Minggu, 29 November 2009

Emak Ingin Naik Haji

Emak Ingin Naik Haji digarap oleh Aditya Gumay yang mengadaptasi sebuah cerpen berjudul sama yang ditulis oleh Asma Nadia pada 2007. Sebuah film yang mengangkat berbagai nilai religi, sosial, kegigihan, kasih sayang. Di dalam ceritanya menggambarkan kerinduan seorang Emak untuk mendatangi rumah ALLAH, namun tidak punya biaya. Dana bertahun tahun yang beliau kumpulkan pun ternyata tidak cukup sama sekali...sebuah usaha yang mungkin kita anggap akan sia sia belaka. Zein, seorang anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya, berusaha untuk mewujudkan segala cita cita emaknya. Dia berkeliling kemanapun, menjual hasil lukisan lukisannya, membantu emak untuk mewujudkan impiannya. Namun dia sendiri tak kuasa untuk bisa mewujudkan impian emaknya. Anaknya yang sakit dan harus masuk rumah sakit justru membuatnya terpaksa untuk memakai biaya naik haji yang sudah dikumpulkan emaknya bertahun tahun.

Cerita ini mengandung berbagai kisah yang sebenarnya merupakan pengejawantahan dari apa yang tengah terjadi pada sebagian masyarakat kita. Dalam film ini diceritakan tentang Juragan haji yang dengan mudahnya setiap tahun bolak balik naik haji....lebih parah lagi pak joko yang terpaksa naik haji demi sebuah titel untuk meraup suara pada pemilihan umum. Ironis sekali...

Sebenarnya Emak hampir mendapatkan impiannya ketika ternyata salah satu kupon undian haji yang dikirimkan Zein ternyata mencantumkan no undian emak. Tapi harapan itu pupus ketika zein harus masuk rumah sakit akibat kecelakaan. Emak pun sudah pasrah dan ikhlas . Ada satu kalimat yang paling menyentuh adalah..."Biarpun emak gak bisa ke sana tapi hati emak udah disana....". Tapi justru di saat kepasrahan itu muncul Allah memberikan kejutan pada Emak melalui anak dari juragan haji yang bernazar untuk menghajikan emak apabila anaknya lahir dengan selamat.

Film ini layak dan bahkan harus ditonton siapapun

Kesan : Nilai khas yang bisa saya tangkap dari cerita ini adalah ketulusan dalam sebuah kesederhanaan. Sekedar mengingat kisah ibu saya, cerita ini betul2 mirip (serupa tapi tak sama) dengan ibu saya ketika hidupnya. Jujur...pertama kali saya menonton film ini saya menangis bahkan hampir tak bisa membendung perasaan ini. Karena untuk saya ketika menonton film ini, yang tergambar dilayar kaca bukan lagi sosok ati kanser sebagai pemeran utama, tapi sosok ibunda saya yang dengan setulus hatinya, setiap harinya berusaha untuk membaca buku buku tentang haji, menghafal rukun rukun haji, menghafal doa doanya...bahkan saya pernah beberapa kali tidak sengaja melihat ibu saya menitikkan air matanya ketika melihat ka'bah...walaupun belum terlaksana mudah2an ALLAH sudah mencatatkan niat baik beliau. ALLAH Karim..film ini benar benar menghibur saya akan kerinduan saya pada sosok ibu dan membuat saya bersemangat untuk bisa menabung naik haji

Sabtu, 14 November 2009

“NEGERI PARA BEDEBAH”



















oleh Adhie M Massardi

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor
menjatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau menjadi kuli di negeri orang
Yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedangkan rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila melihat negeri dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi, dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan !

Allahumma arinal haqqa haqqa warzuqnat-tiba'a wa arinal bathila bathila warzuqnaj-tinaaba

Jumat, 16 Oktober 2009

Masihkah Al Qur an itu Kita Baca ?

Masihkah Al qur an yang bertengger di sudut kamar itu kita baca?

Kita mulai hari kita dengan gairah untuk menciptakan syurga dunia, lantas kita pun menggelinding seperti "buldoser". Semua kita bikin rata, necis dan klimis. Semua kita bikin bersih, benderang, kokoh dan anggun. Setelah itu kita ceburkan diri kita ke...selokan.

Masihkah Al qur an yang bertengger di sudut kamar itu kita baca?

Kita mulai hari kita dengan basmallah. Lantas Allah kita penjarakan dalam kerangkeng emas. Kita 'dikte' Allah semau kita, dan kalau Allah gak mau, kita seperti merasa sangat siap untuk memaksa-Nya

Masihkah Al qur an yang bertengger di sudut kamar itu kita baca?

Kita berjalan, memetik dan menyantap setiap buah khuldi yang bukan kita tanam.
Kita tertawa, mabuk dan terkapar dalam rintih yang panjang.
Kita ini sebetulnya sakit, tapi tak pernah mau mengaku bahwa diri kita ini sakit
Kita ini sebetulnya gila, tapi selalu merasa sangat waras
Kita ini sebetulnya sudah jauh tersesat, tapi merasa yakin berjalan lempang
Kita ini sebetulnya sedang bunuh diri, tapi masih berani gembar gembor sedang membangun.
Kita ini sebetulnya bajingan, tapi selalu tampil sok suci.
Kita ini kecil dan selangkah kemudian kita 'penyek'

Masihkah Al qur an yang bertengger di sudut kamar itu kita baca?

Mungkin kita sudah terlalu lama melupakannya, bahkan mungkin sudah kita anggap tak ada, kita sibuk dengan segala hal yang kita anggap penting. Kita memang sudah lama bingung sejak Al Qur an kita museumkan.Kita memang selalu gamang dalam menghadapi segala urusan, sehingga setiap langkah yang kita ayunkan selalu menimbulkan korban.

Selalu lebih mudharat ketimbang manfaat !!!

Lantas kapan kita akan baca lagi Al Qur an ? setelah sadar bahwa kita sedang berlumpur dalam kubangan?

