Selasa, 30 Desember 2008

Dari Penakluk Jerusalem Hingga Angka Nol

Dari Penakluk Jerusalem Hingga Angka Nol .
Begitu banyak ilmuwan muslim yang telah menggoreskan jejak-jejak keintelektualitasan yang sangat berarti bagi kita hingga saat ini, tetapi sayangnya tidak banyak diantara kita yang mengetahui sejarah mereka. Buku ini menceritakan jejak sejarah dari para ilmuwan muslim terdahulu hingga yang paling mutakhir. Yang paling menarik bagi saya tentunya adalah sejarah ilmu kimia yang berasal dari mesir :) dengan Jabir Ibnu Khayan sebagai bapak kimia modern. Betapa umat muslim sebenarnya adalah pioner dari ilmu pengetahuan. Baca bukunya... simak kezuhudan mereka dalam mereguk ilmu Allah yang begitu luas. Niscaya kita akan menjadi malu dan termotivasi untuk menjadi tidak puas terhadap ilmu.

Rabu, 24 Desember 2008

Bila Rasulullah SAW Menjenguk kita

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seijin Allah SWT tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita...Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih dimuka pintu rumah kita. Apa yang kita lakukan?
Mestinya kita sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita.Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar beliau sudi menginap beberapa hari di rumha kita. Beliau tentu tersenyum...
Tetapi barangkali kita meminta pula Rasulullah menunggu sebentar di depan pintu rumah kita...karena kita teringat Video maksiat yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu kedalam. Beliau tentu tetap tersenyum...
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya kebelakang secara tergesa-gesa.
Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan meletakkannya di ruang tamu kita. Beliau tentu tersenyum...
Bagaimana bila kemudian Rasulullah bersedia menginap di rumah kita? Barangkali kita teringat saudara-saudara kita...anak-anak kita lebih hafal lagu-lagu barat daripada mengahafal shalawat kepada Rasuluullah SAW.
Barangkali kita menjadi malu bahwa anaka-anak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW...karena kita lupa dan lalai mengajari anaka-anak kita...Beliau tentu tersenyum...
Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak mengetahui sedikitpun nama anggota keluarga Rasulullah dan sahabatnya, tetapi hafal di luar kepala mengenai anggota power rangers atau kura-kura ninja. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi ruang sholat...barangkali kita teringat bahwa saudara-saudara perempuan kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan dengan Rasulullah. Beliau tentu tersenyum...
Belum lagi koleksi CD-CD kita yang berisi film-film yang tak pantas dilihat. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi kita untuk menghormati junjungan kita? Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke mesjid meskipun azan berkumandang...beliau tentu tersenyum...
Barangkali kita menjadi malu karean pada saat maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV...Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi...Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tak pernah menjalankan sholat sunnah...
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al Quran.Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tak mengenal tetangga-tetangga kita.Beliau tentu tersenyum...
Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat didepan rumah kita?Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya tentang nama dan alamat penjaga mesjid dikampung kita...Betapa senyum beliau masih disitu...
Bayangkan aapabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul didepan pintu rumah kita...apa yang akan kita lakukan?
Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita?
Atau akhirnya dengan berat hati...kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah kita karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu...Maafkan kami ya Rasulullah...
Masihkah beliau tersenyum?
Senyum pilu, senyum sedih, senyum getir...
Oh Betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah

Seni Melukis Hidup

2 hari yang lalu...silaturahim ke rumah salah seorang saudaraku...ngobrol ngalor ngidul lah...dari hal gak penting sampe hal yang paling penting. Enaknya sih karena beliau punya pengetahuan islam yang cukup dalam walaupun kita beda prinsip. Satu hal yang paling menarik dalam sebuah pembicaraan adalah ketika saya melontarkan sebuah pertanyaan...bagaimana cara kita untuk mengetahui kondisi baik atau buruknya akhlaq seseorang. Beliau menjawab simpel...tetapi memiliki makna yang dalam buat aku. Lihatlah perilakunya...apakah dia santun terhadap orang tuanya...dan bagaimana beliau bercerita tentang orang tuanya...apa saja yang diceritakan...dan disitulah kita bisa mengetahui akhlaq seseorang. Subhanallah ...satu pemikiran yang tak terpikir olehku selama ini, karena aku selalu berfikir bahwa orang yang baik itu pasti shalat malamnya tiap hari...pasti shalat subuhnya gak pernah kesiangan. tapi aku baru kepikiran bahwa apa yang kupikirkan selama ini adalah sesuatu yang bersifat habluminallah dan itu adalah rahasia dia dengan Allah. Tapi habluminnnaas adalah sesuatu yang kasat mata bisa terlihat jelas dihadapan kita.

Sebagai seorang pemuda adakalanya kita menganggap yang tua itu kolot dan berfikiran pendek. Padahal mereka adalah orang-orang yang telah merasakan asam garam kehidupan. Seringkali kita meremehkannya padahal kalau kita mau menurunkan ego kita...kita bisa banyak belajar dari pengalaman mereka.
Kemudian pembicaraan berlanjut dari santun kepada orang tua...menuju santun terhadap shalat...ya Allah...rasanya tak habis ilmu yang ku terima hari itu dan menjadi pelajaran yang bermakna.Beliau bilang seorang yang santun terhadap orang tua biasanya juga bisa santun terhadap shalatnya. Entah bagaimana hubungannya...aku tidak tidak bisa menguraikan satu persatu...tapi yang jelas pendapat beliau ada maksudnya.

Jadi inget hadist Rasul...mungkin ini ada hubungannya. Rasulullah pernah bersabda bahwa kondisi setiap anak yang dilahirkan adalah bagai secarik kertas yang putih dan orang tuanyalah yang akan memberikan warna apakah anak ini akan menjadi majusi...nasrani...atau yahudi...Mungkin yang diceritakan saudaraku adalah orang tua yang shalih ya?

Bicara tentang warna...aku sebetulnya hobi melukis dan menggambar...bahkan bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk berada didepan kanvas atau kertas. Tapi disitulah nikmatnya melukis. Melukis buat aku adalah seni memainkan warna...seni berekspresi maka seperti yang tadi sudah aku katakan bahwa tak heran kalau yang namanya pelukis sampai mau meluangkan waktunya berjam-jam hanya untuk menghadirkan sebuah sensai lukisan yang perfect dan bermakna.

Dalam kehidupan inilah yang disebut sebagai sibghotullah (celupan Allah) artonya seni melukis kalau kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari...Subhanallah luar biasa. Kualitas hidup kita ditentukan dari kelihaian pelukisnya yaitu, kedua orang tua kita dari mulai kita usia nol sampai baligh...dan diri kita sendiri dari mulai baligh sampai meniggal. kalaupun lukisan kedua orang tua kita belum sempurna...hendaknya kita lah yang menyempurnakan itu.

Warna...yah kualitas sebuah lukisan juag ditentukan oleh permainan warna dari sang pelukis. Adakalanya sang pelukis tidak mendapatkan warna yang diinginkannya, dan disitulah kecerdasan dan talenta seorang pelukis di uji. Seperti hidup tak selamnya "lempeng" ada putihnya...ada hitamnya...ada merahnya...ada kelabunya...Apa yang seharusnya kita lakukan?

Di sinilah sebetulnya pelukis -pelukis kehidupan dituntut untuk bisa bermain dengan cantik...membuat sesuatu yang buruk menjadi baik dan hidup....kita buat judul lukisan kita menjadi "Seni Melukis Hidup".
Jangan sekali-kali kita mengutuki tentang warna hidup kita...karena kita harus sadari bahwa hitam terkadang menjadi sesuatu yang membuat lukisan menjadi hidup, coklat menjadikan lukisan terlihat elegan, hijau menjadikan lukisan lebih alami.Semua warna yang tercampur dalam satu wadah kanvas kehidupan saling bersinergi membuat lukisan yang mahal dan bernilai.

Ada satu lagi yang akan memnentukan nilai lukisan kita...adalah kualitas pewarnanya. Betapa indahnya lukisan kita...betapa lihainya diri kita dalam melukis...kalau pewarnanya mudah sekali luntur akan menjadi tidak berarti...bukankah kita ingin seperti leonardo da vinci? yang lukisan nya tak lekang di makan waktu? (ini dalam bentuk dzahir)tapi dalam bentuk kehidupan ya...kita bisa lihat sejarah para sahabat rasul...salafussalih yang keilmuan mereka tak lekang di makan zaman...jasa mereka terkenang sepanjang waktu...pujian Allah untuk meraka abadi sepanjang dunia dan akhirat kelak.
Bisa gak ya...aku seperti itu...masih jauh kayaknya...

wallahu a'lam

Rabu, 10 Desember 2008

Sujud

Bukti manalagi untuk menunjukkan kerendahan hati dihadapan Allah kecuali dalam keadaan bersujud? kepala yang selalu kita tegakkan diatas, kini tersungkur dalam tawajub menghamba dan mengharap dari Sang Maha Perkasa.
Ketika segala rahasia kita sembunyikan, maka dalam sujud semuanya terbuka bijak. Doa penuh penyesalan yang transparan dihadapan Tuhanmu.
Dalam kata dan perbuatan seharian bisa jadi engkau membuat siasat untuk sembunyikan segala maksiat, tetapi dalam sujud, engkau menghadap dengan batinmu, membuka seluruh kedokmu mengaku, menjerit dan mohon ampunan.

