Minggu, 29 November 2009

Emak Ingin Naik Haji

Emak Ingin Naik Haji digarap oleh Aditya Gumay yang mengadaptasi sebuah cerpen berjudul sama yang ditulis oleh Asma Nadia pada 2007. Sebuah film yang mengangkat berbagai nilai religi, sosial, kegigihan, kasih sayang. Di dalam ceritanya menggambarkan kerinduan seorang Emak untuk mendatangi rumah ALLAH, namun tidak punya biaya. Dana bertahun tahun yang beliau kumpulkan pun ternyata tidak cukup sama sekali...sebuah usaha yang mungkin kita anggap akan sia sia belaka. Zein, seorang anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya, berusaha untuk mewujudkan segala cita cita emaknya. Dia berkeliling kemanapun, menjual hasil lukisan lukisannya, membantu emak untuk mewujudkan impiannya. Namun dia sendiri tak kuasa untuk bisa mewujudkan impian emaknya. Anaknya yang sakit dan harus masuk rumah sakit justru membuatnya terpaksa untuk memakai biaya naik haji yang sudah dikumpulkan emaknya bertahun tahun.

Cerita ini mengandung berbagai kisah yang sebenarnya merupakan pengejawantahan dari apa yang tengah terjadi pada sebagian masyarakat kita. Dalam film ini diceritakan tentang Juragan haji yang dengan mudahnya setiap tahun bolak balik naik haji....lebih parah lagi pak joko yang terpaksa naik haji demi sebuah titel untuk meraup suara pada pemilihan umum. Ironis sekali...

Sebenarnya Emak hampir mendapatkan impiannya ketika ternyata salah satu kupon undian haji yang dikirimkan Zein ternyata mencantumkan no undian emak. Tapi harapan itu pupus ketika zein harus masuk rumah sakit akibat kecelakaan. Emak pun sudah pasrah dan ikhlas . Ada satu kalimat yang paling menyentuh adalah..."Biarpun emak gak bisa ke sana tapi hati emak udah disana....". Tapi justru di saat kepasrahan itu muncul Allah memberikan kejutan pada Emak melalui anak dari juragan haji yang bernazar untuk menghajikan emak apabila anaknya lahir dengan selamat.

Film ini layak dan bahkan harus ditonton siapapun

Kesan : Nilai khas yang bisa saya tangkap dari cerita ini adalah ketulusan dalam sebuah kesederhanaan. Sekedar mengingat kisah ibu saya, cerita ini betul2 mirip (serupa tapi tak sama) dengan ibu saya ketika hidupnya. Jujur...pertama kali saya menonton film ini saya menangis bahkan hampir tak bisa membendung perasaan ini. Karena untuk saya ketika menonton film ini, yang tergambar dilayar kaca bukan lagi sosok ati kanser sebagai pemeran utama, tapi sosok ibunda saya yang dengan setulus hatinya, setiap harinya berusaha untuk membaca buku buku tentang haji, menghafal rukun rukun haji, menghafal doa doanya...bahkan saya pernah beberapa kali tidak sengaja melihat ibu saya menitikkan air matanya ketika melihat ka'bah...walaupun belum terlaksana mudah2an ALLAH sudah mencatatkan niat baik beliau. ALLAH Karim..film ini benar benar menghibur saya akan kerinduan saya pada sosok ibu dan membuat saya bersemangat untuk bisa menabung naik haji

Sabtu, 14 November 2009

“NEGERI PARA BEDEBAH”



















oleh Adhie M Massardi

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor
menjatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau menjadi kuli di negeri orang
Yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedangkan rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila melihat negeri dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi, dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan !

Allahumma arinal haqqa haqqa warzuqnat-tiba'a wa arinal bathila bathila warzuqnaj-tinaaba