Jumat, 28 November 2008

tausiyah bangun tidur

Hmmmmpfffh....sebuah kejadian yang....gimana ya?
hati ku dan perasaanku belum sepenuhnya sadar...tapi mata dan otakku sudah sadar. Maklum baru bangun tidur...dan dalam proses mengumpulkan nyawa (he...he...)
ketika aku mau beranjak dari tempat tidur tiba-tiba badan ku gak bisa bergerak.Perasaanku sepertinya aku sudah bangun tapi otak dan mata ku bisa menangkap kalau aku sebenarnya belum beranjak dari tempat tidur.Aku mencoba mengangkat tanganku...kukibaskan di depan muka... perasaanku aku sudah mengangkatnya tapi ternyata mataku tahu kalau aku belum mengangkat tanganku...Aduh kenapa ini?
Berkali-kali aku mencoba bangkit dari tempat tidur tapi gak mampu...dalam kondisi seperti itu aku mencoba mengingat-ingat apa yang belum aku lakukan. Ah... sepertinya aku belum baca doa bangun tidur...ya udah..ku baca doa bangun tidur "Alhamdulillahilladzi.....". terus ku coba lagi untuk bangkit dan beranjak dari tempat tidur...aku masih gak bisa walau perasaanku mengatakan kalau aku sudah beranjak dari tempat tidur "astaghfirullah...ada apa ini?"dalam hati ku bertanya...Tapi aku tahu aku gak boleh begini dengan bismillah ku coba untuk menggerakkan sekujur tubuh sebisa yang aku lakukan.
"brukkkkk!!!!" alhamdulillah ternyata bisa juga...tapi apa yang terjadi...saat pertama kali aku bergerak...aku merasa ada sesuatu yang lepas dari tengkuk leherku...dan membuat tubuh bagian belakangku menjadi dingin.
Kemudian aku duduk....sambil beristighfar aku pegang tengkuk belakangku....hmmmmppffffhhh. ya Allah kenapa ya? tiba-tiba aku inget hadist nabi yang mengatakan ketika seorang hamba Allah bangun dari tempat tidurnya sebetulnya ada 3 ikatan yang terlepas dari dirinya...Allah...apa ini yang disebut 3 ikatan itu ya? wallahu a'lam bishowab. Aku melirik pada jam di handphoneku...sebenarnya masih 20 menit dari biasanya aku bangun pagi....kemudian aku merebahkan badanku lagi...tapi aku teringat kejadian yang barusan...hiiiii...aku jadi takut...dan menyegerakan diri untuk ke kamar mandi....
Setelah kejadian itu aku jadi merenung...bahwa ternyata antara otak...mata dan hati bisa menjadi begitu tidak singkron.Banyak orang cerdas tapi hatinya mati...sehingga walaupun kedua mata ini mampu melihat dan menjadi saksi...tetap saja buta untuk mengungkapkan kebenaran. Astaghfirullah...apa aku begitu ya? aku jadi teringat sebuah anekdot cerita dari seorang guru sekaligus sahabatku...