Rasulullah SAW bersabda,
Hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika mereka sedang bersujud, maka perbanyaklah doa dan penyesalan

Wajah yang seharian menjadi benteng pergaulan, sosok yang dikagumi, kini bertiarap larut dalam bisikan nurani mengharap curahan cinta illahi Rabbi.

Betapa sujud adalah lambang kerendahan hati seorang hamba, mencampakkan segala daki kesombongan dan menukarnya dengan hikmah kemuliaan.

Sebab itu kenapa para waliyullah,lama sekali mengangkat kepalanya sewaktu bersujud,karena merasa betapa nafas Allah menerpa dhamir dan seakan mereka sedang bermuawajahah, beraudiensi dengan...
Sang Pemilik Waktu...

Adalah iblis yang ternista dalam rajam karena enggan merendahkan diri di hadapan Allah...
Menghiasi jiwanya dengan jubah kesombongan
dan enggan untuk bersujud sebagai lambang kepatuhan...

Tidak ada satu agamapun yang mengajarkan simbol kepasrahan dan kehinaan diri dihadapan Tuhan melalui sujud kecuali ISLAM

Dalam shalat yang diawali dengan tegak dan berucap seraya melambangkan dalam hidup seorang muslim harus gagah, tetapi hal tersebut tidakmembuatnya "lupa diri" karena Dia Yang Maha Akbar, Dia saja Yang Agung, selain Dia adalah hina, Dia saja yang Besar, selain Dia adalah kecil.

Maka ketika dia tersungkur dalam sujud,terputuslah hubungannya dengan yang fana, dia menyelam dalam samudera cinta. Kalau saja Sang Pemilik merenggut hidupnya tatkala ia sedang bersujud, ah...! kebahagiaan mana yang lebih berbunga kecuali mati dalam limpahan karunia Allah.
Kemerdekaan mana lagi yang paling mulia, kecuali bersujud mengikatkan tali kebenaran? 


(Kajian Dasar Islam)

Selasa, 02 Desember 2008

EPISODE KANGEN

Izinkan Aku

Pada puisi….

izinkan aku ayah…

bercerita tentang ragam rasa yang menghujam…

saat desis syahadatain…

terucap payah dari bibirmu…

Betapa hampa menusuki diri…

membuncahkan kepasrahan…

saat sosok gagah yang kukenali…

kini begitu rapuh dihadapan-Nya

Ingin ku menggugat takdir…

tetapi apa daya…

hanya buah keikhlasan yang mampu kosodorkan…

Pada hujan yang membasahi pilar nisan-Mu…

izinkan aku ayah…

menjemput tausiyah terakhirmu…

yang terselip diantara kamboja yang meranggas…

"Bahwa hidup hanyalah sementara…

Berbekallah untuk tujuan sebenarnya"

Teruntuk 30 Novemberku nun jauh disana…

Harapkan kebahagiaanmu

Peluk cium sayang…

ananda…

satu rindu

Hujan…

Ingatkan aku tentang satu rindu

dimasa yang lalu…

saat mimpi masih indah bersamamu…

terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih

terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan…

kau ibu…oh ibu…

Allah izinkan aku bahagiakan ia

meski dia tlah jauh …

biarkanlah aku berarti untuk dirinya..

oh ibu…oh ibu…

kau ibu…

terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih

terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan…

kau ibu…

terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih

terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan

kau ibu… oh ibu …kau ibu…

Hujan….

Ingatkan aku tentang satu rindu …

di masa yang lalu …

saat mimpi masih indah bersamamu…

kau ibu… kau ibu…

Allahumaghfirli waali waalidayya warhamhuma kamaarabbayaani sigharah…

Ya..Allah ampuni kedua orangtuaku, sayangi keduanya sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil.

Sayangi keduanya sebagaimana Engkau menyayangi Hamba-hamba-Mu yang shaleh. Semoga Engkau memberikan kesanggupan pada-Ku untuk dapat membahagiakan mereka hingga hari akhir kelak.


I just wanna say happy b day to my mom

Jumat, 28 November 2008

tausiyah bangun tidur

Hmmmmpfffh....sebuah kejadian yang....gimana ya?
hati ku dan perasaanku belum sepenuhnya sadar...tapi mata dan otakku sudah sadar. Maklum baru bangun tidur...dan dalam proses mengumpulkan nyawa (he...he...)
ketika aku mau beranjak dari tempat tidur tiba-tiba badan ku gak bisa bergerak.Perasaanku sepertinya aku sudah bangun tapi otak dan mata ku bisa menangkap kalau aku sebenarnya belum beranjak dari tempat tidur.Aku mencoba mengangkat tanganku...kukibaskan di depan muka... perasaanku aku sudah mengangkatnya tapi ternyata mataku tahu kalau aku belum mengangkat tanganku...Aduh kenapa ini?
Berkali-kali aku mencoba bangkit dari tempat tidur tapi gak mampu...dalam kondisi seperti itu aku mencoba mengingat-ingat apa yang belum aku lakukan. Ah... sepertinya aku belum baca doa bangun tidur...ya udah..ku baca doa bangun tidur "Alhamdulillahilladzi.....". terus ku coba lagi untuk bangkit dan beranjak dari tempat tidur...aku masih gak bisa walau perasaanku mengatakan kalau aku sudah beranjak dari tempat tidur "astaghfirullah...ada apa ini?"dalam hati ku bertanya...Tapi aku tahu aku gak boleh begini dengan bismillah ku coba untuk menggerakkan sekujur tubuh sebisa yang aku lakukan.
"brukkkkk!!!!" alhamdulillah ternyata bisa juga...tapi apa yang terjadi...saat pertama kali aku bergerak...aku merasa ada sesuatu yang lepas dari tengkuk leherku...dan membuat tubuh bagian belakangku menjadi dingin.
Kemudian aku duduk....sambil beristighfar aku pegang tengkuk belakangku....hmmmmppffffhhh. ya Allah kenapa ya? tiba-tiba aku inget hadist nabi yang mengatakan ketika seorang hamba Allah bangun dari tempat tidurnya sebetulnya ada 3 ikatan yang terlepas dari dirinya...Allah...apa ini yang disebut 3 ikatan itu ya? wallahu a'lam bishowab. Aku melirik pada jam di handphoneku...sebenarnya masih 20 menit dari biasanya aku bangun pagi....kemudian aku merebahkan badanku lagi...tapi aku teringat kejadian yang barusan...hiiiii...aku jadi takut...dan menyegerakan diri untuk ke kamar mandi....
Setelah kejadian itu aku jadi merenung...bahwa ternyata antara otak...mata dan hati bisa menjadi begitu tidak singkron.Banyak orang cerdas tapi hatinya mati...sehingga walaupun kedua mata ini mampu melihat dan menjadi saksi...tetap saja buta untuk mengungkapkan kebenaran. Astaghfirullah...apa aku begitu ya? aku jadi teringat sebuah anekdot cerita dari seorang guru sekaligus sahabatku...

Suatu hari ada seorang pedagang kain...beliau kerap kali menjual kain-kain mahal dengan kualitas atas sehingga yang bisa membeli cuma orang-orang yang memang punya kelebihan harta. Kemudian lewatlah seorang saudagar yang kaya raya... saudagar itu memang sedang mencari kain terbaik...karena memang saudagar ini begitu menyukai kain-kain mahal dengan kualitas atas. Melihat kain yang dijual si pedagang kain ini...saudagar itu begitu tertarik dan langsung membeli kain-kain mahal beliau dengan tanpa pikir panjang.
Sesudah itu dengan bangganya saudagar kaya ini memamerkan kain-kain mahalnya kepada para tetangga...dan orang-orang di sekitarnya.Hari demi hari saudagar kaya ini memamerkan kepada siapapun.Sampai pada suatu hari...beliau menemukan sebuah kecacatan pada kainnya...bolong kalau di perhatikan dengan jeli. Spontan si saudagar menjadi marah karena merasa ditipu...Kemudian ia kembali kepada pedagang kain tersebut dan mengembalikan kain yang telah dibelinya.
Kemudian pedagang kain ini menangis ... Saudagar kaya bertanya..."kenapa kamu menangis?".
"Saya ingat amalan saya...." jawab si penjual kain.Saudagar kaya menjadi heran...apa hubungannya kain dengan amalan...Kemudian si penjual kain menjawab. "Tahukah saudaraku...betapa sebetulnya aku ini selalu menjaga setiap amalanku...shalatku...ibadahku...apapun yang Allah dan Rasulnya perintahkan...itu pula yang aku lakukan...tapi aku gak pernah tahu...bagaimana sebetulnya nilai diri ku dihadapan Allah. Apakah ada kecacatan dalam amalanku...apakah ada rasa sombong dan riya...yang terselip di diri ini? Boleh jadi aku dan orang-orang yang berada disekitarku mengganggap diriku begitu baik. Tapi Allah Maha jeli...bahkan tak ada satu daun pun yang gugur melainkan Allah mengetahuinya. Aku takut...ketika Allah menemukan kecacatan diriku...Allah menolak semua amalanku...seperti apa yang anda lakukan terhadap kain-kain yang saya jual. Mengembalikan semuanya tanpa tersisa....terbang dan hilang seperti debu yang tertiup angin".
Mendengar penjelasan penjual kain ini...saudagar kaya menjadi tercenung...dan memutuskan tidak jadi mengembalikan kain-kain yang telah dibelinya. Tapi kejadian ini justru membuat pedagang kain tersebut semaikn menangis dan menangis lebih keras lagi...saudagar kaya bertanya lagi..."apa yang sedang ada dalam pikiranmu?". Pedagang kain menjawab..."inilah yang sebetulnya aku harapkan dari Allah kekasihku...betapapun Allah yang Maha jeli tahu sebesar apa cacatnya diriku...Allah mau mengampuniku, pura-pura tidak tahu kecacatanku...dan menerima sekecil apapun amal perbuatan baikku...Aku cuma bisa berharap pada ridho dan belas kasih-Nya". Demi mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari mulut si pedagang kain ini...saudagarpun menjadi menangis...dan mereka tenggelam dalam tangisan khauf dan raja'


ya Rabbi...hamba benar-benar masih jauh dari sempurna...dan gak tahu...seperti apa diriku di hadapan-Mu apakah sudah baik...atau cuma seonggok makhluk berhati busuk yang mengaku baik.Walau diri ini tak kunjung sempurna...namun aku adalah seorang hamba yang berusaha untuk menjadi baik...
ya Rabbi...ampuni sebesar apapun kebohonganku dihadapan-Mu...
Ridhoi sekecil apapun amalanku...
ya Allah....anta Murobbi...tsabbit quluubana 'alaa diinika.


