Jumat, 28 Desember 2007

RENUNGAN DI AKHIR TAHUN

Mengakhiri tahun 2007....tahun yang bener2 membuatku terus merenung tentang hakekat hidup dan kehidupan....Yah sebab ditahun inilah aku harus kehilangan orang2 yang kusayangi...ibuku yang super sabar....sahabatku yang super unik....nenekku yang super islami.
Entah bagaimana harus kulukiskan perasaan ini....masih terekam jelas dibenakku bagaimana saat2 terakhir aku menemani ibuku dirumah sakit....Begitu jelas buatku tentang gambaran sakaratul maut yang sesungguhnya....begitu payah...begitu sakit....padahal ibuku adalah seorang yang tidak pernah meninggalkan sholat malam, sholat sunnah, tilawah qur an, bahkan dalam keadaan sakitnya (menjelang sakaratul mautnya) beliau tidak lupa tuk menjalankan shalatnya. Ibu ku adalah sosok yang super sabar....bahkan dalam keadan sakitnya beliau sangat sabar...tidak banyak mengeluh...padahal sebetulnya beliau menahan rasa sakit yang sangat....aku masih jauuuuuuhhhh dari tingkat kesabaran seperti itu....Allah sampaikan maafku pada ibuku...

Begitu pula saat kepergian wahyu...sama sekali tidak terduga...karena disaat terakhir pertemuan kita...aku masih sempet bercanda...ku ingat kalo aku masih punya janji dengan beliau tuk ngajarin pake jilbab dobel....yang membuat aku begitu terpaku adalah 2 bulan sebelum kepergiannya aku sempet memberikan tausiyah mengenai ajal kepada why...waktu itu kubilang kalo umur ga da yang tau....kapanpun dan kepada siapapun."Why...ternyata apa yang kuucapkan terjadi sama kamu...dan saat itu aku gak pernah menyangka bahwa umur kamu tinggal 2 bulan lagi...."

Terakhir...kepergian nenekku sendiri....
Alhamdulillah ya...setahun sebelum kepergian nenekku...aku dan ibuku masih sempet pulang ke kampung....untuk melihat keadaan nenek....
Beliau sudah pelupa bahkan untuk menyebut nama 5 anaknya saja beliau tidak sanggup apalagi mengenal sosok aku sebagai cucunya....Satu hal yang membuatku terkagum dengan beliau adalah dalam kondisi pikunnya yang sangat beliau masih hafal bacaan Al Quran. Selesai subuh aku selalu berusaha menyempatkan diri membaca Al Ma'tsurat disamping nenekku...tapi yang terjadi adalah beliau meminta aku mendengarkan dan menuntun bacaannya....Sebuah kejadian yang menurut aku luar biasa...

Allah bagaimanakah akhir diriku???? dalam keadaan bagaimana aku???? beriman kah atau justru dalam keadaan tertipu???? merasa sudah beriman padahal muflis.

Semoga Engkau mengampuni ya Rabb, jikalau diri ini ternyata masih belum sanggup menjadi hamba-Mu yang sholehah.

Semoga Engkau mengampuni jikalau hati dan lisan ini masih terkotori oleh noda dan dosa.

Semoga Engkau mengampuni jikalau diri ini masih belum ikhlas...

Robb, sungguh cintaku pada-Mu begitu dalam...kerinduanku begitu memuncak...
lalu...akankah Kau biarkan diri yang mencinta ini tidak dapat memandang keagungan wajah-Mu???

Sungguh ya Robb,tak ada kesedihan yang lebih dahsyat daripada kesedihan ketika Engkau memalingkan wajah-Mu dari ku...

Kamis, 27 Desember 2007

KITA....

Tak ada jalan bagi manusia untuk bersikap sombong dan takabur.
Karena kita hanya berasal dari setetes mani yang akan berakhir menjadi bangkai yang menjijikkan dan hidup dengan sekujur tubuh yang berisi kotoran.