Kamis, 15 Oktober 2009

Fitrah Cinta

Sungguh kita tak pernah tau kemana akhir perjalanan kita.
Masa depan adalah ghaib,
dan itulah cara Allah mencintai hamba-hambaNya,
memberikan kejutan demi kejutan,
agar kita merasa takut dan harap,
agar kita merasa sedih dan gembira.
Semata untuk mengajarkan kita akan arti cinta yang sebenarnya.
Allah begitu bahagia dengan luapan emosi di setiap pencarian kita yang ujungnya adalah Dia.

Oleh karena bukti cinta adalah kecenderungan,
maka fitrahNya sebagai raja menginginkan kita untuk bergantung hanya padaNya.
Dia yang memerintahkan kita untuk menghadapkan wajah ini secara lurus kepadaNya,
agar terbukti siapa diantara kita yang benar benar tulus mencintaiNya,
dan siapa pula diantara kita yang mencintai hanya sekedarnya.

Dan oleh karena fitrah cinta adalah memilih,
maka Allah yang Maha mencintai pun akan memilih yang terbaik diantara hamba-hambaNya.
dan siapakah yang terbaik diantara hamba-hamba Nya?
ialah dia yang mencintai ALLAH dan rasul Nya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri...

"Yaa ayyatuhannafsul muthma innah irji'ii ilaa rabbiki raadhiyatammardhiyyah. Fadkhulii fii 'ibadii wadkhulii jannatii '

Semoga kita adalah hamba yang terpilih itu

Kamis, 27 Agustus 2009

Satu Pintaku

Satu pintaku Ya Allah
Berikan aku kenikmatan manisnya iman

Dalam mengarungi susah dan senang kehidupan
Dalam melakukan ketaatan dan pengorbanan

Dengan mensyukuri jalan hidayahMu
Dengan mensyukuri nikmat karuniaMu


Dalam sabar menghadapi fitnah
Dalam sabar menghadapi musibah

Dalam menjalani ibadah
Dalam menjalani amanah

Dalam mengokohkan keluarga
Dalam mengokohkan agama

Untuk mempersembahkan sholatku
Untuk mempersembahkan hidup dan matiku

Dalam berhimpun bersama para pembawa kebenaran
Dalam mengorbankan harta dan jiwa pada kebenaran

Dengan hati yang mudah bergetar saat disebut namaMu
Dengan hati yang tenang saat mengingat namaMu

Dengan lisan yang mudah melantunkan ayat-ayat cintaMu
Dengan khusyu saat berdiri, ruku dan sujud kepadaMu

Satu pintaku Ya Allah
Berikan aku kenikmatan manisnya iman

Dengan menghilangkan kesombonganku
Dengan menghilangkan kemalasanku

Dalam melawan hawa nafsu yang menggoda
Dalam melawan dunia yang menggoda

Sehingga merasakan dariMu jalan mudah
Sehingga merasakan dariMu jalan barokah

Dengan jiwa kepadaMu yang takut dan harap setiap saat
Dengan jiwa kepadaMu yang hidup dan penuh semangat

Dalam menanti janji ampunanMu
Dalam menanti janji pertolonganMu
Dalam menanti janji surgaMu

Satu pintaku Ya Allah
Berikan aku kenikmatan manisnya iman

Untuk meraih mulia
Untuk meraih taqwa

Dari lapar dan haus shaum Ramadhanku
Dari rasa peduli dan sodaqoh Ramadhanku

Dari sholat dan syiar Ramadhanku
Dari bait do'a dan zikir Ramadhanku

Satu pintaku Ya Allah
Berikan aku kenikmatan manisnya iman
Selama hidupku ..
Sampai kematianku ...


(by :Yayan Suyanto)

Senin, 06 Juli 2009

Do'a

Ya ALLAH tetapkan azzam ini dalam berjuang di jalan Mu,
Memurnikan ketaatan pada Mu,
Menjunjung tinggi syari'at Mu
dan Mengikuti sunnah rasul Mu

Berikan kepadaku kebaikan yang terus mengalir tiada henti-hentinya
Jika setiap langkah yang ku torehkan ini akan menghantarkan ku pada keridhoan Mu,
mudahkan aku ya ALLAH untuk total berjuang didalamnya
dan menjadikannya sebagai amalan yang kelak akan ku banggakan di hadapan Mu

ALLAH ikhlaskan hati ini untuk mampu memberikan apapun yang Engkau cintai
Rindukan diri ini untuk syahid di jalan Mu
Betapapun banyak harta ku, Betapapun banyak ilmu ku dan betapapun sehat badan ku
Tiadalah arti semua itu jika tidak ku gunakan untuk bermujahadah menggapai ridho Mu.
Takdirkan setiap ilmu, setiap harta dan setiap sisa usiaku menjadi arti bagi peradaban ummat ini.
Sekecil apapun itu adalah secercah harapku untuk dapat menatap indahnya wajah Mu

Wahai dzat yang cintaNya melebihi langit dan bumi,yang kasih Nya tiada bertepi.
Kepada Mu jua diri ini kan kembali, maka kembalikan aku dalam kecintaan yang penuh terhadap Mu.
Hanya pada Mu aku berharap dan hanya pada Mu ku sandarkan segala urusanku
Laa ilaaha illa anta...la haula walaa quwwata illa billaah