Suatu hari ada seorang pedagang kain...beliau kerap kali menjual kain-kain mahal dengan kualitas atas sehingga yang bisa membeli cuma orang-orang yang memang punya kelebihan harta. Kemudian lewatlah seorang saudagar yang kaya raya... saudagar itu memang sedang mencari kain terbaik...karena memang saudagar ini begitu menyukai kain-kain mahal dengan kualitas atas. Melihat kain yang dijual si pedagang kain ini...saudagar itu begitu tertarik dan langsung membeli kain-kain mahal beliau dengan tanpa pikir panjang.
Sesudah itu dengan bangganya saudagar kaya ini memamerkan kain-kain mahalnya kepada para tetangga...dan orang-orang di sekitarnya.Hari demi hari saudagar kaya ini memamerkan kepada siapapun.Sampai pada suatu hari...beliau menemukan sebuah kecacatan pada kainnya...bolong kalau di perhatikan dengan jeli. Spontan si saudagar menjadi marah karena merasa ditipu...Kemudian ia kembali kepada pedagang kain tersebut dan mengembalikan kain yang telah dibelinya.
Kemudian pedagang kain ini menangis ... Saudagar kaya bertanya..."kenapa kamu menangis?".
"Saya ingat amalan saya...." jawab si penjual kain.Saudagar kaya menjadi heran...apa hubungannya kain dengan amalan...Kemudian si penjual kain menjawab. "Tahukah saudaraku...betapa sebetulnya aku ini selalu menjaga setiap amalanku...shalatku...ibadahku...apapun yang Allah dan Rasulnya perintahkan...itu pula yang aku lakukan...tapi aku gak pernah tahu...bagaimana sebetulnya nilai diri ku dihadapan Allah. Apakah ada kecacatan dalam amalanku...apakah ada rasa sombong dan riya...yang terselip di diri ini? Boleh jadi aku dan orang-orang yang berada disekitarku mengganggap diriku begitu baik. Tapi Allah Maha jeli...bahkan tak ada satu daun pun yang gugur melainkan Allah mengetahuinya. Aku takut...ketika Allah menemukan kecacatan diriku...Allah menolak semua amalanku...seperti apa yang anda lakukan terhadap kain-kain yang saya jual. Mengembalikan semuanya tanpa tersisa....terbang dan hilang seperti debu yang tertiup angin".
Mendengar penjelasan penjual kain ini...saudagar kaya menjadi tercenung...dan memutuskan tidak jadi mengembalikan kain-kain yang telah dibelinya. Tapi kejadian ini justru membuat pedagang kain tersebut semaikn menangis dan menangis lebih keras lagi...saudagar kaya bertanya lagi..."apa yang sedang ada dalam pikiranmu?". Pedagang kain menjawab..."inilah yang sebetulnya aku harapkan dari Allah kekasihku...betapapun Allah yang Maha jeli tahu sebesar apa cacatnya diriku...Allah mau mengampuniku, pura-pura tidak tahu kecacatanku...dan menerima sekecil apapun amal perbuatan baikku...Aku cuma bisa berharap pada ridho dan belas kasih-Nya". Demi mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari mulut si pedagang kain ini...saudagarpun menjadi menangis...dan mereka tenggelam dalam tangisan khauf dan raja'


ya Rabbi...hamba benar-benar masih jauh dari sempurna...dan gak tahu...seperti apa diriku di hadapan-Mu apakah sudah baik...atau cuma seonggok makhluk berhati busuk yang mengaku baik.Walau diri ini tak kunjung sempurna...namun aku adalah seorang hamba yang berusaha untuk menjadi baik...
ya Rabbi...ampuni sebesar apapun kebohonganku dihadapan-Mu...
Ridhoi sekecil apapun amalanku...
ya Allah....anta Murobbi...tsabbit quluubana 'alaa diinika.


Sabtu, 22 November 2008

aku malu....

Hati ini begitu rindu...
Mengintip-Mu penuh pesona...
Namun aku malu ...
Karena ku sadar, bahwa aku manusia bersimbah salah.

Tak pantas rasanya ku mengadu...
Sementara sebongkah hati ini tak kunjung terbasuh air mata taubatku.
Bahkan seberkas nurani yang Kau hadiahkan pun,
tak pula ku sulutkan pada jiwaku yang temaram

Aku malu...ya Allah.
Mengharap titian muara tanpa tepi.
sementara diri ini masih saja terlena dalam sepi.
Sengajakan diri bermain-main dengan murka-Mu.

Aku memang malu...
tapi ku tahu kasih-Mu tak berbatas ruang dan waktu...
Walau diri ini begitu malu...
ku sadar bahwa aku begitu membutuhkan-Mu

Kamis, 13 November 2008

Surat Cinta Dari Manusia-Manusia Yang Malamnya Penuh Cinta

Wahai orang-orang yang terpejam matanya, perkenankanlah kami
manusia-manusia malam menuliskan sebuah surat cinta kepadamu. Seperti
halnya cinta kami pada waktu malam-malam yang kami rajut di sepertiga
terakhir. Atau seperti cinta kami pada keagungan dan rahasiaNya yang
penuh pesona. Kami tahu dirimu bersusah payah lepas tengah hari
berharap intan dan mutiara dunia. Namun kami tak perlu bersusah payah.
sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiara dari surga.

