kita berjalan, memetik dan menyantap setiap buah khuldi yang bukan kita tanam.
Kita tertawa, mabuk dan terkapar dalam rintih yang panjang.
Kita ini sebetulnya sakit, tapi tak pernah mau mengaku bahwa diri kita ini sakit
Kita ini sebetulnya gila, tapi selalu merasa sangat waras
Kita ini sebetulnya sudah jauh tersesat, tapi merasa yakin berjalan lempang
Kita ini sebetulnya sedang bunuh diri, tapi masih berani gembar gembor sedang membangun.
Kita ini sebetulnya bajingan, tapi selalu tampil sok suci.
Kita ini kecil dan selangkah kemudian kita 'penyek'

Masihkah Al qur an yang bertengger di sudut kamar itu kita baca?

Mungkin kita sudah terlalu lama melupakannya, bahkan mungkin sudah kita anggap tak ada, kita sibuk dengan segala hal yang kita anggap penting. Kita memang sudah lama bingung sejak Al Qur an kita museumkan.Kita memang selalu gamang dalam menghadapi segala urusan, sehingga setiap langkah yang kita ayunkan selalu menimbulkan korban.

Selalu lebih mudharat ketimbang manfaat !!!

Lantas kapan kita akan baca lagi Al Qur an ? setelah sadar bahwa kita sedang berlumpur dalam kubangan?

Kamis, 15 Oktober 2009

Fitrah Cinta

Sungguh kita tak pernah tau kemana akhir perjalanan kita.
Masa depan adalah ghaib,
dan itulah cara Allah mencintai hamba-hambaNya,
memberikan kejutan demi kejutan,
agar kita merasa takut dan harap,
agar kita merasa sedih dan gembira.
Semata untuk mengajarkan kita akan arti cinta yang sebenarnya.
Allah begitu bahagia dengan luapan emosi di setiap pencarian kita yang ujungnya adalah Dia.

Oleh karena bukti cinta adalah kecenderungan,
maka fitrahNya sebagai raja menginginkan kita untuk bergantung hanya padaNya.
Dia yang memerintahkan kita untuk menghadapkan wajah ini secara lurus kepadaNya,
agar terbukti siapa diantara kita yang benar benar tulus mencintaiNya,
dan siapa pula diantara kita yang mencintai hanya sekedarnya.

Dan oleh karena fitrah cinta adalah memilih,
maka Allah yang Maha mencintai pun akan memilih yang terbaik diantara hamba-hambaNya.
dan siapakah yang terbaik diantara hamba-hamba Nya?
ialah dia yang mencintai ALLAH dan rasul Nya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri...

"Yaa ayyatuhannafsul muthma innah irji'ii ilaa rabbiki raadhiyatammardhiyyah. Fadkhulii fii 'ibadii wadkhulii jannatii '

Semoga kita adalah hamba yang terpilih itu