---amiiin ya rabbal 'alaamin---

Jumat, 12 Juni 2009

membentuk karakter anak

Baru abis baca tulisan mengenai flu babi dari Dr.Ali Al Hammadi di majalah tarbawi...hmmm. Kembali ujung-ujungnya aku bicara tentang sifat. Umat muslim begitu percaya makanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sifat seseorang. Meskipun belum ada pembuktian secara ilmiah tapi kita sebagai seorang beriman wajib tunduk dan percaya pada ajaran Islam. Kalo dipikir-pikir secara logika pernyataan ini bisa menjadi benar dan sangat masuk akal. Aku ingat ketika "ngobrol" dengan salah seorang sahabat ku yang kuliah di kedokteran. Bahwa yang namanya dokter ketika melihat bayi yang baru lahir dari panjang dan berat badan aja udah bisa nebak ini anak sifatnya seperti apa, apalagi kalau bayi tersebut prematur.
tapi kalau dihubungkan dengan akhlaq dan makanan.... ya bener juga sih, besar dan berat bayi kan juga awalnya ditentukan dari kondisi orang tuanya selama mengandung, apakah asupan gizinya cukup, apa yang dia makan, bagaimana pola makannya, bagaimana tingkat stressnya, dll. Subhanallah ya...ALLAH emang kasih clue kepada kita tentang segala penciptaannya. Ketika iman sudah sampai ke dasar hati sebetulnya kita tidak lagi membutuhkan penelitian dan statistik untuk membenarkan sebuah teori. Dan inilah sifat dasar ALLAH yang hanya bisa ditembus dan dipahami lewat mata hati.
Penelitian dan statisik hanya dasar untuk mempertegas logika dan ini yang membedakan antara sifat ALLAH dan ciptaannya. "Lam yalid walam yuulad.walam yakullahuukufuwan ahad"....tidak ada satu makhlukpun yang serupa dengan Dia. sifat ALLAH itu tidak terukur dan tidak butuh alat pengukur "ALLAHunuurussamaawati wal ardh" sedangkan sifat ciptaanNya selalu terbatas dan membutuhkan ukuran.

Bicara tentang sifat dan pembentukan karakter seorang anak...aku jadi inget sebuah buku yang berjudul bimbingan psikoterapi Islam. Awalnya aku beli buku ini buat mempelajari tentang bagaimana menjadi seorang therapis yang bukan cuma mengobati fisik yang sakit tapi juga mampu mengobati ruh yang sakit. Tapi ternyata isi nya jauh lebih menarik dari itu semua...kita diajak berfantasi memahami karakter orang bukan hanya dari sisi muamalah (seperti ilmu psikologi pada umumnya) tapi juga memahami karakter orang dari sisi hablumminallah (kedekatan pada ALLAH). Satu hal yang menarik dari cerita di buku ini adalah ketika seorang pasien curhat kepada penulis buku ini tentang kondisi anknya yang selalu melawan orang tuanya. Betapapun nasihat telah dilontarkan bertubi-tubi ternyata tidak ada yang masuk dan menyentuh hati sang anak. Dengan santai si penulis mengajak orang tua tersebut untuk mereview ulang sepak terjang kehidupan mereka. Apakah mereka memulai sebuah pernikahan dari niat yang benar? Apakah ketika menikah kedua orangtua dalam kondosi ridho? Bagaimana sikap mereka terhadap orang tua? Bagaimana pasca menikah...apakah memiliki konsep pendidikan terhadap anak yang jelas? Bagaimana selama ini mereka mendidik anak-anak...apakah sudah sempurna menurut tuntunan islam? Makanan dan pakaian halal kah yang mereka berikan? dan pertanyaan-pertanyaan lain yang pada akhirnya membuat muka orangtua tersebut memerah karena menahan malu. Bagaimana mungkin menginginkan anak sholeh kalau pola pendidikan tidak sholeh, padahal sekolah pertama buat seorang anak adalah rumah dan kedua orang tuanya.

Aku yang baca aja sedikit tersentak (padahal aku sendiri belum nikah ya hehee...) apalagi yang ngerasain ya... Ternyata memang gak gampang jadi orang tua...menjadi pendidik seumur hidup yang akhirnya hasil didikannya akan dipertanggungjawabkan hingga akhir kelak. Membutuhkan kekuatan ruh yang luar biasa dan itu membutuhkan pembiasaan-pembiasaan sifat baik dan arif yang seharusnya sudah dipupuk jauh sebelum pernikahan itu dimulai. Itu sebabnya Lukman Al Hakim selalu menasehati anaknya untuk selalu bersyukur terhadap kedua orang tuanya karena memang jadi orang tua itu gak gampang. Hikmahnya agar kelak kita pun menjadi orang tua yang disyukuri oleh anak-anak kita (hehehe.... sok tua banget yah).

udah ah...kalau udah ada ide dilanjutin lagi ^_^

Minggu, 31 Mei 2009

hari ini 28 tahun yang lalu

Hari ini tepat 28 tahun yang lalu seorang wanita meringis menahan sakit...pertaruhkan nyawa demi sebuah nyawa. Harap-harap cemas menanti takdir ALLAH yang akan tercatat pada nasib seorang jundi kecil apakah kelak ia benar-benar akan menjadi jundi ALLAH yang setia atau sebaliknya.

"Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wazurriyyaatinaa qurata a'yun waj'alnaa lil muttaqiina imaama". Sebuah doa yang tak pernah lepas dari mulut wanita tersebut dalam setiap usai shalatnya menjadi bukti harap terhadap jundi kecilnya bahwa dia kelak harus memboyong kedua orangtuanya untuk menuju syurga ALLAH nan Maha luas.

oeeeek....oeeeek...oeeeek tangis seorang jundi memecah keheningan malam yang semula sepi. Senyum bahagia, takbir dan hamdallah saling bersambut dari orang-orang yang berada disekitarnya tak peduli
isak tangis seorang jundi yang seolah menggambarkan bahwa dia sadar akan tugas barunya memikul amanah ALLAH menjadi khalifah di muka bumi setelah 9 bulan merasa nyaman didalam kantung rahim yang terjaga penuh dan tak perlu peluh. Lantunan adzan memasuki telinga kanan dan iqomat ditelinga kiri menjadi ijab qabul yang indah seorang jundi terhadap Tuhannya bahwa dia adalah seorang muslimah. "Asyhadu bi anna muslimuun" dan jundi itu adalah aku.

ya ALLAH ajari aku untuk berterimakasih kepada kedua orang tua ku yang telah mendidik aku untuk menjadi manusia yang takut dan hanya takut kepada-Mu. Terimakasih ya ALLAH atas segala nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tua ku.