Sabtu, 22 November 2008

aku malu....

Hati ini begitu rindu...
Mengintip-Mu penuh pesona...
Namun aku malu ...
Karena ku sadar, bahwa aku manusia bersimbah salah.

Tak pantas rasanya ku mengadu...
Sementara sebongkah hati ini tak kunjung terbasuh air mata taubatku.
Bahkan seberkas nurani yang Kau hadiahkan pun,
tak pula ku sulutkan pada jiwaku yang temaram

Aku malu...ya Allah.
Mengharap titian muara tanpa tepi.
sementara diri ini masih saja terlena dalam sepi.
Sengajakan diri bermain-main dengan murka-Mu.

Aku memang malu...
tapi ku tahu kasih-Mu tak berbatas ruang dan waktu...
Walau diri ini begitu malu...
ku sadar bahwa aku begitu membutuhkan-Mu

Kamis, 13 November 2008

Surat Cinta Dari Manusia-Manusia Yang Malamnya Penuh Cinta

Wahai orang-orang yang terpejam matanya, perkenankanlah kami
manusia-manusia malam menuliskan sebuah surat cinta kepadamu. Seperti
halnya cinta kami pada waktu malam-malam yang kami rajut di sepertiga
terakhir. Atau seperti cinta kami pada keagungan dan rahasiaNya yang
penuh pesona. Kami tahu dirimu bersusah payah lepas tengah hari
berharap intan dan mutiara dunia. Namun kami tak perlu bersusah payah.
sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiara dari surga.

Wahai orang-orang yang terlelap, sungguh nikmat malam-malammu,
gelapnya yang pekat membuat matamu tak mampu melihat energi cahaya
yang tersembunyi di baliknya. Sunyi senyapnya membuat dirimu hanyut
tak menghiraukan seruan cinta. Dinginnya yang merasuk semakin membuat
dirimu terlena, menikmati tidurmu diatas pembaringan yang empuk,
bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik
selimutmu yang demikian hangatnya.

Wahai orang-orang yang terlena, ketahuilah, kami tidak seperti dirimu!
Yang setiap malam terpejam matanya, yang terlelap pulas tak terkira.
Atau yang terlena oleh suasananya yang begitu menggoda. Kami tidak
sepeti dirimu!! kami adalah para perindu kamar di surga. Tak pernahkah
kau dengar Sang Insan Kamil, Rasulullah SAW bersabda: "sesungguhnya di
surga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi
dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi
makan orang-orang yang memerlukan, menyebarkan salam serta mendirikan
sholat pada saat manusia terlelap dalam tidur malam." itulah sebuah
kamar yang menakjubkan bagi kami dan orang-orang yang mendirikan
sholat pada saat manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.

Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta, kau pasti pernah
mendengar namaku disebut. Aku Abu Khurairah , Periwayat Hadits.
Kerinduanku akan sepertiga malam adalah hal yang tidak terperi.
penghujung malam adalah kenikmatanku terbesar. Tapi tahukah kau?
kenikmatan itu tidak serat merta kukecap sendiri, ku bagi
malam-malamku yang penuh syahdu itu menjadi tiga. Satu untukku, satu
untuk istriku tercinta dan satu lagi untuk pelayan yang aku kasihi.
Jika salah satu dari kami telah selesai mendirikan sholat, maka kami
bersegera membangunkan yang lain untuk menikmati bagiannya.
Subhanallah, tak tergerakkah dirimu? pedulikah kau pada keluargamu?
adakah kebaikan yang kau inginkan dari mereka? sekedar untuk
membangunkan orang-orang yang paling dekat denganmu, keluargamu?

Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki. sejarah mencatatku
sebagai sang Penakluk Kesombongan pasukan salib, suatu kali seorang
ulama tersohor Ibnu Katsir mengomentari diriku, katanya, "Nuruddin itu
kecanduan sholat malam, banyak berpuasa dan berjihad dengan akidah
yang benar. "Kemenangan demi kemenangan aku raih bersama pasukanku.
Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam sebuah perbincangan seru. Kata
mereka, "Nuruddin Mahmud Zanki menang bukan karena pasukannya yang
banyak. Tetapi lebih karena dia mempunyai rahasia bersama Tuhan". Aku
tersenyum, mereka memang benar, kemenangan yang kuraih adalah karena
do'a dan sholat-sholat malamku yang penuh kekhusyu'an. Tahukah kau
dengan orang yang selalu setia mendampingiku? Dialah Istriku tercinta,
Khotum binti Atabik. Dia adalah istri sholehah di mataku, terlebih di
mata Allah, malam-malam kami adalah malam penuh kemesraan dalam
bingkai Tuhan.

Gemersikan dedaunan dan desahan angin seakan menjadi pernak-pernik
kami saat mendung di mata kami jatuh berderai dalam sujud kami yang
panjang. Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat
belahan jiwaku itu tampak murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yang
membuatnya resah. Ya Allah, ternyata dia tertidur, tidak bangun pada
malam itu, sehingga kehilangan kesempatan untuk beribadah.
Astaghfirullah, aku menyesal telah membuat dia kecewa. Segera setelah
peristiwa itu kubayar saja penyesalanku dengan mengangkat seorang
pegawai khusus untuknya, pegawai yang kuperintahkan untuk menabuh
genderang agar kami terbangun di sepertiga malamnya.

Wahai orang-orang yang terbuai, kau pasti mengenalku dalam kisah
pembebasan Al-Aqso, rumah Allah yang diberkati. Akulah pengukir tinta
emas itu, seorang Panglima Perang, sholahuddin Al-Ayyubi, orang-orang
yang hidup di zamanku mengenalku tak lebih dari seorang panglima yang
selalu menjaga sholat berjamaah. Kesenanganku adalah mendengarkan
bacaan Al-Quran yang indah dan syahdu. Malam-malamku adalah saat yang
paling kutunggu. saat-saat dimana aku bercengkerama dengan Tuhanku,
sedangkan siang hariku adalah perjuangan-perjuangan nyata.

Wahai orang-orang yang masih terlelap, Pernahkah kau mendengar
penaklukan Konstantinopel? Akulah orang di balik penaklukan itu,
Sultan Muhammad Al Fatih. Aku sangat lihai dalam memimpin bala
tentaraku, namun tahukah kau bahwa sehari sebelum penaklukan itu, aku
telah memerintahkan kepada para pasukanku untuk berpuasa pada siang
hari dan pada saat malam tiba kami melaksanakan sholat malam dan
munajat penuh pertolongan padaNya, jika Allah memberikan kematian
kepada kami pada siang hari di saat kami berjuang, maka kesyahidan,
itulah harapan kami terbesar. Biarlah siang hari kami berada di ujung
kematian, namun sebelum itu di ujung malamnya Allah temukan kami
berada dalam kehidupan, kehidupan dengan menghidupkan malam kami.

Wahai orang-orang yang tergoda, begitu kuatkah syetan mengikat tengkuk
lehermu saat kau tidur? ya sangat kuat, tiga ikatan kuat di tengkuk
lehermu, dia lalu menepuk setiap ikatan sambil berkata "Hai manusia
sadarlah, engkau masih punya malam panjang, maka tidurlah!!" "Hei
sadarlah, sadarlah jangan kau dengarkan dia, itu tipu muslihatnya,
syetan itu berbohong kepadamu, maka bangunlah! bangkitlah kerahkan
kekutaanmu untuk menangkal godaannya. Sebutlah nama Allah, maka akan
lepas ikatan yang pertama, kemudian berwudhulah maka akan lepas ikatan
yang kedua, dan terakhir sholatlah, sholat seperti kami maka akan
lepaslah semua ikatan-ikatan itu.

Wahai orang-orang yang masih terlena, masihkah kau menikmati
malam-malammu dengan kepulasan? masihkah? adakah tergerak hatimu untuk
bangkit, bersegera mendekat kepadaNya, memohon ampunanNya walaupun
hanya dengan dua rakaat? tidakkah kau tahu, bahwa Dia berkata. "Akulah
Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa
yang memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni," Dia terus berkata
demikian hingga fajar merekah.

Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia, bagi kami manusia-manusia
malam, dunia ini sungguh tak ada artinya. Malamlah yang memberi kami
kehidupan sesungguhnya, sebab malam bagi kami adalah malam-malam yang
penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap? Apakah kau
menginginkan kehidupan sesungguhnya? maka ikutilah jejak kami,
manusia-manusia malam, kelak kau akan temukan cahaya di sana, di waktu
sepertiga malam. Namun jika kau masih ingin terlelap, nikmatilah
tidurmu diatas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal
gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya,
maka surat cinta kami ini sungguh tak berarti apa-apa bagimu.

Semoga Allah mempertemukan kita di sana, di surgaNya, mendapati dirimu
dan diri kami dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam
dan sisi dalamnya terlihat dari luar.

Amin.........

(Dikutip dari sebuah millis)

Selasa, 11 November 2008

tasbih sekeping atom

Dan tiba-tiba aku merasa jengah....
menjadi limbung, terhempas diantara tingkatan energi
aku berlari...melompat...
tereksitasi...dari satu maqam ke maqam yang lain
mencari kesejatian diri
maknai cinta sejati

kemudian aku menjadi luruh
menjelma dalam wajah yang lain
zuhudkan diri diantara berkas cahaya...
berpendar...berfluoresensi
dan kemb
ali aku menjadi kosong...kosong dan kosong

Senin, 10 November 2008

Sepenggal Hikmah Bersama Ustadz. Hasan Al banna Dalam Mensikapi Pengkritik

Semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk lebih bijaksana dan menjaga diri dalam mengkritik dan menyikapi kritik.

Bermula dari sebuah artikel yang dimuat oleh harian umum al-Ahraam yang telah membuat Sang Imam dan murid-muridnya gelisah. Bagaimana tidak, artikel yang ditulis oleh si Fulan itu berisi pemikiran yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Si Fulan mengatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi manusia untuk menutup auratnya. Sebab secara fitrah, tiap manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang. Maka ia menyerukan agar budaya telanjang itu dilestarikan di tengah masyarakat Mesir.

Maka para ikhwan yang merasa marah, langsung membuat artikel bantahan dan siap dikirim ke harian umum yang sama. Namun sebelum itu, mereka mengutus seorang ikhwan bernama Mahmoud yang merupakan penulis artikel bantahan itu, untuk meminta pendapat dan izin dari Sang Imam.

"Ya, Ustadz. Bagaimana pendapat anda?" tanya Mahmoud pada Sang Imam yang tampak terdiam lama setelah membaca artikel bantahan itu.

"Akhi..." Sang Imam menatap Mahmoud. "Artikelmu ini sangat bagus dan penuh argumentasi yang jitu. Tapi..."

"Tapi apa ya, Ustadz?" tanya Mahmoud heran. Wajah Sang Imam yang teduh itu berubah galau. Ditatapnya artikel bantahan yang tergenggam di tangannya.

"Dalam pikiranku, tergambar beberapa dampak dari tulisanmu ini jika ia jadi dimuat," ujar Sang Imam pelan sambil kembali menatap Mahmoud.

"Pertama, artikel yang ditulis si Fulan itu sangatlah tajam, menusuk hati kaum Muslimin. Sementara konsumen pembaca harian al-Ahraam itu sendiri relatif sedikit dibanding jumlah penduduk Mesir secara keseluruhan. Dan rata-rata, mereka tidak membacanya dengan serius."

Mahmoud menyimak uraian Sang Imam dengan hati bertanya-tanya. Ia belum paham maksud gurunya itu.

"Jika kita menurunkan bantahan terhadap artikel tersebut, maka akan timbul beberapa titik rawan. Diantaranya, justru akan mengekspos artikel tersebut dan memancing keingintahuan bagi mereka yang belum membacanya. Sementara yang sudah membaca, akan kembali terpancing untuk membaca dengan serius. Dengan demikian, tanpa sadar kita telah memicu perhatian masyarakat kepada sesuatu yang buruk, yang bisa saja mendatangkan mudharat bagi orang-orang yang berjiwa lemah. Kalau artikel si Fulan itu kita diamkan saja, insya Allah ia akan tenggelam dengan sendirinya," tutur Sang Imam pelan. Mahmoud masih tampak belum puas dengan penjelasan itu, meski ia mulai bisa meraba maksud gurunya.

"Akhi, BANTAHAN ADALAH SALAH SATU BENTUK TANTANGAN YANG AKAN MEMANCING SIKAP KERAS KEPADA BAGI YANG DIBANTAH. Dan sekalipun ia menyadari bahwa ia salah, tapi BANTAHAN ITU AKAN MEMBUATNYA BERSIKUKUH PADA KESALAHANNYA. Ketahuilah, Akhi, si Fulan itu telah terpengaruh oleh sebuah lingkungan yang membuatnya berpikir seperti itu. Dan aku melihat, TUJUANNYA MENULIS ARTIKEL ITU BUKANLAH UNTUK MENGUNGKAPKAN APA YANG MENJADI KEYAKINANNYA. MELAINKAN SEKEDAR MENCARI PERHATIAN DENGAN CARA MENGHALALKAN SEGALA CARA."

Sang Imam diam sejenak. Sementara Mahmoud yang duduk di hadapannya masih menunggu kelanjutan kalimatnya dengan raut serius.

"Akhi, jika sampai si Fulan bersikukuh dalam kesalahan itu akibat bantahan yang kita sampaikan, maka secara tidak langsung kita telah menghalangi pintu taubat baginya. Si Fulan itu masih muda. MEMBUKAKAN PINTU KEBENARAN BAGINYA JAUH LEBIH BAIK DARIPADA MELEMPARKANNYA JAUH-JAUH DARI KEBENARAN YANG SEBENARNYA MENJADI HAK DIA. Justru kewajiban kitalah untuk membantunya meraih kebenaran itu. Aku tidak ingin, emosi yang bermain dalam dada kita membuat seseorang terhalang dari hidayah Allah. Begitulah pemikiranku. Bagaimana menurutmu, Akhi?" Sang Imam menutup penjelasannya.

Mahmoud yang sejak tadi diam menatapnya, perlahan menunduk. Kini semakin disadarinya betapa Sang Imam adalah manusia yang sangat bijak. Sosok yang penuh kharisma dan telah melebur ke dalam kancah dakwah secara jasad, ruh, akal, dan hartanya. Pengetahuan yang dalam dan hubungannya yang erat dengan Allah telah menjadikan pandangannya demikian luas, nalurinya peka, mata hatinya tajam, jauh menembus ke depan. Ya, ia telah dianugerahi bu'dunnazar (pandangan yang jauh ke depan), sesuatu yang jarang dimiliki oleh orang biasa.

Perlahan Mahmoud mengangkat kepalanya. Ditatapnya wajah Sang Imam sambil tersenyum. "Anda benar sekali ya, Ustadz. Saya setuju dengan pendapat anda.

"Sang Imam pun tersenyum melihat muridnya mau memahami apa yang ada dalam pikirannya. Maka perlahan dirobeknya artikel yang tergenggam di tangannya saat itu.

Waktu terus berlalu, dan artikel si Fulan yang membahayakan itupun berlalu begitu saja. Masyarakat sepertinya tidak terusik sama sekali. Namun, apakah yang terjadi pada si Fulan sendiri? Sejarahlah kemudian yang mencatat bahwa ia telah menjelma menjadi sosok paling heroik di kancah dakwah.

Ia telah tercatat sebagai salah seorang prajurit Islam yang gagah berani, yang menyuarakan kebenaran dengan suara lantang meski penjara mengurung jasadnya selama pemerintahan Gamal Abdul Nasser. Ia telah mempersembahkan kepada ummat, tafsir Al-Quran yang sangat luar biasa Fi Zilalil Quran, yang ia tulis selama di dalam penjara. Ia telah menjadi orang terdepan dalam perjuangan menegakkan kalimatullah di Mesir dan menutup sejarah hidupnya sebagai seorang syuhada di tiang gantungan pada tanggal 29 Agustus 1966.Dialah... Sayyid Quthb rahimahullah !

(Dikutip dari sebuah millis)

Jumat, 07 November 2008

16 ooooooohhhhh.....!!!!

Baru aja 3 minggu yang lalu aku curhat sama Allah bahwa sepertinya ku lagi kena penyakit hubuddunya...dan kepingin banget rasanya cerita sama guru ngaji...eh ternyata belum sampe aku cerita pas lagi ngaji, guru ngaji ku kasih materi tentang hubuddunya :) teguran langsung...tanpa harus cerita bla...bla...bla...(emang bashirohnya guru ngaji ku bagus kali ye...ngerti aja kalo aku lagi "error").
Tapi gak cuma sampai disitu....tiba-tiba aja temenku qori ngajakin aku belajar talaqqi setiap sabtu ba'da subuh di daerah bangka.
Wuiiiihhh...seneng banget tentunya...karena aku sendiri belum pernah belajar tahsin sebelumnya (pernah deng...cuma 2 bulan) dan ...he..he..rada jarang getoh...maen-maen ke bangka.
But...you know? siapa yang mengajar dan siapa saja yang diajar ?
yang mengajar adalah seorang ustadzah hafizhoh 30 juz yang sangat zuhud...yang walaupun gak punya uang beliau rela menanggung hidup 16 mahasiswi LIPIA yang gak punya biaya asalkan mau menghapal quran.Belajarpun gak di tagih bayaran.
Deg....!!! badanku jadi lemes dengernya... gak cuma sampai disitu fren...ternyata yang 16 orang penghafal quran itu adalah yang cikal bakal menjadi teman-temanku untuk belajar talaqqi. Deg lagi...!!! itu artinya kehidupanku kedepan aku bakalan punya 16 temen-temen zuhud (pengafal quran kan biasanya zuhud). "16 cing !!!".Dikasih langsung sama Allah untuk dicontoh. Hmmmmmppphhhf....aduh apa aku bisa ya ngimbangin mereka? satu juz aja aku masih belepotan...jadi malu. Secara...aku sendiri dapet julukan dari temen kantorku sebagai akhwat moderat dan demokratis. Entahlah apa aku harus bangga atau justru sedih dengan julukan ini...

Tapi terlepas dari itu semua...Allah itu baik banget yah...negur aku bukan dengan memberi langsung...tapi dengan memberi jalan untuk aku cari sendiri jawabannya.....makna zuhud yang sebenarnya.16......16......16...... oooooooohhhhhhh!!!!! gimana nyontohnya?

Rabu, 05 November 2008

Negara Ke Lima

Raganya Indonesia.Tetapi Jiwanya Tidak Lagi Nusantara.Satu Kelompok Berkuasa.Sisanya Percaya Saja.Sebagian Kelompok Kaya.Sisanya Menanggung Derita.Bubarkan Indonesia.Bebaskan Nusantara.Bentuk Negara Kelima.

Sebuah fiksi ilmiah karya si misterius ES ITO mengajak kita untuk menggali sejarah masa lalu bangsa Indonesia yang konon kabarnya merupakan bagian dari benua atlanta yang hilang. Alur ceritanya mirip sekali dengan "THE DA VINCI CODE" yang pernah saya baca.Diawali dari pembunuhan tiga remaja yang diduga kuat dilakukan oleh KElompok PAtriotik RADikal, sebuah kelompok yang ingin mendirikan negara baru, karena terdapat tanda goresan yang berbentuk piramid di leher ketiga korban, simbol khas mereka.

Setelah melalui serangkaian tarik ulur mengenai siapa yang berhak menangani kasus itu antara Satuan Reserse Umum dengan Detasemen Khusus Antiteror Polda Metro, yang jadi buronan justru Inspektur Dua Timur Mangkuto. Dia adalah perwira seksi data dan informasi pada Detsus Antiteror yang berselisih paham dengan komandannya, Kombespol Riantono.
Timur lalu terpaksa melarikan diri setelah sahabatnya, Iptu Rudi Djatmiko, turut terbunuh pula. Dalam pelariannya, ia kemudian bertemu dengan Eva Rahmasari Duani, seorang sejarahwan cantik yang mendalami sejarah Atlantis. Bersama Eva, Timur lalu menyingkap teka-teki negara kelima versi KePaRad dan sekaligus menemukan satu demi satu puzzle sejarah yang menghubungkan Atlantis dan Indonesia berdasar buku Timaeus and Critius karangan Plato.

Sebuah pencerahan baru bagi dunia sastra indonesia...Buku ini syarat dengan muatan ilmu pengetahuan sosiologi dan sejarah tentunya. Dan yang pasti akan membuat mereka yang berasal dari Sumatera Barat menjadi "Narcis dan rada-rada gede kepala :D".Pokoknya beda deh dengan novel-novel indonesia yang lain...selamat membaca

Selasa, 28 Oktober 2008

Edensor

Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains.Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, meyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat yang jauh,menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing.Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang.Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkram dingin.
Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan.
Aku ingin hidup!ingin merasakan saripati hidup!


Aku emang suka banget baca buku-buku yang menginspirasi...."EDENSOR", satu karya dari Andrea Hirata yang akan mengajak kita berpetualang wujudkan mimpi. Buku ini menceritakan kisah Ikal dan Arai yang berusaha mewujudkan mimpi mereka untuk menjelajahi benua eropa dan afrika dengan cara yang sangat unik.
Buku yang menarik,seru,ilmiah dan tidak membosankan.Penggambaran setiap kota yang diceritakan begitu jelas sehingga seakan-akan kita memang berada disana. Sebenarnya buku pertama dan keduanya juga bagus...tapi aku paling suka dengan yang ini...dan sedang menunggu tetralogi yang keempat. Akankah tetralogi yang keempat lebih seru ??? kita tunggu aja

Sabtu, 25 Oktober 2008

The Alchemist

"the alchemist" karya Paulo Coelhoe buku yang menceritakan tentang perjuangan seorang penggembala domba bernama santiago dalam menggapai takdirnya…Takdir yang hampir tidak mungkin kalau harus dipikirkan dengan logika…tetapi pemuda ini terus berusaha mencarinya dengan segenap keyakinan yang dimilikinya. Wal hasil dia memang benar2 mendapatkannya…dalam cerita ini the alchemist muncul sebagai sosok guru yang sangat bijaksana bagi santiago.Dia mengajarkan pemuda ini untuk bisa memperhatikan setiap petunjuk yang akan membawa pemuda ini menggapai takdir2 nya . Cerita ini bagus untuk dibaca siapa saja apalagi yang menyukai dunia tasawuf karena mampu memberikan inspirasi kehidupan yang mungkin selama ini hampir tidak pernah terpikirkan oleh kita…Buku yang membuat kita tidak ingin berhenti untuk mengejar mimpi. Selamat membaca

Rabu, 27 Agustus 2008

Suatu Saat Dalam Sejarah Cinta Kita

Suatu saat dalam sejarah cinta kita,
Kita tidur saling memunggungi
Tapi jiwa berpeluk-peluk
Senyum mendekap senyum

Suatu saat dalam sejarah cinta kita,
Raga tak lagi saling membutuhkan
Hanya jiwa kita sudah lekat menyatu
Rindu memeluk rindu

Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Kita hanya mengisi waktu dengan cerita
Mengenang dan hanya itu yang kita punya

Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Kita mengenang masa depan kebersamaan
Kemana cinta kan berakhir
Disaat tiada akhir

by: Anis Matta

Jumat, 08 Agustus 2008

warisan paling berharga

Sejenak mengulas titik balik kehidupanku....Sewaktu aku masih SD, bapakku pernah mengajakku mengkhayal tentang masa depan. Beliau bilang...nanti kalau papa, mama sudah tua mereka gak mau capek lagi tinggal nunggu memetik hasil dari anak-anaknya. Beliau bilang maunya menghabiskan masa tua dengan hanya bermain-main dengan cucu :) (he...he...ada-ada aja ya pemikiran bokap gue).

hmmmm....siapa yang nyangka ya...di usiaku yang sekarang ternyata aku sudah tidak punya orang tua. Bapakku menghadap Allah saat aku kelas 2 SMA. dan satu setengah tahun yang lalu ibu ku menyusul karena penyakit kanker rahim yang dideritanya . Tapi paling tidak aku masih lebih beruntung di banding teman-teman ku yang tidak pernah tahu wajah ayah dan ibu nya. Aku lebih beruntung karena walau pertemuan ku dengan mereka cukup singkat tapi segala nilai yang mereka tanamkan pada diriku begitu kuat tertancap didalam diri ini. Bapak dan ibuku tidak meninggalkan warisan banyak ketika menghadap Allah. Cuma ilmu dan prinsip hidup...

Tidak lama sesudah ayahku tiada, toko tempat sumber penghidupan kami habis terbakar, di tambah lagi dengan adanya beberapa penghianatan dari sepupu dan anak buah bapakku (yang menghambur-hamburkan harta warisan kami untuk judi dan main perempuan). Kondisi ini semakin membuat kami terpuruk. Tapi ada hal yang aku syukuri karena hikmah dibalik ini adalah memang disinilah sebenarnya titik balik kehidupanku.
Aku yang terbiasa menerima....harus belajar untuk mencari. Aku yang terbiasa meminta harus belajar untuk memberi. Dari mulai menghadap kepala sekolah untuk mengajukan keringanan biaya sekolah, sampai jualan dikampus untuk cari biaya kuliah dan yang agak elite dikit ngajar privat. Disini juga sebenarnya aku mulai mendalami ajaran islam lebih intensif. Lebih rajin sholat dhuha, mulai mau membaca terjemah al qur an dan mulai luluh untuk mau pake jilbab (walaupun untuk itu aku juga harus berjuang keras dan mendapat tantangan keras dari berbagai pihak). Tapi ini yang membuat aku semakin kuat...semakin berprinsip .

Harus kuakui bahwa sebenarnya aku mewarisi 2 jiwa dari kedua orang tuaku. Jiwa wirausaha dari ayahku dan jiwa religius dari ibuku. Sebuah perpaduan yang menurutku sempurna...untuk bisa membuat ku bertahan menjalani kehidupan hingga saat ini. Aku menganggap ini adalah warisan sebenarnya yang telah mereka berikan kepadaku. warisan berharga yang bahkan lebih berharga dari pada segunung emas.

Walaupun mungkin belum sesempurna mereka dan belum seperti apa yang mereka impikan. (Sebenarnya masih banyak harapan mereka yang belum bisa aku tunaikan karena keterbatasanku). Aku selalu berharap semoga orang tuaku ridho terhadap diriku dan mau memaafkan segala kesalahanku dan semoga Allah membimbingku untuk dapat menjadi apa yang mereka cita-citakan. Rabbi...pertemukan kami didalam syurga-Mu...hanya itu yang kuimpikan.