Wahai orang-orang yang terlelap, sungguh nikmat malam-malammu,
gelapnya yang pekat membuat matamu tak mampu melihat energi cahaya
yang tersembunyi di baliknya. Sunyi senyapnya membuat dirimu hanyut
tak menghiraukan seruan cinta. Dinginnya yang merasuk semakin membuat
dirimu terlena, menikmati tidurmu diatas pembaringan yang empuk,
bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik
selimutmu yang demikian hangatnya.

Wahai orang-orang yang terlena, ketahuilah, kami tidak seperti dirimu!
Yang setiap malam terpejam matanya, yang terlelap pulas tak terkira.
Atau yang terlena oleh suasananya yang begitu menggoda. Kami tidak
sepeti dirimu!! kami adalah para perindu kamar di surga. Tak pernahkah
kau dengar Sang Insan Kamil, Rasulullah SAW bersabda: "sesungguhnya di
surga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi
dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi
makan orang-orang yang memerlukan, menyebarkan salam serta mendirikan
sholat pada saat manusia terlelap dalam tidur malam." itulah sebuah
kamar yang menakjubkan bagi kami dan orang-orang yang mendirikan
sholat pada saat manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.

Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta, kau pasti pernah
mendengar namaku disebut. Aku Abu Khurairah , Periwayat Hadits.
Kerinduanku akan sepertiga malam adalah hal yang tidak terperi.
penghujung malam adalah kenikmatanku terbesar. Tapi tahukah kau?
kenikmatan itu tidak serat merta kukecap sendiri, ku bagi
malam-malamku yang penuh syahdu itu menjadi tiga. Satu untukku, satu
untuk istriku tercinta dan satu lagi untuk pelayan yang aku kasihi.
Jika salah satu dari kami telah selesai mendirikan sholat, maka kami
bersegera membangunkan yang lain untuk menikmati bagiannya.
Subhanallah, tak tergerakkah dirimu? pedulikah kau pada keluargamu?
adakah kebaikan yang kau inginkan dari mereka? sekedar untuk
membangunkan orang-orang yang paling dekat denganmu, keluargamu?

Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki. sejarah mencatatku
sebagai sang Penakluk Kesombongan pasukan salib, suatu kali seorang
ulama tersohor Ibnu Katsir mengomentari diriku, katanya, "Nuruddin itu
kecanduan sholat malam, banyak berpuasa dan berjihad dengan akidah
yang benar. "Kemenangan demi kemenangan aku raih bersama pasukanku.
Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam sebuah perbincangan seru. Kata
mereka, "Nuruddin Mahmud Zanki menang bukan karena pasukannya yang
banyak. Tetapi lebih karena dia mempunyai rahasia bersama Tuhan". Aku
tersenyum, mereka memang benar, kemenangan yang kuraih adalah karena
do'a dan sholat-sholat malamku yang penuh kekhusyu'an. Tahukah kau
dengan orang yang selalu setia mendampingiku? Dialah Istriku tercinta,
Khotum binti Atabik. Dia adalah istri sholehah di mataku, terlebih di
mata Allah, malam-malam kami adalah malam penuh kemesraan dalam
bingkai Tuhan.

Gemersikan dedaunan dan desahan angin seakan menjadi pernak-pernik
kami saat mendung di mata kami jatuh berderai dalam sujud kami yang
panjang. Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat
belahan jiwaku itu tampak murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yang
membuatnya resah. Ya Allah, ternyata dia tertidur, tidak bangun pada
malam itu, sehingga kehilangan kesempatan untuk beribadah.
Astaghfirullah, aku menyesal telah membuat dia kecewa. Segera setelah
peristiwa itu kubayar saja penyesalanku dengan mengangkat seorang
pegawai khusus untuknya, pegawai yang kuperintahkan untuk menabuh
genderang agar kami terbangun di sepertiga malamnya.