Rabu, 06 Mei 2009

How to be Wise

Menjadi orang bijak memang tidak gampang...dibutuhkan keleluasaan hati yang luar biasa untuk bisa merekam dan mencerna setiap kejadian. Terkadang kita merasa apa yang kita lakukan sudah cukup bijak tetapi ternyata banyak orang menganggap kita tidak bijak. Membuat orang seperti apa yang kita mau tidaklah mungkin tetapi kita juga punya keterbatasan untuk bisa menjadi apa yang orang mau.

Lalu berjalan pada koridor yang manakah kalimat bijak itu berada?

Sekedar mengingat satu kisah dari Lukman (seorang yang telah dijuluki si Bijak) oleh ALLAH SWT. Suatu hari Lukman bersama anaknya sedang melakukan perjalanan dengan membawa seekor kedelai. Kemudian Lukman meminta anaknya untuk naik keatas punggung keledai dan dia membiarkan dirinya berjalan sepanjang perjalanan yang mereka susuri. Tiba-tiba ditengah perjalanan seseorang berkata pada mereka bahwa betapa tidak berbaktinya anak dari Lukman yang membiarkan orang tuanya berjalan sementara dia sendiri enak-enakan duduk diatas keledai. Mendengar perkataan itu mereka langsung beralih posisi, Lukman duduk diatas keledai dan anaknya berjalan. Ditengah perjalanan selanjutnya seorang berkata kepada mereka bahwa betapa jahatnya Lukman yang membiarkan anaknya berjalan sementara ia enak-enakan duduk diatas keledai. Mendengar perkataan itu akhirnya mereka sepakat untuk menaiki keledai itu berdua, akan tetapi orang ketiga berkata bahwa mereka telah dzhalim kepada keledai karena seenaknya saja menaiki keledai sekecil itu berdua. Akhirnya diputuskan bahwa mereka tidak akan menaiki keledai itu...tapi ditengah perjalanan mereka ditegur oleh orang ke empat dengan mengatakan bahwa Lukman dan anaknya telah bersikap mubazir dan tidak mensyukuri nikmat ALLAH karena membiarkan keledai itu tidak dinaiki.

Cerita ini sebetulnya mengingatkan kita bahwa kecuali Rasulullah SAW, tidak ada orang yang mutlak benar didunia ini. Karena sunatullahnya ALLAH menciptakan kita berbeda untuk saling mengenal. Tinggal bagaimana kita bisa menerima perbedaan itu dengan lapang (mengalah) dan tidak saling memaksakan pendapat. Antara kita dan orang lain adalah bagaikan keping keping sifat yang masing-masing punya kekurangan dan kelebihan. Kalau keping-keping itu disatukan justru akan membawa pada sifat seimbang. Seperti sifatnya unsur unsur dalam kimia yang selalu kekurangan elektron /proton tertentu (kecuali untuk golongan logam mulia...aku selalu menganalogikan unsur-unsur dalam golongan logam mulia adalah unsur-unsur istiqomah yang tidak terpengaruh oleh apapun), ketika antara mereka mau saling berbagi pada akhirnya akan membentuk sebuah ikatan yang begitu kuat. Yah mirip mirip golongan logam mulia dah....Indah bukan?

jadi kalau begitu apakah bisa saya tarik kesimpulan bahwa sebetulnya kunci bijaksana adalah berusaha istiqomah? istiqomah menurut saya tidak berbelah pada apapun, artinya berbanding lurus dengan adil. Adil tercapai manakala tidak ada lagi yang saling interupsi, artinya berbanding lurus dengan ikhlas.

Kesimpulan kedua kalau kunci bijaksana adalah berusaha istiqomah maka jalan menuju istiqomah adalah ikhlas.

Kesimpulan ini sebetulnya juga bukan tidak mempunyai dasar...didalam AL Quran pun telah dijelaskan bahwa ketika syaithan terusir dari surga, dia berjanji untuk menggoda seluruh anak keturunan Adam dari sisi depan, belakang, kanan dan kiri kecuali hamba-hamba ALLAH yang ikhlas. Dalam hal ini syaithan begitu tau bahwa hamba-hamba ALLAH yang ikhlas tidak akan bisa tergoda oleh apapun karena yang dihatinya adalah ALLAH.

Arinya istiqomah itu harus dimulai dari ikhlas dan tidak ada kata bijaksana bagi orang yang plin-plan.

Mengkritisi kebijakan itu mudah
tetapi ternyata berbuat bijak tidak gampang ...banyak sekali kejadian dimana ketika kita pintar mengkritisi orang ternyata ketika kita ditempatkan pada posisi dia...kita juga jatuh bahkan lebih parah. Kenapa terjadi? karena pada hakikatnya ALLAH SWT telah menciptakan manusia dengan intuisinya masing-masing...yang kalau tidak ditempatkan pada posisinya yang terjadi adalah jatuh.
Kalau kita cermati kerap kali
ALLAH SWT berusaha menunjukkan kekuasaanNya kepada kita dengan mengatakan kalimat-kalimat serupa, yang secara tidak langsung sebenarnya dilakukan dengan cara memasuki intuisi manusia yang berbeda-beda itu.
Tahukah kita kalimat-kalimat apa gerangan?
-- Tanda-tanda kekuasaan ALLAH bagi orang-orang yang mau berfikir
-- Tanda-tanda kekuasaan ALLAH bagi orang-orang yang mau mendengar
-- Tanda-tanda kekuasaan ALLAH bagi orang-orang yang beriman
-- Tanda-tanda kekuasaan ALLah bagi orang-orang yang mengerti
-- Tanda-tanda kekuasaan ALLAH bagi orang-orang yang mengetahui
-- Tanda-tanda kekuasaan ALLAH bagi orang-orang yang memahami
-- Tanda-tanda kekuasaan ALLAH bagi orang-orang yang bertakwa
Dan masih banyak lagi

Dalam ilmu psikologi mungkin intuisi intuisi diatas bisa di analogikan dengan gaya belajar seseorang seperti auditori (yang lebih mengandalkan pendengaran), kinestetik (yang lebih banyak "learning by doing"), visual ( yang lebih mengandalkan penglihatan) atau lebih kearah gaya bekerja konverger, diverger, assimilator dan eksekutor. Wallahu a'lam

Hmmmm sebuah tulisan yang sepertinya nggak nyambung dari awal sampe akhir...tapi aku senang karena bisa menarik sebuah kesimpulan khusus dari seluruh koridor pemikiran yang aku tulis ini, bahwa...menjadi orang bijak harus dimulai dengan belajar istiqomah, belajar ikhlas dan belajar mengenal karakter.