Allah karim..........syurga begitu layak untuk mereka



Senin, 04 Agustus 2008

Futur.....

Ramadhan sebentar lagi....tapi kenapa ya? sepertinya aku merasa masih jauh...ya Allah kesibukanku ternyata secara tak sadar membuatku lupa dengan-Mu. Selama sibuk di PON aku jadi orang yang susah banget bangun di malem hari (kelewat nyenyak) walaupun alarm handphone udah teriak-teriak di kuping, tilawahku???, dzikirku???, shalat sunnahku??? lalu apa yang tersisa dari hatiku?
ya Allah sepertinya aku harus mereview dan mengecek kembali segala rapor merah dalam ibadahku. Akankah ku biarkan diri ini belum siap untuk menyambut ramadhan tercinta?
Allah...Harus ku renungkan kembali bagaimana caraku mencintai-Mu.
Terkadang aku rindu suara kecipuk air di malam hari, suara yang selalu membuatku bangun dan kembali bersemangat untuk Qiyamullail karena gak mau kalah sama ibuku.

Rabbi...ternyata benar apa kata murobbiku...jikalau ada satu aja ibadah rutin kita yang kita tinggalkan...niscaya akan berimbas pada ibadah-ibadah yang lain...jujur kondisi begini gak enak banget untuk aku...ruh ku tersiksa ya Rabb...aku rindu saat-saat aku bisa menangis di hadapan-Mu....sendiri...di sepertiga malam...aku rindu untuk bisa menikmati lantunan tilawah ku sendiri.

Rabbi...jangan Kau biarkan aku sendiri. Menapak tanpa petunjuk-Mu.
Tunjuki aku ya Allah...tegurlah aku jikalau memang aku salah...
Rabbi ajari aku cara untuk mencintai-Mu
Aku malu pada-Mu ya Rabb....

Rabbana...yaaa rabbana.....dzhalamna anfuusanaaa...wa illam taghfiirlanaa... watarhamna...lanakuunananna minalkhaasiriin...

Jumat, 30 Mei 2008

MIMPI

Bicara tentang mimpi....semua orang harus punya mimpi. Mimpi membuat hidup kita lebih bersemangat karena ada sesuatu yang diharapkan, lebih terarah karena memiliki target. Hidup tanpa mimpi berarti mati. Ibarat orang yang sedang berenang di tengah samudera, seorang yang memiliki tujuan akhir, bisa mengukur seberapa jarak antara dia dengan pulau yang dituju nya.Sehingga dia bisa mempersiapkan bekal yang harus dia bawa,strategi yang harus dia lakukan untuk mencapai tujuannya. Lain halnya dengan orang yang tidak memiliki tujuan, pada akhirnya ia akan merasa lelah dan mati dalam keadaan terombang-ambing, tidak jelas karena dia tidak tahu kemana harus melangkah. Semoga Allah masih memberikan kesempatan dan kemauan kepada kita untuk membuat dan mewujudkan mimpi.

Terkadang aku menganalogikan hidup ini bagaikan permainan monopoli. Dalam permainan ini setiap kita punya mimpi untuk menjadi orang kaya. Serunya lagi setiap kita melempar dadu, kita gak pernah tahu apakah dadu yang akan kita lempar adalah dadu keberuntungan untuk kita atau justru kerugian.Tapi itulah fitrahnya permainan monopoli, mau tidak mau kita harus melempar dadu, suka tidak suka kita harus melangkah walaupun penuh resiko. Bagaimana mungkin menjadi orang kaya tanpa melempar dadu dan bagaimana mungkin menjadi orang kaya tanpa melangkah. Bahkan setiap orang kaya dalam permainan monopoli juga pernah ketimpa sial, bayar pajak tanah, bayar karena berhenti ditempat pemain lain, masuk penjara, tapi tidak pernah kapok untuk melangkah...

Yah...itu semua karena mimpi...

Rasulullah SAW adalah seorang yang juga memiliki mimpi, sebuah impian terbesar untuk mengabarkan Islam pada dunia.
Nabi Ibrahim juga memiliki mimpi untuk menjadikan ka'bah sebagai tempat yang ramai dikunjungi orang.
Nabi Musa juga memiliki mimpi untuk membebaskan bani isra'il

dan mereka semua mewujudkan itu dengan cara yang tidak mudah...

Siapapun harus bermimpi, karena ia adalah bagian dari sunnah para Rasul.

Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa mungkin saja kita pernah berhenti dari mimpi kita, membuang jauh-jauh harapan hidup kita dan tidak pernah berharap untuk bermimpi kembali...Lalu kenapa itu bisa terjadi? Sepertinya...ada beberapa hal yang membuat hal itu bisa terjadi :

1. Kita tidak PeDe.
Padahal PeDe adalah modal awal untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita. Kita merasa diri kita begitu lemah, takut gagal, takut di hina, takut ditertawakan. Dan semua ketakutan itu berawal dari satu kata yaitu "MIND SET". Pernahkah kita merenungkan tentang kisah perjalanan hidup kita sendiri? Ketika kita masih berada di alam arwah, jasad kita masih berupa sperma yang menjijikkan. Kemudian ketika tiba saatnya kita dan ribuan sperma (calon manusia) lainnya diperintahkan Allah untuk menyerbu satu sel telur. Disitu kita dan ribuan calon manusia lain saling berkompetisi untuk menjadi manusia baru. Kompetisi yang begitu ketat, sehingga hanya satu sel sperma yang paling berkualitaslah yang mampu untuk memenangkannya. Dan itu adalah kita.... . Lalu ketika kita lahir, tidak ada satupun yang bisa kita lakukan kecuali menangis. Kemudian seiring berjalannya waktu kita belajar bergerak, merangkak, berdiri, berjalan dan berlari. Kita tidak pernah kapok untuk mencoba walaupun kita harus terjatuh. Sadarkah kita bahwa sebenarnya kita adalah seorang pejuang? Kita adalah seorang juara, kita bukan pecundang.... Seorang bayi tidak pernah kapok untuk berusaha berjalan karena MIND SET yang ada di dalam dirinya adalah MAMPU seorang bayi tidak pernah mengenal kata gagal.Sekedar mengutip kalimat dari orang-orang bijak...
- Ketika kita ingin menjadi seorang juara...maka lakukan apa yang tidak bisa kita lakukan...
- Ketika kita mengatakan TIDAK BISA maka sebenarnya kita sedang kehilangan kesempatan untuk menjadi BISA.

2. Kita tidak punya target hidup yang jelas
Padahal fitrah dari hidup ini selalu mempunyai lintasan arah. Coba kita renungkan kejadia penciptaan Allah.Bukankah semuanya penuh dengan keteraturan yang sangat luar biasa. Apa yang ada dilangit dan dibumi semua bergerak menurut lintasannya masing-masing. Punya arah dan punya target, Kalau tidak begitu mungkin semua jadi hancur karena harus bertabrakan satu dengan yang lainnya. Diawal tulisan saya bercerita tentang seorang yang berenang ditengah samudera. Pada hakikatnya sebagai seorang muslim ada hendaknya kita memiliki dua target utama didalam hidup. Yaitu target kita sebagai Abdullah wa Amatullah, dan target kita sebagai Khalifatullah. Untuk mencapai dua target utama ini kita perlu merancang, memenangkan dan mengevaluasi target-target kecil didalam hidup kita.

3. Kita begitu mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar
Adakalanya lingkungan tidak mendukung keinginan kita...atau justru karena lingkungan kita tidak pernah tahu bahwa sebenarnya kita memiliki bakat luar biasa. Akhirnya kemempuan kita mengendap begitu saja jauh didalam alam bawah sadar kita tanpa kita pernah menyadari bahwa menutup segala mimpi sebenarnya merupakan suatu pembunuhan terhadap karakter diri. Adakalanya kita harus bisa menjadi orang tuli yang tuli dari segala input negatif dari luar tentang diri kita. Atau menjadi orang buta, yang buta untuk melihat kecacatan diri. Menjadi orang bisu yang bisu dari segala keluh kesah. Namun bukan dalam artian bahwa kita tidak boleh merenung dan mencari tau kelemahan kita...Tapi semua kita lakukan semata untuk menjadi orang PeDe dan tidak berlindung di balik kelemahan kita.

Mungkin sesekali kita perlu untuk membuat suatu hentakan dalam hidup...

Agar kita menyadari....betapa hebatnya diri kita....

Allah...inilah hamba-Mu yang juga memiliki impian...
Bantu hamba ya Allah...untuk mewujudkan semua nya.
Hamba ingin sekali ada sesuatu yang dapat hamba banggakan
ketika jasad ini harus mempertanggung jawabkan segalanya
dihadapan-Mu.


bersambung....

Jumat, 16 Mei 2008

khusyu'

Sepi menegur diri...
Ketika masa khatam kan cinta
terhempas...satu demi satu...

Berbasuh sunyi aku menghibur hampa...
Lenakan diri dalam gelombang alpha...

Bersama Cahaya diatas cahaya...

(innallaha maa anaa)

Kamis, 01 Mei 2008

Merenung sejenak

Seringkali kita berfikir tentang orang lain, kesalahan, aib dan keburukan orang seakan-akan kita menjadi sengsara karena perilaku orang lain. Padahal tiada satupun yang menimpa pada diri kita kecuali buah dari perilaku kita sendiri.
Tak ada satupun senyuman yang kita lontarkan kepada orang lain kecuali kembali pada dirinya. Oleh karena itu jangan pernah menyalahkan siapapun jikalau hidup kita terpuruk, hidup kita seakan berat dan nestapa.Tidak ada yang tertukar semua perbuatan kecuali kembali kepada dirinya sendiri. Orang-orang yang beruntung adalah dia yang selalu berfikir tentang dirinya, apakah saya ini sombong?apakah saya ini riya? apakah saya ini egois? orang yang beruntung adalah yang sangat berjuangh keras untuk menemukan dirinya. Karena bagaimana mungkin kita akan merubah orang lain sementara kita tidak pernah merubah diri kita.Kegagalan dakwah adalah karena yang berdakwah tidak banyak mengetahui kekurangan dirinya. Berbahagialah bagi orang-orang yang meluangkan waktu untuk bisa mengevaluasi dirinya sendiri.

subhanallah....walhamdulillah....walaailaaha illallah...wallahu akbar...

Ikhwahfillah...
sejenak kita tundukkan kepala kita...kita tundukkan hati kita....kita pejamkan mata kita....kita bayangkan bahwa Allah begitu dekat dengan kita....lebih dekat daripada urat nadi kita...Allah yang Maha Agung sedang menatap, mendengar dan memperhatikan kita.Dia tahu apapun yang kita lakukan.Tidak ada satu lirikan matapun yang luput dari pengetahuan Allah, tidak ada satu patah kata pun yang terucap yang tidak terdengar oleh pendengaran Allah. Ketika saat ini kita dihargai orang lain, kita dihargai teman-teman, kita dihargai orang tua, sesungguhnya bukan karena kemuliaan yang kita miliki, melainkan karena Allah masih menutupi aib kita, Allah masih menutupi segala maksiat yang pernah kita lakukan.

Ikhwahfillah...
Sungguh kian hari kian dekat dengan saat kepulangan kita.Kain kafan akan ada saatnya Allah bungkuskan kepada jasad kita.Alangkah beruntungnya jikalau kematian datang, jikalau malaikat maut menjemput kita, kita benar-benar sudah siap. Dosa kita sudah diampuni Allah, badan kita terbasuh air wudhu, kening kita usai berujud, lisan kita sedang lirih menyebut Asma Allah, keringat kita bersimbah dijalan Allah, paras kita begitu indah. Alangkah indahnya jikalau kematian datang orang tua kita ridho terhadap kita. Orang-orang yang pernah kita sakiti hatinya sudah memaafkan kita, tak ada lagi hutang piutang. Alangkah indahnya jikalau kematian datang air mata ini sedang menetes merindukan Allah. Kita lepas ajal kita dengan khusnul khatimah.

Tapi alangkah banyaknya orang-orang yang mati dalam keadaan berlumur dosa. Mati ditempat zina, mati manakala dikutuk dan dilaknat orang tua, mati berselimut harta haram, mati dalam keadaan terhina, naudzubillahimindzalik.

Ikhwahfillah...
Hidup di dunia cuma sebentar, Allah yang menciptakan kita, memilih kita untuk menjadi manusia.Diantara milyaran manusia, Allah memilih kita menjadi orang islam, diantara orang-orang yang mengaku islam begitu banyak yang tidak kenal sujud, tidak kenal Al Quran, Allah membimbing kita untuk menjadi muslim yang keningnya masih diberi kesempatan untuk bersujud. Otak kita dibuat cerdas,tidak hilang ingatan.
Allah memberikan mata kepada kita sehingga kita bisa melihat indahnya dunia.Walaupun Allah tahu mata kita bergelimang maksiat, tetap dipelihara,dituntun untuk bisa akrab dengan Al Quran.

Alhamdulillah Allah memberikan kita kedua telinga yang dapat mendengar dengan jelas, mendengar indahnya Adzan, mendengar bayi menangis.Padahal mudah bagi Allah untuk mengambil nikmat ini jikalau Allah mau. Kita sering senang mendengar kekurangan orang lain, dengki terhadap orang lain, kita sering kali senang mendengar musik-musik maksiat, kata-kata maksiat. Padahal mudah bagi Allah untuk membuat dunia ini sepi seketika. Kalau telinga ini diambil, maka tak ada lagi indahnya suara adzan yang bisa kita dengar atau kicau burung dipagi hari.

Alhamdulillah Allah memberikan kita lidah yang bisa bersuara. walau Allah tahu betapa banyak dusta yang telah kita ucapkan. Berapa kali hati orang tua yang tercabik oleh kata-kata kita. Allah tahu persis berapa jumlah orang yang terhina dengan kata-kata kita. Tapi Allah begitu baik, masih menuntun kita untuk bisa istighfar.Padahal mudah bagi Allah untuk membuat mulut kita tidak bersuara.
astaghfirullahal adziiim....
Allah maha tahu apa yang kita sentuh dengan tangan ini....kita begitu riya dengan apa yang kita miliki....kita pamerkan aurat kita...sehingga membuat orang lain tergelincir. Allah tahu betapapun kening ini sering bersujud...tetapi jarang sekali mengingat Allah. Shalat kita jarang khusyu'.Tetapi kita tetap dipelihara.
Allah maha tahu siapapun yang pernah mendekati zina. Tidak ada yang tersembunyi bagi Allah. Allah menatap segala-galanya.Allah maha tahu keadaan hati kita.Petantang petenteng sombong dan merasa hebat,padahal yang dihebatkan cuma titipan Allah.

Ikhwah fillah...
semua lumuran aib ini, tidak ada yang tahu kecuali Allah. Andaikan malaikat maut pagi ini menjemput kita, bekal mana yang kita bawa pulang? bukankah kita pasti mati, bukankah semuanya akan diperhitungkan? Mau pulang kemana?
Bukankah kita pulang kepada Allah? kita sering meminta surga padahal amalan kita neraka, kita ingin selamat padahal perilaku kita celaka. Lalu bekal apa yang kita bawa pulang? yang mana?
shalat kita yang jarang khusyu?bacaan Al quran kita yang tidak ikhlas, amalan-amalan kita yang penuh dengan riya?

Kepada orang tua kita sering durhaka...Padahal sembilan bulan kita menghisap darahnya. Berdiri susah berbaring susah, kita terlahir bersimbah darah, dua tahun kita hisap susunya, belasan tahun kita hisap tenaga dan keringatnya, kini orang tua makin tua renta. Betapa banyak kata-kata yng mengiris hatinya, berapa banyak sorot mata kita yang menghujam perasaannya, berapa kali kita memalingkan wajah dengan ketus kepadanya, berapa kali kita menghardik dan mendustakannya. Padahal amal yang paling dicintai Allah sesudah shalat adalah memuliakan kedua orang tua kita.Apakah air susu dibalas dengan air tuba?

Mungkin orang tua kita jadi berlumur dosa karena ingin membuat kita bahagia, agar kita bisa makan, agar kita bisa kuliah, agar kita punya sepatu, agar kita dihargai teman-teman, agar kita tidak dihina. Mereka membanting tulang, memeras keringat bisa jadi mengabaikan sujud, sholat, neraka menjadi dekat dengannya. Padahal doa anak yang sholeh yang dapat menyelamatkannya. Akankah kita tega melihat orang tua kita su'ul khatimah? dikubur melolong-lolong, terhimpit siksa kubur, padahal doa anak yang sholeh menjadi cahaya bagi kubur. Kenanglah kedzholiman kita kepada orang tua kita.....amal mana yang bisa kita bawa pulang?

Sesungguhnya kita tidak pernah tahu berapa lama lagi kita akan menatap wajah kedua orang tua kita. Andaikata ibu bapak kita sudah terbungkus dengan kain kafan tidak ada lagi wajah yang bisa ditatap, tidak ada lagi tangan yang bisa kita cium, tidak ada lagi oleh-oleh yang bisa kita bawakan, tidak ada lagi suaranya yang bisa kita dengar, tidak ada lagi sapaannya yang bisa kita tunggu, tidak ada lagi do'anya untuk kita. Andaikata ibu bapak kita sudah terbujur kaku, kita tidak bisa lagi bercengkrama, andai ibu bapak kita sudah berada di liang lahat, maka kita tidak akan pernah melihatnya lagi dirumah, andaikata tanah sudah menimbun jasadnya. Jangan sia-siakan selama ibu bapak kita masih ada. Seburuk apapun keadaannya, darah dagingnya melekat pada tubuh kita. Kita lah yang harus meminta kepada Allah agar orang tua kita di selamatkan.

Ya Allah...sholehkan orang tua yang belum sholeh...muliakan yang orang tuanya terhina...Bahagiakan walaupun orang tuanya berpisah ya Allah. Jadikanlah kami menjadi anak yang tau balas budi, kumpulkan kami didalam Jannah-Mu.

Duhai Allah yang maha menatap.Inilah kami hamba-Mu yang Engkau ciptakan, yang Engkau urus setiap saat, ketika kami lelah Engkau yang menidurkan, ketika kami lapar Engkau yang memberi makan, Ketika kami kedinginan, Engkau yang akan memberikan selimut. Kami mohon pada-Mu tuk menjadikan saat ini adalah saat ampunan bagi seluruh dosa kami.Ampuni kami ya Allah...

