Jumat, 28 November 2008

tausiyah bangun tidur

Hmmmmpfffh....sebuah kejadian yang....gimana ya?
hati ku dan perasaanku belum sepenuhnya sadar...tapi mata dan otakku sudah sadar. Maklum baru bangun tidur...dan dalam proses mengumpulkan nyawa (he...he...)
ketika aku mau beranjak dari tempat tidur tiba-tiba badan ku gak bisa bergerak.Perasaanku sepertinya aku sudah bangun tapi otak dan mata ku bisa menangkap kalau aku sebenarnya belum beranjak dari tempat tidur.Aku mencoba mengangkat tanganku...kukibaskan di depan muka... perasaanku aku sudah mengangkatnya tapi ternyata mataku tahu kalau aku belum mengangkat tanganku...Aduh kenapa ini?
Berkali-kali aku mencoba bangkit dari tempat tidur tapi gak mampu...dalam kondisi seperti itu aku mencoba mengingat-ingat apa yang belum aku lakukan. Ah... sepertinya aku belum baca doa bangun tidur...ya udah..ku baca doa bangun tidur "Alhamdulillahilladzi.....". terus ku coba lagi untuk bangkit dan beranjak dari tempat tidur...aku masih gak bisa walau perasaanku mengatakan kalau aku sudah beranjak dari tempat tidur "astaghfirullah...ada apa ini?"dalam hati ku bertanya...Tapi aku tahu aku gak boleh begini dengan bismillah ku coba untuk menggerakkan sekujur tubuh sebisa yang aku lakukan.
"brukkkkk!!!!" alhamdulillah ternyata bisa juga...tapi apa yang terjadi...saat pertama kali aku bergerak...aku merasa ada sesuatu yang lepas dari tengkuk leherku...dan membuat tubuh bagian belakangku menjadi dingin.
Kemudian aku duduk....sambil beristighfar aku pegang tengkuk belakangku....hmmmmppffffhhh. ya Allah kenapa ya? tiba-tiba aku inget hadist nabi yang mengatakan ketika seorang hamba Allah bangun dari tempat tidurnya sebetulnya ada 3 ikatan yang terlepas dari dirinya...Allah...apa ini yang disebut 3 ikatan itu ya? wallahu a'lam bishowab. Aku melirik pada jam di handphoneku...sebenarnya masih 20 menit dari biasanya aku bangun pagi....kemudian aku merebahkan badanku lagi...tapi aku teringat kejadian yang barusan...hiiiii...aku jadi takut...dan menyegerakan diri untuk ke kamar mandi....
Setelah kejadian itu aku jadi merenung...bahwa ternyata antara otak...mata dan hati bisa menjadi begitu tidak singkron.Banyak orang cerdas tapi hatinya mati...sehingga walaupun kedua mata ini mampu melihat dan menjadi saksi...tetap saja buta untuk mengungkapkan kebenaran. Astaghfirullah...apa aku begitu ya? aku jadi teringat sebuah anekdot cerita dari seorang guru sekaligus sahabatku...

Suatu hari ada seorang pedagang kain...beliau kerap kali menjual kain-kain mahal dengan kualitas atas sehingga yang bisa membeli cuma orang-orang yang memang punya kelebihan harta. Kemudian lewatlah seorang saudagar yang kaya raya... saudagar itu memang sedang mencari kain terbaik...karena memang saudagar ini begitu menyukai kain-kain mahal dengan kualitas atas. Melihat kain yang dijual si pedagang kain ini...saudagar itu begitu tertarik dan langsung membeli kain-kain mahal beliau dengan tanpa pikir panjang.
Sesudah itu dengan bangganya saudagar kaya ini memamerkan kain-kain mahalnya kepada para tetangga...dan orang-orang di sekitarnya.Hari demi hari saudagar kaya ini memamerkan kepada siapapun.Sampai pada suatu hari...beliau menemukan sebuah kecacatan pada kainnya...bolong kalau di perhatikan dengan jeli. Spontan si saudagar menjadi marah karena merasa ditipu...Kemudian ia kembali kepada pedagang kain tersebut dan mengembalikan kain yang telah dibelinya.
Kemudian pedagang kain ini menangis ... Saudagar kaya bertanya..."kenapa kamu menangis?".
"Saya ingat amalan saya...." jawab si penjual kain.Saudagar kaya menjadi heran...apa hubungannya kain dengan amalan...Kemudian si penjual kain menjawab. "Tahukah saudaraku...betapa sebetulnya aku ini selalu menjaga setiap amalanku...shalatku...ibadahku...apapun yang Allah dan Rasulnya perintahkan...itu pula yang aku lakukan...tapi aku gak pernah tahu...bagaimana sebetulnya nilai diri ku dihadapan Allah. Apakah ada kecacatan dalam amalanku...apakah ada rasa sombong dan riya...yang terselip di diri ini? Boleh jadi aku dan orang-orang yang berada disekitarku mengganggap diriku begitu baik. Tapi Allah Maha jeli...bahkan tak ada satu daun pun yang gugur melainkan Allah mengetahuinya. Aku takut...ketika Allah menemukan kecacatan diriku...Allah menolak semua amalanku...seperti apa yang anda lakukan terhadap kain-kain yang saya jual. Mengembalikan semuanya tanpa tersisa....terbang dan hilang seperti debu yang tertiup angin".
Mendengar penjelasan penjual kain ini...saudagar kaya menjadi tercenung...dan memutuskan tidak jadi mengembalikan kain-kain yang telah dibelinya. Tapi kejadian ini justru membuat pedagang kain tersebut semaikn menangis dan menangis lebih keras lagi...saudagar kaya bertanya lagi..."apa yang sedang ada dalam pikiranmu?". Pedagang kain menjawab..."inilah yang sebetulnya aku harapkan dari Allah kekasihku...betapapun Allah yang Maha jeli tahu sebesar apa cacatnya diriku...Allah mau mengampuniku, pura-pura tidak tahu kecacatanku...dan menerima sekecil apapun amal perbuatan baikku...Aku cuma bisa berharap pada ridho dan belas kasih-Nya". Demi mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari mulut si pedagang kain ini...saudagarpun menjadi menangis...dan mereka tenggelam dalam tangisan khauf dan raja'


ya Rabbi...hamba benar-benar masih jauh dari sempurna...dan gak tahu...seperti apa diriku di hadapan-Mu apakah sudah baik...atau cuma seonggok makhluk berhati busuk yang mengaku baik.Walau diri ini tak kunjung sempurna...namun aku adalah seorang hamba yang berusaha untuk menjadi baik...
ya Rabbi...ampuni sebesar apapun kebohonganku dihadapan-Mu...
Ridhoi sekecil apapun amalanku...
ya Allah....anta Murobbi...tsabbit quluubana 'alaa diinika.


Tidak ada komentar: