Kamis, 20 Januari 2011

ayah aku bangga jadi anak mu



Mengawali tulisanku di 2011 ini...kenapa ya...tiba tiba aku inget dengan sosok ayah. Mungkin karena abis ziarah ke makam kedua orang tua ku. Lagu ebiet ini paling tidak mewakili isi hatiku tentang sosok ayah yang senantiasa ku banggakan. Walau pertemuanku dengan seorang ayah tidak se intens anak anak yang lain...tapi aku tetap merasa dekat dengan beliau. karena setiap detik bersama beliau benar benar beliau curahkan untuk keluarga kami.

Dulu diriku sering tidak mengerti mengapa ayahku senang sekali mengajak aku melakukan perjalanan jauh dan bercerita tentang masa lalu dari setiap tetes perjuangannya dalam berwira usaha. Aku yang saat itu masih SD paling cuma diam dan mendengarkan dengan seksama...dengan sekali kali melontarkan pertanyaan pertanyaan yang mungkin gak terasa penting. Beliau kerap kali bercerita perjuangannya berenang ditengah lautan pindah dari satu pulau ke pulau lain...turun dari kapal laut untuk menggelar barang dagangan. bahkan pada suatu waktu beliau benar benar dengan bangganya menunjukkan pada ku tempat tempat persinggaahan beliau untuk berjualan.

Baru ketika aku beranjak dewasa...aku benar benar paham maksud tersembunyi dibalik cerita ceritanya, agar aku belajar menghargai sebuah kesulitan, agar aku belajar menghadapi sebuah perjuangan. Sesuatu yang kita harapkan akan terasa lebih indah jika didapatkan dengan perjuangan. Ayahku memang sosok yang sangat senang bercerita...petualang yang gigih, sosok yang sangat 'prepare', dan 'visioner'.

Sebagai sosok yang sangat prepare...beliau kerap membawa peta dan payung kalau kemana mana. Mungkin buat orang lain terdengar lucu dan aneh tapi menurutku beliau sosok yang unik. Dimanapun berada selalu membuat pertemanan...tak heran waktu beliau meninggal kemudahan kemudahan selalu menghampiri beliau dimana mana...

Sebagai sosok yang visioner pemikirannya jauh kedepan...mungkin ini sedikit menurun padaku...sejak kecil diriku selalu diajarkan untuk berfikir panjang dan pelan pelan beliau membentuk diriku sebagai deep thinker. Kalau aku salah atau mau mengambil keputuan...ayahku tidak pernah memaksa atau menyalahkan,beliau selalu memberikan pandangan akan apa yang aku putuskan. Sehingga setiap keputusan ku adalah keputusan yang memiliki dasar (berdasarkan pemikiran yang matang) menurut pandangan aku. Seperti misalnya keputusan untuk memilih sekolah...adalah pilihan aku. Bukan boneka atau mobil mobilan yang sebagai mainanku...tapi catur. Sejak kecil beliau selalu mengajakku main catur. 'Berfikir strategis' itu lah yang selalu di camkan beliau kepadaku. bersikap 'nanti bagaimana' bukan 'bagaimana nanti'.

Kakaku yang paling tua ...saat SMP sudah disuruh ke Papua sendirian. tanpa ada yang menemani (karena memang ayahku berwira usaha disana). sedang kan aku sendiri saat SD berangkat les bahasa inggris sendiri , pulang magrib , naik bis dari tempatnya lumayan jauh untuk ukuran anak SD. uang jajanku cuma 200 perak sehari cuma cukup untuk ongkos bis...otomatislah kalau mau bisa jajan aku wajib jalan kaki pulang pergi sekolah.kalau mau naik bis...artinya bawa makanan dari rumah.

Bagaimana cara beliau mendidikpun unik...kalau subuh subuh kami sulit bangun, maka beliau akan adzan ditelinga kami masing masing, sampai kami benar benar bangun. sholat subuh wajib berjamaah, dan usai sholat subuh...hafalan bacaan sholat beserta artinya selalu ditagih. Makan siang dan malam wajib bersama sama...kadang kadang ayahku suka bercanda untuk memasukkan potongan jahe ke makanan kami...sontak siapapun yang kena makan potongan jahe akibat keisengan ayahku...kami tertawakan. ayahku lebih senang membawa makanan sedikit tapi berebutan dari pada banyak untuk dibagi ke satu persatu anak...Bacarigi' tu nan lamak..istilah beliau untuk menggambarkan kebersamaan keluarga dengan berebutan makanan...Kepada khadimat pun ayahku selalu berprinsip...ketika mereka keluar dari rumah gak boleh jadi khadimat...maka kepada mereka yang jadi khadimat dirumah ...siap siap aja diajarin dagang sama ayahku bahkan kalau memungkinkan di bawa ke papua untuk merintis usaha di sana.
Walau bukan seorang guru ...namun hakikatnya beliau pendidik sejati...

Kadang kadang aku merindukan suasana seperti ini...bahkan sepertinya kalau diriku kelak berkeluarga...ingin sekali ku bisa menerapkan pola pendidikan ayahku. Aku selalu terinspirasi dengan petuahnya...

Beberapa hari yang lalu aku kembali bermimpi tentang ayahku...dalam mimpiku aku tau bahwa beliau sudah tidak ada. maka saat saat pertemuanku dengannya tak ku sia sia kan untuk menangis, sejadi jadinya, menumpahkan segala isi hati tentang kepedihan ku atas kepergian beliau, atas segala kerinduanku, tentang segala yang tejadi pasca kepergian beliau. Aku menangis....lalu ayahku memeluk dan menggendong aku seperti layaknya menggendong anak kecil...Beliau berkata "tenang nak...betapapun papa sudah tidak ada...papa selalu mengunjungi kalian...papa gak pernah meninggalkan kalian". Ya Rabbi...sebuah mimpi yang cukup menghibur aku.

Sebetulnya ada banyak amanah beliau yang belum sempat kutunaikan...entah bagaimana aku harus menjalaninya...kadang kadang terasa berat bagiku....tapi mudah mudahan ALLAH selalu memberikan jalan keluar kepadaku untuk menunaikannya. Ya Rabbi...jika hal ini kau anggap ibadah ku untuk berbakti kepada orang tua ku...mudahkan Ya Rabb, berikan jalan keluar dan beri aku kesanggupan untuk menjalaninya...

ayah.. nanda mohon maaf atas segala sikap yang pernah mengecewakan ayahanda, atas segala amanah yang belum tertunaikan, teriring doa dari ku ... harapkan kebahagiaan mu.... 'sungguh aku bangga jadi anakmu'