Wahai orang-orang yang terbuai, kau pasti mengenalku dalam kisah
pembebasan Al-Aqso, rumah Allah yang diberkati. Akulah pengukir tinta
emas itu, seorang Panglima Perang, sholahuddin Al-Ayyubi, orang-orang
yang hidup di zamanku mengenalku tak lebih dari seorang panglima yang
selalu menjaga sholat berjamaah. Kesenanganku adalah mendengarkan
bacaan Al-Quran yang indah dan syahdu. Malam-malamku adalah saat yang
paling kutunggu. saat-saat dimana aku bercengkerama dengan Tuhanku,
sedangkan siang hariku adalah perjuangan-perjuangan nyata.

Wahai orang-orang yang masih terlelap, Pernahkah kau mendengar
penaklukan Konstantinopel? Akulah orang di balik penaklukan itu,
Sultan Muhammad Al Fatih. Aku sangat lihai dalam memimpin bala
tentaraku, namun tahukah kau bahwa sehari sebelum penaklukan itu, aku
telah memerintahkan kepada para pasukanku untuk berpuasa pada siang
hari dan pada saat malam tiba kami melaksanakan sholat malam dan
munajat penuh pertolongan padaNya, jika Allah memberikan kematian
kepada kami pada siang hari di saat kami berjuang, maka kesyahidan,
itulah harapan kami terbesar. Biarlah siang hari kami berada di ujung
kematian, namun sebelum itu di ujung malamnya Allah temukan kami
berada dalam kehidupan, kehidupan dengan menghidupkan malam kami.

Wahai orang-orang yang tergoda, begitu kuatkah syetan mengikat tengkuk
lehermu saat kau tidur? ya sangat kuat, tiga ikatan kuat di tengkuk
lehermu, dia lalu menepuk setiap ikatan sambil berkata "Hai manusia
sadarlah, engkau masih punya malam panjang, maka tidurlah!!" "Hei
sadarlah, sadarlah jangan kau dengarkan dia, itu tipu muslihatnya,
syetan itu berbohong kepadamu, maka bangunlah! bangkitlah kerahkan
kekutaanmu untuk menangkal godaannya. Sebutlah nama Allah, maka akan
lepas ikatan yang pertama, kemudian berwudhulah maka akan lepas ikatan
yang kedua, dan terakhir sholatlah, sholat seperti kami maka akan
lepaslah semua ikatan-ikatan itu.

Wahai orang-orang yang masih terlena, masihkah kau menikmati
malam-malammu dengan kepulasan? masihkah? adakah tergerak hatimu untuk
bangkit, bersegera mendekat kepadaNya, memohon ampunanNya walaupun
hanya dengan dua rakaat? tidakkah kau tahu, bahwa Dia berkata. "Akulah
Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa
yang memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni," Dia terus berkata
demikian hingga fajar merekah.

Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia, bagi kami manusia-manusia
malam, dunia ini sungguh tak ada artinya. Malamlah yang memberi kami
kehidupan sesungguhnya, sebab malam bagi kami adalah malam-malam yang
penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap? Apakah kau
menginginkan kehidupan sesungguhnya? maka ikutilah jejak kami,
manusia-manusia malam, kelak kau akan temukan cahaya di sana, di waktu
sepertiga malam. Namun jika kau masih ingin terlelap, nikmatilah
tidurmu diatas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal
gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya,
maka surat cinta kami ini sungguh tak berarti apa-apa bagimu.

Semoga Allah mempertemukan kita di sana, di surgaNya, mendapati dirimu
dan diri kami dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam
dan sisi dalamnya terlihat dari luar.

Amin.........