Ampuni sebusuk apapun diri kami...ampuni seburuk apapun masa lalu kami. Hapuskan sekotor apapun aib-aib kami.Ampuni seluruh dosa kami. Ampuni jikalau selama ini kami banyak melupakan-Mu,ampuni jikalau kami sering tidak ridho dengan ketentuan-Mu. Sering kecewa dengan takdir-Mu, kurang bersabar terhadap ujian-Mu. Ampuni segala maksiat yang pernah kami perbuat.

Ampuni segala kedzoliman kami kepada ibu bapak kami. Buat orang tua kami agar ridho dan mau memaafkan kami, jadikan hatinya terhibur oleh akhlaq kami.Selamatkan mereka ya Allah. jadikan tetesan keringatnya,air mata dan darahnya menjadi jaan kemuliaan bagi dunia dan akhiratnya.Lapangkan kuburnya ya Allah, jadikanlah kuburnya adalah taman-taman syurga-Mu, bahagiakan mereka dengan perjumpaan dengan-Mu, pertemukan kami didalam syurga-Mu. Ringankan hisabnya ya Allah...

Allahumagfirli waali waalidayya warhamhuma kamaa rabbayaani saghiraa...

Ya allah ampuni dosa guru-guru kami...dan orang-orang yang telah berjasa bagi keislaman dan bagi kami.Ampuni jikalau kami sering sombong terhadap mereka.
Ampuni jikalau hati ini masih sering takabur, tersimpan rasa dengki.Indahkan hati kami menjadi hati yang ikhlas hanya mengharap ridho-Mu.

Yaa muqallibal quluub tsabbit quluubana 'alaa diinika

Ampuni setiap kebohongan kami,ampuni jikalau lidah ini sering menyakiti, karuniakan kepada kami tubuh yang bersih dari harta haram,bersih dari kemaksiatan.
Ya Allah bimbing kami untuk menjadi orang yang tawadhu, golongkan kami kedalam golongan hamba-hamba Mu yang bersyukur....

ya Allah perbaiki hubungan kami untuk selalu berada pada jalan-Mu....


---amiiin ya rabbal 'alamin---

Jumat, 08 Februari 2008

Terimakasih Allah

Bahkan dalam keletihan pun para da'i tetap tersenyum dan penuh semangat,karena apa yang ditunaikannya menjadi bermaknanya hidup, bermanfaatnya ilmu dan bertambahnya amalan. So jangan pernah berhentiuntuk menyebarkan kebaikan dan jangan pernah ragu untuk melangkah agar menjadi bukti bahwa diri ini masih sanggup memperjuangkan setiap ladang dakwah yang diberikan.Allah beserta orang-orang yang sabar.Keep istiqomah
(from : Ana, thanks ukhti)

Tausiyah ini diberikan sahabatku tepat disaat aku sedang memiliki beberapa amanah dan memang sangat butuh tausiyah untuk membangkitkan ruhul jadid.Seperti air yang mengalir di daun yang kering... begitu menyejukkan.Karena memang aku baru memulai langkahku kembali setelah sekian lama vakum dari dunia dakwah.

Tausiyah ini seperti mengajak aku untuk mereview indahnya ukhuwah islamiyah sewaktu aku masih kuliah...FMIPA UI kan memang dikenal sebagai pesantrennya UI. Aku merasa bahagia dengan segala kegiatan yang ku miliki...yah sampai sekarangpun aku masih mengenangnya...saat bersama-sama dengan sahabat-sahabatku meneruskan estafet dakwah kampus dari generasi terdahulu....walaupun tak sedikit dari sahabat-sahabatku yang pada akhirnya pergi meninggalkan jalan ini. Dan Allah masih memberikan semua nikmat ini kepadaku hingga sekarang...dan mudah2an untuk selamanya (amiiin)

Terimakasih ya Allah...untuk memberikan aku jalan hidayah, kedua orang tua yang bijaksana, saudara-saudara yang baik, sahabat-sahabat yang saling mencintai karena Allah, murobbi yang hebat karena selain memiliki dedikasi yang begitu tinggi pada dakwah juga begitu
open minded,
Terimakasih untuk segala nikmat yang Engkau berikan.

Jumat, 25 Januari 2008

tawazun dan kimia analisis

Belajar tentang kimia gak ubahnya belajar tentang sifat...yah bisa dibilang kimia itu adalah psikologinya science (he..he..jadi narcis neh). Terus terang ketika kau mendalam ilmu kimia...banyak sekali fenomena kimia yang jika kita renungkan pada akhirnya akan membuat kita bersujud...susujud sujudnya dihadapan Allah.Tidak ada celah bagi kita yang bisa kita masuki untuk bisa membantah keberadaan dan kekuasaan-Nya.

seperti halnya ketika kita belajar tentang kimia analisis...disini kita belajar mengenai reaksi kesetimbangan.Reaksi yang tak akan pernah berhenti sebelum dia mencapai kondisi kesetimbangannya.Apa efeknya kalau gak seimbang? sebuah reaksi kimia akan menjadi bersifat eksplosif (mudah meledak) atau yang lebih ringan bersifat merusak sebuah tatanan yang teratur (misalnya merusak untaian DNA kita yang akhirnya menyebabkan kanker) dan hal ini akan terus terjadi sampai mencapai titik keseimbangannya.
Untuk itu sebelum bekerja dilaboratorium, seorang alchemist di harapkan untuk mengenali karakter dan keunikan setiap larutan yang dicampurkan.

Kalau kita renungkan tubuh kita ini tak ubahnya adalah sekumpulan energi/sifat dimana masing-masingnya memiliki pola interaksi tertentu.Kalau kita tidak mnejaga mereka untuk berinteraksi secara seimbang...bisa dibayangkan apa yang terjadi?
dari sisi ruh, emosi menjadi tidak stabil dalam kondisi ekstrim malah bisa jadi gila
dari sisi jasad, fisik mudah sekali sakit dalam kondisi ekstrim malah bisa jadi kanker
Pada hakikatnya kita adalah alchemist untuk diri kita sendiri, untuk itu sudah seharusnya kita mengenali karakter dan keunikan diri kita sendiri. Agar kita bisa mengukur seberapa seimbangnya kita dalam menjalani hidup ini.

Ternyata subhanallah ya...makhluk terkecil Allah semisal elektron,proton, neutron, energi kuanta aja bisa menyelaraskan diri mereka dalam konsep tawazun dan memberikan contoh-contoh ketawazunannya kepada manusia untuk menjadi pelajaran.
Kita sebagai khalifah yang mengatur mereka, seharus nya patut malu dan bukannya malah dzhalim dengan cara merusak sifat seimbangnya.

Ini baru dari sisi kimia analisis...belum lagi kimia anorganik yang menggambarkan tentang nilai sebuah perjuangan dan mengajak kita untuk mengenali diri sendiri...kimia organik yang merupakan perumpamaan dari ukhuwah...atau kimia quantum yang mengajak kita mengenali Allah...ah...kapan2 kalo punya kesempatan untuk insya Allah kucoba untuk menuliskannya disini...

wallahu a'lam bishowab

"Dan sungguh telah Kami buatkan dalam AlQuran ini segala macam perumpamaan bagi manusia agar mereka mendapatkan pelajaran"


Jumat, 11 Januari 2008

Karena Cinta

Kemana lagi hendak kulangkahkan kakiku ini?
Masih adakah bumi tempatku berpijak?
Atau sisa langit yang harus ku junjung?

Di padang dunia aku mengembara...
Berkelana mencari cita...
Menoreh jejak....
Menyusuri takdir yang tak kunjung hadir...

Adakala gunung harus ku tanjaki...
Tak urung jatuh kedasar lembah...

Allah, kalau bukan karena cinta...
lelah, aku menapak...

Insan beriman tak pernah mengeluh...
Insan beriman percaya bahwa semua pasti ada akhirnya...
Insan beriman selalu berdoa dan berikhtiar...
Insan beriman tidak pernah putus asa...
(tausiyah from : Rujiani, thanks ukhti...)

Rabu, 02 Januari 2008

MUHASABAH

Robbi,
Aku malu menghadap-Mu...
Karena aku tau betapa banyak dosa yang terpoles di wajah ini...
Betapa banyak cumbu rayu semu yang menyeretku kian jauh dari-Mu
Aku malu menatap-Mu
Walau lewat kerling sudut mataku
Karena aku tau betapa banyak nista yang kubiarkan lewat dipandanganku
Menjual mimpi harapan palsu
dan semakin terlena ku terbuai melupakan-Mu

Robbi,
Sungguh aku malu tuk tega berdiri dihadapan-Mu
Karena aku tau betapa angkuh dan aniayanya aku
merasa diri begitu besar dan sempurna
sehingga syukurku jatuh limbung diterjang nafsu kesombonganku

Tapi ya Robbi,
Biarkan aku malu dan menyesali masa lalu
tuk mulai arif menghitung-hitung setiap detik yang kian membentang
yang mungkin masih Kau sisakan untukku
Biaskan cakrawala baru tuk mengubah kelam hidupku

Biarkan aku malu ya Robbi,
Dipenghujung malam yang hening milik-Mu
dalam tangis dan munajatku yang paling bening
Biar kutumpahkan segala rasa
Diatas sajadahku yang penuh air mata

(icha, cimanggis 99)