ALLAH ajari aku untuk memahami semua ini...

Jumat, 01 Mei 2009

belajar dari seorang pengamen

Kenapa ya...tiba2 aku jadi inget pengamen yang pernah aku temuin dulu jaman kuliah....sepertinya aku harus lebih banyak belajar dari orang-orang seperti mereka. Jadi ceritanya waktu itu aku lagi nungguin temen yang lagi beli makan malem di sebuah warung tenda di pinggir jalan margonda. Tiba-tiba muncul seorang pengamen bertopi yang menyanyikan lagu ebiet g ade. Lagunya lumayan bagus...petikan gitarnya juga halus... menyihir belasan pengunjung warung tenda itu untuk larut dengan tenggelamnya malam secara tidak disadari.

Setelah beliau selesai menyanyikan lagu tersebut...beliau mengangkat topi dan mulai berkeliling kepada setiap pengunjung warung tenda, meminta sedikit saja dari kelebihan rezeki yang sedang mereka nikmati saat itu. Tapi ternyata tidak seorang pun yang memberinya uang termasuk aku karena memang saat itu aku benar-benar gak bawa uang. Sekilas aku melihat kekecewaan pada wajah pengamen tersebut. Tapi sebentar kemudian dia berusaha untuk menutupi kekecewaannya dan bernyanyi warung tenda sebelah kami.

saat itu aku berfikir...sanggupkah aku menjadi dia? yang terus berjalan walau harus dihantam penolakan dengan berbagai alasan (entah karena pengunjungnya gak punya uang lebih, dicuekin karena ngobrol, atau memang pengunjungnya bener-bener pelit)

tapi pengamen itu begitu tegar...dia begitu sanggup untuk menerima penolakan. dia begitu sanggup untuk merendahkan harga dirinya di depan orang banyak. dia begitu sanggup untuk susah, sakit dan kecewa.

Sementara aku...aku begitu sanggup untuk menjadi seorang sarjana...aku begitu sanggup untuk menjadi orang sukses aku begitu sanggup menerima kenyataan hidup itu mudah....sanggupkah aku menjadi dia? Sebetulnya pengamen itu justru lebih hebat dari aku karena pastinya diapun juga sanggup untuk menjadi sarjana, menjadi bos besar di sebuah perusahaan mewah, menjadi orang penting, sanggup untuk hidup layak. Tapi ternyata dia lebih cerdas memaknai hidup dari pada seorang aku yang sebentar-sebentar mengeluh.

Saat itu aku begitu menyadari bahwa secara tidak disadari sebenarnya aku telah menjadikan dunia menjadi thagut dalam diriku..dan perenungan tentang beliau ternyata menjadi cambuk buat diriku sendiri.

tapi kenapa ya... akhir-akhir ini aku merasa begitu nyaman dengan kondisi ku...begitu banyak kemudahan yang ALLAH berikan kepadaku. Bukan aku tidak bersyukur...tapi aku takut jatuh dan terlena dengan kondisi ini, lebih parah lagi kalau aku menjadi takut terhadap masalah.
Sepertinya aku harus banyak merenung yah...ada apa dengan diriku...semoga ALLAH tidak menakdirkan aku seperti abu lahab yang taubatnya tidak diterima oleh Rasul dan para khalifah. Kalaupun ALLAH menakdirkan aku untuk tetap jatuh aku berharap diriku seperti abu darda yang kembali lagi merengkuh cinta ALLAH dalam kenikmatan menjadi zuhud diantara gelimang harta yang dimiliki setelah ia tertipu beberapa saat.


Ah...ALLAH...ajari aku untuk memaknai semua ini


Ketika semua jalan mulai terbuka...Nilai sebuah tantangan menjadi terasa tak bermakna...ALLAH ajari aku untuk bertahan walau seribu pujian menghantam keikhlasan...





Kamis, 26 Maret 2009

Untukmu Generasi Harapan Islam

Wahai saudaraku sekalian...
Ketahuilah bahwa hidup ini bukan hanya perputaran siang dan malam
bukan hanya pergantian lapar dan kenyang, ada dan tidak
bukan hanya pilihan antara suka dan tidak suka, cinta dan benci
bukan hanya aktualisasi emosi dan nafsu, kerakusan dan kekuasaan
Hidup ini jauh lebih dari sekedar itu!!!

Wahai saudaraku...
Ketahuilah bahwa kemuliaan itu mahal dan kerendahan itu hina,
Ketinggian itu berat dan kenistaan itu murah,
Ketahuilah bahwa hidup ini menjadi tak berarti tanpa perjuangan
Dan perjuangan akan sia-sia tanpa kebenaran
Perjuangan dinilai dari pengorbanan dan pengorbanan ditentukan oleh keikhlasan
Cinta membutuhkan pembuktian dan pembuktian tak akan berarti tanpa ketulusan

Wahai pemuda-pemudi islam...
Apa yang bergemuruh di dadamu?...Apa yang bergulat di otakmu?
Apa yang bergolak di emosimu?...Apa yang terobsesi di mimpimu?
Kepalanmu masihkah kencang?...Sorot matamu masihkah tajam?
Teriakanmu masihkah lantang?...Idealismemu masihkah menjulang?
Semangatmu masihkah membara?...Jiwamu masihkah perkasa?