(Dikutip dari sebuah millis)

Selasa, 11 November 2008

tasbih sekeping atom

Dan tiba-tiba aku merasa jengah....
menjadi limbung, terhempas diantara tingkatan energi
aku berlari...melompat...
tereksitasi...dari satu maqam ke maqam yang lain
mencari kesejatian diri
maknai cinta sejati

kemudian aku menjadi luruh
menjelma dalam wajah yang lain
zuhudkan diri diantara berkas cahaya...
berpendar...berfluoresensi
dan kemb
ali aku menjadi kosong...kosong dan kosong

Senin, 10 November 2008

Sepenggal Hikmah Bersama Ustadz. Hasan Al banna Dalam Mensikapi Pengkritik

Semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk lebih bijaksana dan menjaga diri dalam mengkritik dan menyikapi kritik.

Bermula dari sebuah artikel yang dimuat oleh harian umum al-Ahraam yang telah membuat Sang Imam dan murid-muridnya gelisah. Bagaimana tidak, artikel yang ditulis oleh si Fulan itu berisi pemikiran yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Si Fulan mengatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi manusia untuk menutup auratnya. Sebab secara fitrah, tiap manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang. Maka ia menyerukan agar budaya telanjang itu dilestarikan di tengah masyarakat Mesir.

Maka para ikhwan yang merasa marah, langsung membuat artikel bantahan dan siap dikirim ke harian umum yang sama. Namun sebelum itu, mereka mengutus seorang ikhwan bernama Mahmoud yang merupakan penulis artikel bantahan itu, untuk meminta pendapat dan izin dari Sang Imam.

"Ya, Ustadz. Bagaimana pendapat anda?" tanya Mahmoud pada Sang Imam yang tampak terdiam lama setelah membaca artikel bantahan itu.

"Akhi..." Sang Imam menatap Mahmoud. "Artikelmu ini sangat bagus dan penuh argumentasi yang jitu. Tapi..."

"Tapi apa ya, Ustadz?" tanya Mahmoud heran. Wajah Sang Imam yang teduh itu berubah galau. Ditatapnya artikel bantahan yang tergenggam di tangannya.

"Dalam pikiranku, tergambar beberapa dampak dari tulisanmu ini jika ia jadi dimuat," ujar Sang Imam pelan sambil kembali menatap Mahmoud.

"Pertama, artikel yang ditulis si Fulan itu sangatlah tajam, menusuk hati kaum Muslimin. Sementara konsumen pembaca harian al-Ahraam itu sendiri relatif sedikit dibanding jumlah penduduk Mesir secara keseluruhan. Dan rata-rata, mereka tidak membacanya dengan serius."

Mahmoud menyimak uraian Sang Imam dengan hati bertanya-tanya. Ia belum paham maksud gurunya itu.

"Jika kita menurunkan bantahan terhadap artikel tersebut, maka akan timbul beberapa titik rawan. Diantaranya, justru akan mengekspos artikel tersebut dan memancing keingintahuan bagi mereka yang belum membacanya. Sementara yang sudah membaca, akan kembali terpancing untuk membaca dengan serius. Dengan demikian, tanpa sadar kita telah memicu perhatian masyarakat kepada sesuatu yang buruk, yang bisa saja mendatangkan mudharat bagi orang-orang yang berjiwa lemah. Kalau artikel si Fulan itu kita diamkan saja, insya Allah ia akan tenggelam dengan sendirinya," tutur Sang Imam pelan. Mahmoud masih tampak belum puas dengan penjelasan itu, meski ia mulai bisa meraba maksud gurunya.

"Akhi, BANTAHAN ADALAH SALAH SATU BENTUK TANTANGAN YANG AKAN MEMANCING SIKAP KERAS KEPADA BAGI YANG DIBANTAH. Dan sekalipun ia menyadari bahwa ia salah, tapi BANTAHAN ITU AKAN MEMBUATNYA BERSIKUKUH PADA KESALAHANNYA. Ketahuilah, Akhi, si Fulan itu telah terpengaruh oleh sebuah lingkungan yang membuatnya berpikir seperti itu. Dan aku melihat, TUJUANNYA MENULIS ARTIKEL ITU BUKANLAH UNTUK MENGUNGKAPKAN APA YANG MENJADI KEYAKINANNYA. MELAINKAN SEKEDAR MENCARI PERHATIAN DENGAN CARA MENGHALALKAN SEGALA CARA."