Kemuliaan bagi kita justru karena kita menyadari kekurangan dan kelemahan kita dihadapan Allah.
Ingatlah akan datang suatu hari dimana kita mempertanggungjawabkan apapun yang kita lakukan dan takkan pernah pernah tertukar amal sedikit apapun.
Semua akan kembali kepada pembuatnya.
Ingatlah hari pembalasan yaitu hari yang tidak pernah dirugikan orang yang berbuat kebaikan.

(Tausiyah dari sahabatku parti...:)

Jumat, 21 Desember 2007

Cinta

Cinta...adalah sebuah kata yang selalu menjadi bahan perbincangan dari zaman ke zaman,sejak zaman nabi Adam hingga sekarang.Begitu pentingnya arti cinta bagi kehidupan, maka tak heran jika cinta memiliki peranan yang besar bagi sebuah peradaban.Pada masa Yunani kuno cinta sering digambarkan sebagai kerinduan terhadap keindahan.
Dalam ajaran tasawuf cinta menjadi "icon" penghubung antara seorang hamba dengan Khaliqnya.
Tersebutlah beberapa nama seperti Abdul Qadir Aljaelani, Jalauddin Rumi,Rabiah Al adawiyah yang menunjukkan ketulusan cintanya yang sangat dalam kepada Allah.
Suatu hari Rabiah Al Adawiyah sedang berjalan dengan menjinjing seember air dan menggenggam obor, seseorang bertanya kepada beliau tentang perihal yang beliau lakukan.Rabiah menjawab "Aku ingin menyiram neraka dengan air ini dan membakar syurga dengan obor ini agar terbuktilah diantara para hamba-Nya mana yang mencintai Dia karena ketulusannya dan mana pula yang mencintai Dia hanya karena ketakutannya pada neraka dan pengharapannya pada syurga". Sebuah ketulusan cinta yang ditunjukan oleh RAbiah Al adawiyah sampai-sampai beliau sendiri tidak merasa perlu untuk menikah.

  1. Cinta menurut ibnu Arabi.Ibnu Arabi menyebutkan bahwa manusia merupakan pengejawantahan dari Allah, dimana 99 sifat Allah tercermin pada diri manusia. Selanjutnya sifat2 ini terbagi atas dua kutub yang saling berpasangan yaitu kutub perkasa (yang bertajalli dalam diri laki-laki) dan kutub lembut (yang bertajalli dalam diri wanita). Karena masing-masingnya menyimpan sifat-sifat Allah, maka adalah fitrah jika keduanya selalu ingin bersatu dan saling membutuhkan sehingga pada akhirnya rasa rindu menumbuhkan cinta dalam diri sepasang manusia.Bahkan dalam ungkapan yang lebih berani Ibnu Arabi mengatakan bahwa hubungan intim merupakan puncak penyingkapan Allah, karena disana wujud Allah bersatu secara sempurna. Pernyataan tersebut agaknya sejalan dengan sebuah hadist yang mengatakan bahwa menikah adalah menggenapkan setengah dien.
  2. Cinta menurut Ibnu Taymiah : Ibnu Taymiah membagi cinta kedalam 5 tangga
tangga 1 : Simpatik (At Tha'athu)
tangga 2 : Curahan hati (As shabaabah)
tangga 3 : Rindu (Atsauf)
tangga 4 : Tak ingin berpisah (Al 'asyiq)
tangga 5 : Penghambaan (Al 'ubuddiyah)
Tangga pertama sampai ke empat boleh dimiliki oleh siapapun sedangkan tangga terakhir hanya boleh diperuntukkan bagi Allah karena cinta pada tahap ini menghendaki adanya ketundukan yang intinya adalah tauhid (menjadikan Allah sebagai "issue sentral" bagi kehidupannya)
Kemudian jenis cinta terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu

  • 'athifiyyah, yaitu cinta yang berasal dari fitrah (memang begitu adanya). Cinta jenis ini lahir begitu saja dalam diri manusia dimana terminal akhirnya akan menghasilkan tabiat hidup. Cinta jenis ini begitu rapuh karena tidak memiliki landasan yang kuat. artinya, jika dibawa pada titik yang ekstrim justru akan membahayakan. Maka tak heran jika ribuan kisah si bodoh romeo and juliet, korupsi merajalela, angka aborsi yang terus meningkat terus terulang pada pemuja cinta athiffiyyah.
  • Syar'iyyah, yaitu cinta yang berasal dari syari'at (kehendak Allah). Cinta jenis ini hadir karena kerinduannya yang begitu mendalam pada Allah sehingga apapun yang Allah perintahkan, ia lakukan dengan sepenuh hati.Terminal akhir dari cinta ini adalah akan menghasilkan sebuah metode hidup. Cinta jenis ini begitu kokoh karena pemujanya selalu mengetahui seni menghadapi hidup dimana disaat senang ia bersyukur dan disaat susah ia bersabar.
" Sebutir debu Ridha-Nya lebih baik dari seribu amalan hamba yang sholeh.Nama-nama Nya adalah ruh dari segala ruh.Seruan-Nya adalah sumber permata. Cinta-Nya dalam jiwa. Dia adalah harapan dan pelarian kita. Ketika aku meyebut nama-nama Nya, kebaikan menjelma. Sebutan-Nya adalah yang disebut tanpa kemenduaan, tanpa kesangsian. Lupakan yang tampak, masuklah kedalam yang tidak tampak. Disana kalian akan menemukan perbendaharaan yang tiada tara. (Jalaluddin Rumi)."

Sabtu, 15 Desember 2007

Mengenali Allah

Mengenali Allah....itulah satu pelajaran yang saya dapatkan pertamakali saya mengikuti kegiatan mentoring...Kenapa? karena mengenali Allah adalah ujung tombak dari sebuah aqidah...

Bagaimana mungkin ada seseorang yang bisa mencintai orang yang tidak dikenalnya...

Begitu juga ketika kita ingin mencintai Allah..maka salah satu cara yang harus kita lakukan adalah mengenali-Nya.

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Allah itu tidak bisa dikenali melalui wujud...tetapi hanya bisa dikenali melalui penciptaan-Nya. Kenapa? Lalu seperti apakah Allah itu?

Ketika membahas mengenai ma'rifatullah...satu hal yang saya ingat adalah manakala saya belajar tentang kimia Quantum.

Teori Dalton megatakan bahwa bagian terkecil dari sebuah materi adalah atom...dimana inti atom adalah berupa proton, elektron dan neutron. Tetapi sebuah penemuan terbaru menemukan bahwa atom masih bisa dibelah lagi menjadi sebuah energi terhalus yang memiliki sifat sama sekali berlawanan dengan atom (quark dan quanta).

Penemuan ini didasari oleh perdebatan para ilmuwan-ilmuwan fisika tentang pendapat mereka mengenai konsep ruang dan waktu yang pada akhirnya berujung pada kesamaan pemikiran bahwa kehidupan ini tak ubahnya berasal dari kumpulan energi/sifat sehingga Albert Einstein menyatakan bahwa materi adalah energi yang dimampatkan.

Saya menganalogikan bahwa energi ini dalam bahasa psikologi disebut sebagai sifat dan bahasa islam disebut sebagai ruh.Kalau memang benar demikian, itu berarti bahwa pada hakikatnya hidup dan kehidupan ini justru berasal dari sesuatu yang disebut sifat(energi terhalus).

Energi terhalus ini lah yang membuat partikel-partikel yang ada didunia ini saling bergerak satu sama lain,tarik menarik,tolak menolak,dll.pendek kata antar mereka ternyata memiliki sebuah pergerakan yang khas dan saling memiliki hubungan

Mungkin kita tidak pernah menyadari ketika kita menempati suatu ruangan atau bertemu dengan seseorang, terkadang ada rasa nyaman atau sebaliknya pada diri kita. Itu semua disebabkan energi terhalus yang kita miliki dan energi terhalus yang dimiliki oleh ruangan/orang tersebut saling berkolaborasi (bersinggungan) sehingga menimbulkan perasaan ingin menerima atau menolak ruangan/orang tersebut walaupun sebelumnya kita tidak pernah melihatnya.

Maka tak heran jika Allah justru mengenalkan dirinya dalam bentuk sifat (energi terhalus) bukan benda, karena energi inilah yang pada akhirnya mengatur segala keseimbangan yang terjadi dialam ini (sifat menolak/menerima).Pengenalan Allah dalam bentuk benda hnaya akan mebunuh sebagian dari karakter Allah yang sesungguhnya.Mengenal Allah melalui sifat-Nya justru akan mengantarkan manusia untuk bisa mendekatkan diri pada-Nya walau kita tidak pernah melihatnya.

Mungkin kita pernah menonton sebuah film yang yang bukunya pernah kita baca...misalnya The da Vinci Code... buat mereka yang pernah membaca bukunya pasti akan mengatakan film nya tidak sebagus buku...kenapa? karena film (efek visualisai) terbatas dengan ruang dan waktu dan membuat penonton menjadi terpaku pada yang di visualisasikan, ini berarti membunuh sebagian karakter cerita yang sesungguhnya. Lain halnya ketika kita membaca buku nya...membaca buku akan mengajak kita berimajinasi secara bebas tak terbatas ruang dan waktu sehingga penggambaran sebuah cerita menjadi lebih dalam dan lebih lekat kepada para pembacanya. Seperti inilah yang Allah harapkan dari kita...tidak menggambarkan dirinya dalam bentuk benda agar manusia dapat berimajinasi secara bebas tentang Allah sehingga menjadikan-Nya lebih lekat di hati hamba-hamba-Nya.

Sebuah percakapan yang mungkin bisa menjadi renungan
A : Ngapain sih percaya sama Tuhan yang bentuknya aja gak tau kayak apa?
B : Kamu percaya kalau atom benar-benar ada?emang kamu pernah tau bentuknya?
A : Percaya...betuknya relatif tergantung dari jenis dan massa jenis atomnya
B : Kalau gitu ngapain percaya kalau bentuknya aja kamu gak pernah tau...
A : Kan ada bukti ilmiahnya....
B : Begitu juga Allah gak pernah dipahami wujud-Nya tetapi dengan bukti ilmiah kita bisa mengenal-Nya

Minggu, 09 Desember 2007

belajar menulis

Aku memang suka buangetzzzz menulis dan mengedit tulisan-tulisan bagus. Entah kenapa kalau sudah berhubungan dengan menulis, melukis..hmmm aku sanggup melakukannya sampai berjam-jam...sebenarnya hobi ini udah lama cuma mungkin kurang tersalur dengan baik...bahkan sebenarnya aku sampai punya 2 buku kumpulan tulisan aku sendiri yang aku tulis sejak SMP (tapi sekarang buku-buku kesayanganku itu kemana yah???).Menulis menurutku adalah satu cara untuk menuangkan segala inspirasi dalam diri kita...kita bisa berimajinasi secara luas tanpa batas,ruang dan waktu...

banyak orang besar yang memulai keberhasilan dirinya dari menulis...bahkan buat mereka yang memiliki kesulitan untuk berbicara di depan umum karena grogi, menulis bisa menjadi satu terapi ampuh yang berguna untuk membantu mengarahkan pemikiran yang akan kita eksplorasikan didepan umum.Menulis akan membantu kita untuk memecah satu persatu pemikiran yang terlalu bertumpuk diotak.

Ada satu kejadian menarik yang pernah saya temui...ketika saya pernah kenal dengan salah seorang penulis tetap di majalah AL IZZAH (majalah itu masih ada gak ya ). Beliau cerita sama saya bahwa untuk mengasah keahliannya dalam menulis...beliau kerap kali membuat catatan kuliahnya dalam bentuk narasi... :) . Wuah jarang-jarang nih aku nemuin orang yang modelnya begini...tapi...ide yang bagus (he...he...) dan itulah yang membuat beliau menjadi lebih bersemangat untuk terus belajar.

menulis itu mudah...asalkan kita mau belajar dan memperluas khazanah berfikir kita dengan bacaan-bacaan yang tentunya harus dimulai dari yang kita sukai.
menulis itu juga senjata yang bisa digunakan untuk meyebarkan opini yang baik melawan opini yang buruk
lalu kenapa kita enggan untuk memulainya...
menulis itu asyik kok....
yupz....belajar menulis....
padahal inikan ngetik yah...:)