Wahai pemuda...
Aku tantang engkau untuk berlari, mendaki, setinggi apa engkau mampu?
Aku tantang engkau untuk bekerja, berpetualang, sehebat apakah engkau?
Aku tantang engkau untuk menghadapi badai, seteguh apakah kakimu berpijak?
Aku tantang engkau untuk mengarungi samudera, sebesar apakah kesabaranmu?
Diantara sekian banyak kesedihan dan kekhawatiranku
masih ada secercah harapan 'kan terwujud
Kita bisa menjadi satu untuk menuju Yang Satu

***

Ya Allah maafkan kesalahan kami dan ampunilah dosa kami
Satukanlah hati dan langkah kami. Curahkanlah rahmat dan inayah-Mu kepada kami
Ya Allah hanya kepada-Mu aku sandarkan semua harapanku
Aku adukan segala keluh kesah dan kelemahanku
Engkau Maha Mengetahui isi hati hamba-Mu
Rengkuhlah aku dalam cinta dan kasih sayang-Mu

al faqir ilallah

Kamis, 19 Februari 2009

Sesal



Di hadapan Nya aku tergugu


Setiap aksara yang kurangkai menjadi mati tiada makna

Hanya tetesan air yang mampu ku bulirkan dari sepasang mata yang sembab...


Sesengguk isak tangisku mencuci sebongkah hati

Luluh lantakkan segala pongah

Tersungkur di lautan sujud

Terjerembab di jurang sesal


Wahai malu kemana harus ku sembunyikan wajah ini?

Dihadapan Nya aku tertunduk tanpa arti

Segala topeng yang ku renda hilang tiada bentuk...

Remuk redam bersama jiwaku yang lapuk


Allah ajari aku untuk mencintai Mu...

agar aku dapat mencintai apa apa yang Engkau cintai...

Sepenuh hati....sepenuh raga...

Minggu, 15 Februari 2009

Resonansi Kehidupan

he...he...entah kenapa tanganku selalu gatel pengen nulis apa aja yang sedang berada dalam koridor pemikiranku...walau orang bilang aku ini aneh...filosofis...gak jelas...tapi aku mah seneng-seneng aja dengan segala pendapat mereka. Yah maklumlah yang namanya calon "seleb" ;D emang harus begitu ...kalo gak gitu yah majalah gosip gak akan laku...itu artinya aku gak bisa ngasih tambahan income buat penjual majalah :D (apa coba...ngelantur buangetz)

Seperti kejadian kemaren malem...qori bilang aku ini pantes banget temenan sama temennya (siapa lupa namanya...) yang filosofis sejati gara-gara aku ngebahas tentang makna ikhlas yang dibahas temenku fitri waktu ngisi kajian bedah buku untukmu 'kader dakwah'. Malam itu aku langsung meng-eksplor semua pemikiranku yang menghubungkan antara sains dan ikhlas. Tapi ...biasalah kalo lagi kondisi begitu pasti qori ngetawain aku....huh...

Cerita fitri ini pas banget kejadiannya dengan waktu kemaren siang aku n qori ke gedung HPA yang baru...pas naik bajaj mau ke alhikmah kita ngelewatin gedung HPA yang lama. And otomatis juga ngeliat warung tukang soto favorit kami tempat kami makan kalau ke gedung HPA. Kosong...tutup.
Kita sedih juga ngeliatnya :(...karena inget waktu terakhir kita makan disitu...pemiliki warung bilang kalau dia sebetulnya sedih waktu beliau denger gedung HPA mau pindah karena artinya warung sotonya bakal sepi pengunjung. Spontan aku berfikir seringkali kita gak menyadari bahwa setiap gerak gerik kita sebetulnya secara gak langsung sangat memiliki imbas pada orang lain. Sebetulnya ada orang-orang yang secara gak langsung menggantungkan harapannya pada kita. Trus qori menyambut ceritaku dengan cerita seorang temannya yang selalu berprinsip untuk tidak berbelanja ke Mall "demi menghidupkan usaha orang-orang kecil" katanya. Betul buangetz....kalau bukan kita...sesama rakyat kecil...siapa lagi... Biarpun mahal...tapi yang jualan saudara kita...sesama rakyat kecil...bahkan mungkin sesama muslim yang keuntungannya juga mereka gunakan untuk umat muslim

Hal ini pula yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat ketika mereka baru saja hijrah dari Mekkah menuju madinah. Mereka mendirikan "Pasar Anshor" yang pada akhirnya membuat pedagang yahudi menjadi gulung tikar.

Memang setiap amal itu dinilai dari niatnya...ikhlaskah atau tidak? ikhlas adalah Ruh dari segala amal...Trus tujuannya apa? karena apapun yang kita perbuat niscaya hasilnya akan kembali kepada pelakunya...

Ini yang disebut sebagai resonansi dalam dunia sains.
Bagi yang pernah tau dan melakukan praktikum tentang bandul. Jika beberapa bandul logam (anggaplah bandul A,B,C,D,E) kita gantungkan sejajar dan rapat, kemudian bandul A kita tarik dan kita lepaskan menghantam bandul B sebesar gaya F niscaya bandul terakhir akan menerima sinyal untuk berayun sebesar gaya yang sama walaupun bandul B,C,D tidak bergerak.
Dalam ilmu fisika ini disebut gaya aksi dan reaksi. Berapa besarnya gaya aksi yang kita berikan...niscaya akan memberikan reaksi yang sama.Kenapa begitu...karena sebetulnya telah terjadi perpindahan energi dari bandul A ke bandul E dengan besar gaya yang sama, merambat melalui bandul B,C,D.
Kalau kita bawa laboratorium kehidupan kecilnya Allah ini kedalam dunia nyata... kita akan menemukan makna ikhlas yang sesungguhnya.
Bandul A kita ibaratkan sebagai niat; bandul B,C,D kita ibaratkan sebagai proses; bandul E sebagai hasil. Energi yang merambat itu adalah ruh (ikhlas).
Jadi jika kita ingin mendapatkan simpangan yang semakin jauh di bandul E maka kita pun harus memiliki gaya tarik yang besar dari bandul A. Tetapi gaya tarik saja tidak cukup tanpa adanya pentransferan energi dari satu bandul ke bandul yang lain. Tanpa adanya transfer energi...sebesar apapun gaya tarik yang kita lakukan terhadap bandul A, niscaya bandul E takkan memberikan simpangan sebesar apapun seperti apa yang kita inginkan. Dengan kata lain, sesuatu yang kita usahakan...akan sama hasilnya dengan keluarannya. Jika kita menanam kebaikan...maka hasilnya adalah kebaikan yang timbul atau sebaliknya. Besarnya hasil dari kebaikan yang kita tanam tergantung pada energi keikhlasan yang kita miliki karena energi ikhlas inilah yang menjadi mediator antara kita dengan hasil perbuatan kita. Berapapun besar usaha kita tanpa adanya ikhlas adalah nihil belaka.Ikhlas itu sangat dinamis tersembunyi tapi pada hakikatnya ada...dia adalah ruh (energi) dari segala amal yang akan menghantarkan keberhasilan dari setiap apa yang kita cita-citakan. Buat seorang aktivis dakwah (buat aku terutama) ini menjadi tausiyah yang penting karena sangat berhubungan dengan dakwah fardiyah. Jika kondisi kita baik...insya Allah...objek dakwah kita juga baik...atau sebaliknya.