Sang Imam diam sejenak. Sementara Mahmoud yang duduk di hadapannya masih menunggu kelanjutan kalimatnya dengan raut serius.

"Akhi, jika sampai si Fulan bersikukuh dalam kesalahan itu akibat bantahan yang kita sampaikan, maka secara tidak langsung kita telah menghalangi pintu taubat baginya. Si Fulan itu masih muda. MEMBUKAKAN PINTU KEBENARAN BAGINYA JAUH LEBIH BAIK DARIPADA MELEMPARKANNYA JAUH-JAUH DARI KEBENARAN YANG SEBENARNYA MENJADI HAK DIA. Justru kewajiban kitalah untuk membantunya meraih kebenaran itu. Aku tidak ingin, emosi yang bermain dalam dada kita membuat seseorang terhalang dari hidayah Allah. Begitulah pemikiranku. Bagaimana menurutmu, Akhi?" Sang Imam menutup penjelasannya.

Mahmoud yang sejak tadi diam menatapnya, perlahan menunduk. Kini semakin disadarinya betapa Sang Imam adalah manusia yang sangat bijak. Sosok yang penuh kharisma dan telah melebur ke dalam kancah dakwah secara jasad, ruh, akal, dan hartanya. Pengetahuan yang dalam dan hubungannya yang erat dengan Allah telah menjadikan pandangannya demikian luas, nalurinya peka, mata hatinya tajam, jauh menembus ke depan. Ya, ia telah dianugerahi bu'dunnazar (pandangan yang jauh ke depan), sesuatu yang jarang dimiliki oleh orang biasa.

Perlahan Mahmoud mengangkat kepalanya. Ditatapnya wajah Sang Imam sambil tersenyum. "Anda benar sekali ya, Ustadz. Saya setuju dengan pendapat anda.

"Sang Imam pun tersenyum melihat muridnya mau memahami apa yang ada dalam pikirannya. Maka perlahan dirobeknya artikel yang tergenggam di tangannya saat itu.

Waktu terus berlalu, dan artikel si Fulan yang membahayakan itupun berlalu begitu saja. Masyarakat sepertinya tidak terusik sama sekali. Namun, apakah yang terjadi pada si Fulan sendiri? Sejarahlah kemudian yang mencatat bahwa ia telah menjelma menjadi sosok paling heroik di kancah dakwah.

Ia telah tercatat sebagai salah seorang prajurit Islam yang gagah berani, yang menyuarakan kebenaran dengan suara lantang meski penjara mengurung jasadnya selama pemerintahan Gamal Abdul Nasser. Ia telah mempersembahkan kepada ummat, tafsir Al-Quran yang sangat luar biasa Fi Zilalil Quran, yang ia tulis selama di dalam penjara. Ia telah menjadi orang terdepan dalam perjuangan menegakkan kalimatullah di Mesir dan menutup sejarah hidupnya sebagai seorang syuhada di tiang gantungan pada tanggal 29 Agustus 1966.Dialah... Sayyid Quthb rahimahullah !

(Dikutip dari sebuah millis)

Jumat, 07 November 2008

16 ooooooohhhhh.....!!!!

Baru aja 3 minggu yang lalu aku curhat sama Allah bahwa sepertinya ku lagi kena penyakit hubuddunya...dan kepingin banget rasanya cerita sama guru ngaji...eh ternyata belum sampe aku cerita pas lagi ngaji, guru ngaji ku kasih materi tentang hubuddunya :) teguran langsung...tanpa harus cerita bla...bla...bla...(emang bashirohnya guru ngaji ku bagus kali ye...ngerti aja kalo aku lagi "error").
Tapi gak cuma sampai disitu....tiba-tiba aja temenku qori ngajakin aku belajar talaqqi setiap sabtu ba'da subuh di daerah bangka.
Wuiiiihhh...seneng banget tentunya...karena aku sendiri belum pernah belajar tahsin sebelumnya (pernah deng...cuma 2 bulan) dan ...he..he..rada jarang getoh...maen-maen ke bangka.
But...you know? siapa yang mengajar dan siapa saja yang diajar ?
yang mengajar adalah seorang ustadzah hafizhoh 30 juz yang sangat zuhud...yang walaupun gak punya uang beliau rela menanggung hidup 16 mahasiswi LIPIA yang gak punya biaya asalkan mau menghapal quran.Belajarpun gak di tagih bayaran.
Deg....!!! badanku jadi lemes dengernya... gak cuma sampai disitu fren...ternyata yang 16 orang penghafal quran itu adalah yang cikal bakal menjadi teman-temanku untuk belajar talaqqi. Deg lagi...!!! itu artinya kehidupanku kedepan aku bakalan punya 16 temen-temen zuhud (pengafal quran kan biasanya zuhud). "16 cing !!!".Dikasih langsung sama Allah untuk dicontoh. Hmmmmmppphhhf....aduh apa aku bisa ya ngimbangin mereka? satu juz aja aku masih belepotan...jadi malu. Secara...aku sendiri dapet julukan dari temen kantorku sebagai akhwat moderat dan demokratis. Entahlah apa aku harus bangga atau justru sedih dengan julukan ini...

Tapi terlepas dari itu semua...Allah itu baik banget yah...negur aku bukan dengan memberi langsung...tapi dengan memberi jalan untuk aku cari sendiri jawabannya.....makna zuhud yang sebenarnya.16......16......16...... oooooooohhhhhhh!!!!! gimana nyontohnya?

Rabu, 05 November 2008

Negara Ke Lima

Raganya Indonesia.Tetapi Jiwanya Tidak Lagi Nusantara.Satu Kelompok Berkuasa.Sisanya Percaya Saja.Sebagian Kelompok Kaya.Sisanya Menanggung Derita.Bubarkan Indonesia.Bebaskan Nusantara.Bentuk Negara Kelima.

Sebuah fiksi ilmiah karya si misterius ES ITO mengajak kita untuk menggali sejarah masa lalu bangsa Indonesia yang konon kabarnya merupakan bagian dari benua atlanta yang hilang. Alur ceritanya mirip sekali dengan "THE DA VINCI CODE" yang pernah saya baca.Diawali dari pembunuhan tiga remaja yang diduga kuat dilakukan oleh KElompok PAtriotik RADikal, sebuah kelompok yang ingin mendirikan negara baru, karena terdapat tanda goresan yang berbentuk piramid di leher ketiga korban, simbol khas mereka.

Setelah melalui serangkaian tarik ulur mengenai siapa yang berhak menangani kasus itu antara Satuan Reserse Umum dengan Detasemen Khusus Antiteror Polda Metro, yang jadi buronan justru Inspektur Dua Timur Mangkuto. Dia adalah perwira seksi data dan informasi pada Detsus Antiteror yang berselisih paham dengan komandannya, Kombespol Riantono.
Timur lalu terpaksa melarikan diri setelah sahabatnya, Iptu Rudi Djatmiko, turut terbunuh pula. Dalam pelariannya, ia kemudian bertemu dengan Eva Rahmasari Duani, seorang sejarahwan cantik yang mendalami sejarah Atlantis. Bersama Eva, Timur lalu menyingkap teka-teki negara kelima versi KePaRad dan sekaligus menemukan satu demi satu puzzle sejarah yang menghubungkan Atlantis dan Indonesia berdasar buku Timaeus and Critius karangan Plato.

Sebuah pencerahan baru bagi dunia sastra indonesia...Buku ini syarat dengan muatan ilmu pengetahuan sosiologi dan sejarah tentunya. Dan yang pasti akan membuat mereka yang berasal dari Sumatera Barat menjadi "Narcis dan rada-rada gede kepala :D".Pokoknya beda deh dengan novel-novel indonesia yang lain...selamat membaca