Ini yang disebut sebagai resonansi kehidupan. Subhanallah ya...lagi-lagi Allah menunjukkan tausiyahnya kepada kita melalui sains. Yah...walaupun IPK tidak cum laude tapi ke laut (he...he...) alhamdulillah aku cukup bisa memahami Al Quran dalam sains dan itu membuatku begitu bersujud dan bersyukur karena Allah telah mengajari aku untuk mengenalNya dalam sisi yang berbeda.

Satu hal yang selalu saya yakin bahwa diri kita ini tak ubahnya sekumpulan energi yang masing-masing bisa memiliki hubungan dengan benda sekitar...tanpa kita sadari.
Mengenai cerita tentang hubungan antara kita dengan benda sekitar...pernah saya dapatkan waktu mengikuti pelatihan hypnoterapi, intinya Subhanallah, luar biasa, Allahuakbar, Laa haula walaa quwata illa billah.

Jumat, 16 Januari 2009

Letter from palestine

Letter From Palestine

I don't know what they want
as I'm just a poor little girl
Living alone no more sisters nor brother



My friend
I always remember when took my parents
That group of strangers to me to worry not
That my parents would be back to me
But not to this day do I ever see



My friend
Now that I've nothing to carry, no to worry
That I find no more of mother's affection
Nor father's smile saying "hi sweetie"
But I still have hope though faint as it is





To whom shall I turn for help?
will anybody listen to my whining?
I am just a poor little girl, one of the many
who will only live of tha aids of humanity

we will not go down (song for gaza)



WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
Copyright 2009


A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Jumat, 09 Januari 2009

Maryamah Karpov

Maryamah Karpov tetralogi keempat dari Andrea Hirata yang kutunggu-tunggu...menurutku bacaan ini masih menggambarkan karakter Ikal yang kuat dan tidak mudah menyerah. Terus terang aku kagum dengan perjuangannya. Dalam cerita ini diceritakan Ikal baru saja pulang dari Perancis setelah menamatkan gelar masternya. Dan kembali menjalani kehidupannya seperti semula...dikampung menjadi pengangguran dan pemimpi berat. Klimaks cerita dimulai dari ketika ia menemukan rajah kupu-kupu dari seorang tionghoa yang mati terdampar dilaut. Rajah kupu-kupu yang mengingatkan ia akan sosok A Ling yang dicari-cari selama ini dalam pengembaraannya diseparuh dunia. Ikal merasa mendapatkan titik terang dalam pencariannya. dan sejak saat itu ia bertekad untuk menemukan A Ling...apapun rintangannya. Tapi ternyata semua tak semudah yang dibayangkan karena Ikal harus menghadapi beberapa rintangan yang berat.

Rintangan pertama adalah Ikal harus mencari uang sebanyak-banyaknya untuk mencari A Ling. Dari pekerjaan paling kasar menjadi kuli sampai paling halus yaitu mengirimkan artikel-artikel ilmiah ke bulletin kampus dilakukannya demi cinta. Tetapi hasilnya Nihil tetap saja Ikal tak mampu mencapai targetnya

Rintangan kedua adalah ia harus membuat perahu sendiri....kasus ini pada akhirnya terpecahkan karena ingatannya pada sosok Lintang. Ada satu kalimat yang aku suka dari Lintang " Kesulitan akan gampang dipecahkan dengan mengubah cara pandang, Boi ". Kalimat inilah yang membuat Ikal mengubah sudut pandang dirinya dari tidak tahu apa-apa menjadi seorang pembelajar sejati. Kisah membuat perahu ini sangat kental dengan muatan ilmu-ilmu fisika, geometri dan sejarah. Ini memberi pelajaran kepada kita bahwa ketika kita menghadapi masalah... maka pandanglah dari sudut yang bermacam-macam karena disitulah kesejatian sebuah ilmu. Tidak berdiri sendiri...

Rintangan ketiga adalah ia harus menghadapi tokoh-tokoh yang sangat ditakuti dan disegani oleh masyarakat belitong, yaitu "Tuk Bayantula dan Tambok". Rintangan ini terpecahkan karena kecerdikan seorang Mahar sahabat ikal yang "unpredictable" dan genius dalam bidang ilmu perdukunan. Penyelesaiannya juga sangat sederhana... yaitu hadiah sebuah TV dengan semut-semut sebagai aktornya :) yang ia berikan kepada Tuk Bayantula yang pada akhirnya meluluhkan hati Tuk Bayantula untuk membantu Ikal dalam menghindari kejahatan Tambok. Pada kisah ini pada akhirnya Ikal berhasil menemukan A Ling. Kisah pada rintangan ketiga ini juga syarat dengan muatan sejarah.

Hal yang konyol dalam cerita ini adalah tradisi taruhan yang dilakukan oleh warga Belitong. Kemudian bagaimana kekeuhnya ketua Karmun merayu Ikal untuk mencabut giginya di klinik dokter Diaz. Sebuah pertaruhan antara kemampuan dan harga diri juga terjadi disaat drg Diaz mencoba mencabut gigi Ikal. Trus kejahilan Ikal dalam "membohongi" ibu nya untuk lari dari shalat witir berjamaah demi menemui A Ling pujaan hatinya.

Hal yang aneh dalam cerita ini adalah kemudahan dalam kesulitan yang seringkali muncul tiba-tiba dan dalam cara yang sederhana,contoh sewaktu Ikal menghadapi sidang masternya yang di uji oleh "La Plagia" seorang dosen cerdas, galak, nyelekit dan sangat ditakuti oleh mahasiswa-mahasiswanya. Semudah itukah? kalau memang "La Plagia" adalah seorang perfeksionis, ia seharusnya tau waktu dan tempat yang cocok untuk sekedar berbincang dengan profesor Turnbull. Keanehan lainnya judul maryamah karpov (seorang wanita pemain biola yang kerap kali menemani Ikal dalam kebingungannya memecahkan misteri pembuatan perahu) yang sampai sekarang aku masih gak ngerti apa hubungannya. Juga tentang televisi bersemut yang diberikan kepada Tuk Bayantula...emangnya ada listrik penghubung di pulau terpencil seperti itu? Kalau memang ada listrik seharusnya tuk bayantula gak jadi norak gitu ngeliat TV bersemut. Terus...katanya Tuk Bayantula galak...dan sadis.

Ending dari cerita ini begitu tidak terduga... karena Ikal tidak seberuntung Arai dalam menemukan jodohnya. Niatan Ikal untuk menikahi A Ling tidak disetujui oleh ayah juara satunya.

At least...aku suka buku ini karena syarat ilmu pengetahuan. Tapi saya masih lebih suka karya Andrea Hirata yang ketiga..."Edensor".

nice words


Ikhlas itu bagaikan semut hitam diatas batu yang hitam di malam yang kelam. Berwujud tetapi sulit dilihat

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Kebaikan itu menyinari wajah, menyilaukan cahaya jiwa, membuka pintu rizki, menguatkan tubuh danmenambah cinta dalam hati.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Saudaraku mari luruskan niat, membina umat,menggapai hidayah. Mantapkan langkah kita di jalan berliku yang penuh perjuangan. Biarkan debu-debu menjadi saksi, peluh dan darah menghias diri. Tetapkan hati ini untuk setia pada ikrar, mengusir setiap ragu, melaju, menderu tanpa jemu, runtuhkan barisan musuh-musuh kita!!! Tautkan jiwa-jiwa kita hingga meraih kemenangan atau kesyahidan sejati.Percayalah bahwa Rabb kita Maha menepati janji

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidaklah islam akan semakintegak kecuali oleh jundi-jundinya yang tsabat dijalan yang semakin mendaki, sempit dan sepi. Hanya satu yang membuat mereka dapat bertahan adalah karena mereka ingin lekas berjumpa dengan Rabbnya... Tetaplah istiqomah... Kadang kesendirian adalah cara Allah untuk mendekat pada hambaNya... Mari kita sama-sama belajar dan belajar untuk ikhlas meniti jalan ini, jangan biarkan setitik 'kecewa' membuat langkah ini surut apalagi terhenti ...

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Sabar itu ada 3 macam, sabar menjalani musibah penderitaan, sabar mengerjakan ketaatan, sabar meninggalkan kemaksiatan

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Selangkah ke alam perjuangan berarti selamanya dalam kepahitan. Biarlah menangis, terluka kecewa karena Allah. Daripada mati tanpa mujahadah. Kita tak sanggup selamanya terluka, tapi ingatlah setiap tetesan darah dari luka dan air mata itulah mahar kita menuju syurga. Bila ditanya kenapa perjuangan itu pahit? jawabnya karena syurga itu manis. Semoga diri kita senantiasa tabah dalam perjuangan di jalanNya

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Terkadang Allah hilangkan sekejap matahari, kemudian didatangkan guruh dan kilat. Puas kita mencari di manakah matahari berada...rupanya Allah ingin hadiahkan kita PELANGI.
Sabar dan tabah menyikapi cobaan

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Kemuliaan Manusia Dalam pandangan Allah tidak diukur berdasarkan postur tubuh yang sempurna, harta yang banyak, keturunan yang baik, Pangkat yang tinggi dan kekuasaan yang luas di dunia, namun di tentukan oleh kemuliaan jiwa yang menghuni raganya. Jiwa yang bersinar karena Iman didalam dada. Jiwa yang semangatnya senantiasa tetap membara dan sanggup memberikan apapun yang terbaik untukNya. Jiwa yang merindukan syurga karena Disitu ia akan berkumpul bersama para kekasihNya

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Allah fitrahkan hati kami dengan selaksa cintaMu. Bersama secuil nurMu yang meluruh di raga kami. Izinkan kami untuk bersimpuh dipintuMu. Menjadi manusia baru yang tak pernah jenuh mencintaiMu

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi, dalam kekurangan harta ada kekayaan jiwa, dalam kesempitan hidup ada keluasan ilmu. Hidup ini indah jika segalanya karena Allah.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Cinta kepada Allah adalah bagaikan pohonkurma yang akarnya menghujam dalam kedasar bumi, memanjang dan berakhir pada oase.Hal itu membuatnya kokoh dan tetap memberi manfaat walau disekelilingnya adalah gurun yang gersang

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Ya Allah jaga sahabat dakwahku, kuatkan pancang kakinya dijalanMu, kuatkan jasadnya dengan anugerahMu, kuatkan ruhnya dengan ruhMu, buat ia tersenyum sehingga di syurga kelak kami bisa bertemu

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Sesungguhnya orang-orang yangberiman adalah yang jika diingatkan dengan ayat-ayat Kami, mereka menyungkur sujud dan bertasbih memuji Tuhannya, lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa dengan penuh dan harap, serta menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Allah ambillah kesedihan saudaraku, bahagiakan hatinya dengan mengenalMu. Berkahi langkahnya dengan anugrahMu, mudahkan kesulitannya dan sayangi dia seperti Engkau menyayangi hamba-hambaMu yang sholeh, sungguh aku mencintainya karenaMu