Kamis, 19 Februari 2009

Sesal



Di hadapan Nya aku tergugu


Setiap aksara yang kurangkai menjadi mati tiada makna

Hanya tetesan air yang mampu ku bulirkan dari sepasang mata yang sembab...


Sesengguk isak tangisku mencuci sebongkah hati

Luluh lantakkan segala pongah

Tersungkur di lautan sujud

Terjerembab di jurang sesal


Wahai malu kemana harus ku sembunyikan wajah ini?

Dihadapan Nya aku tertunduk tanpa arti

Segala topeng yang ku renda hilang tiada bentuk...

Remuk redam bersama jiwaku yang lapuk


Allah ajari aku untuk mencintai Mu...

agar aku dapat mencintai apa apa yang Engkau cintai...

Sepenuh hati....sepenuh raga...

Minggu, 15 Februari 2009

Resonansi Kehidupan

he...he...entah kenapa tanganku selalu gatel pengen nulis apa aja yang sedang berada dalam koridor pemikiranku...walau orang bilang aku ini aneh...filosofis...gak jelas...tapi aku mah seneng-seneng aja dengan segala pendapat mereka. Yah maklumlah yang namanya calon "seleb" ;D emang harus begitu ...kalo gak gitu yah majalah gosip gak akan laku...itu artinya aku gak bisa ngasih tambahan income buat penjual majalah :D (apa coba...ngelantur buangetz)

Seperti kejadian kemaren malem...qori bilang aku ini pantes banget temenan sama temennya (siapa lupa namanya...) yang filosofis sejati gara-gara aku ngebahas tentang makna ikhlas yang dibahas temenku fitri waktu ngisi kajian bedah buku untukmu 'kader dakwah'. Malam itu aku langsung meng-eksplor semua pemikiranku yang menghubungkan antara sains dan ikhlas. Tapi ...biasalah kalo lagi kondisi begitu pasti qori ngetawain aku....huh...

Cerita fitri ini pas banget kejadiannya dengan waktu kemaren siang aku n qori ke gedung HPA yang baru...pas naik bajaj mau ke alhikmah kita ngelewatin gedung HPA yang lama. And otomatis juga ngeliat warung tukang soto favorit kami tempat kami makan kalau ke gedung HPA. Kosong...tutup.
Kita sedih juga ngeliatnya :(...karena inget waktu terakhir kita makan disitu...pemiliki warung bilang kalau dia sebetulnya sedih waktu beliau denger gedung HPA mau pindah karena artinya warung sotonya bakal sepi pengunjung. Spontan aku berfikir seringkali kita gak menyadari bahwa setiap gerak gerik kita sebetulnya secara gak langsung sangat memiliki imbas pada orang lain. Sebetulnya ada orang-orang yang secara gak langsung menggantungkan harapannya pada kita. Trus qori menyambut ceritaku dengan cerita seorang temannya yang selalu berprinsip untuk tidak berbelanja ke Mall "demi menghidupkan usaha orang-orang kecil" katanya. Betul buangetz....kalau bukan kita...sesama rakyat kecil...siapa lagi... Biarpun mahal...tapi yang jualan saudara kita...sesama rakyat kecil...bahkan mungkin sesama muslim yang keuntungannya juga mereka gunakan untuk umat muslim

Hal ini pula yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat ketika mereka baru saja hijrah dari Mekkah menuju madinah. Mereka mendirikan "Pasar Anshor" yang pada akhirnya membuat pedagang yahudi menjadi gulung tikar.

Memang setiap amal itu dinilai dari niatnya...ikhlaskah atau tidak? ikhlas adalah Ruh dari segala amal...Trus tujuannya apa? karena apapun yang kita perbuat niscaya hasilnya akan kembali kepada pelakunya...

Ini yang disebut sebagai resonansi dalam dunia sains.
Bagi yang pernah tau dan melakukan praktikum tentang bandul. Jika beberapa bandul logam (anggaplah bandul A,B,C,D,E) kita gantungkan sejajar dan rapat, kemudian bandul A kita tarik dan kita lepaskan menghantam bandul B sebesar gaya F niscaya bandul terakhir akan menerima sinyal untuk berayun sebesar gaya yang sama walaupun bandul B,C,D tidak bergerak.
Dalam ilmu fisika ini disebut gaya aksi dan reaksi. Berapa besarnya gaya aksi yang kita berikan...niscaya akan memberikan reaksi yang sama.Kenapa begitu...karena sebetulnya telah terjadi perpindahan energi dari bandul A ke bandul E dengan besar gaya yang sama, merambat melalui bandul B,C,D.
Kalau kita bawa laboratorium kehidupan kecilnya Allah ini kedalam dunia nyata... kita akan menemukan makna ikhlas yang sesungguhnya.
Bandul A kita ibaratkan sebagai niat; bandul B,C,D kita ibaratkan sebagai proses; bandul E sebagai hasil. Energi yang merambat itu adalah ruh (ikhlas).
Jadi jika kita ingin mendapatkan simpangan yang semakin jauh di bandul E maka kita pun harus memiliki gaya tarik yang besar dari bandul A. Tetapi gaya tarik saja tidak cukup tanpa adanya pentransferan energi dari satu bandul ke bandul yang lain. Tanpa adanya transfer energi...sebesar apapun gaya tarik yang kita lakukan terhadap bandul A, niscaya bandul E takkan memberikan simpangan sebesar apapun seperti apa yang kita inginkan. Dengan kata lain, sesuatu yang kita usahakan...akan sama hasilnya dengan keluarannya. Jika kita menanam kebaikan...maka hasilnya adalah kebaikan yang timbul atau sebaliknya. Besarnya hasil dari kebaikan yang kita tanam tergantung pada energi keikhlasan yang kita miliki karena energi ikhlas inilah yang menjadi mediator antara kita dengan hasil perbuatan kita. Berapapun besar usaha kita tanpa adanya ikhlas adalah nihil belaka.Ikhlas itu sangat dinamis tersembunyi tapi pada hakikatnya ada...dia adalah ruh (energi) dari segala amal yang akan menghantarkan keberhasilan dari setiap apa yang kita cita-citakan. Buat seorang aktivis dakwah (buat aku terutama) ini menjadi tausiyah yang penting karena sangat berhubungan dengan dakwah fardiyah. Jika kondisi kita baik...insya Allah...objek dakwah kita juga baik...atau sebaliknya.

Ini yang disebut sebagai resonansi kehidupan. Subhanallah ya...lagi-lagi Allah menunjukkan tausiyahnya kepada kita melalui sains. Yah...walaupun IPK tidak cum laude tapi ke laut (he...he...) alhamdulillah aku cukup bisa memahami Al Quran dalam sains dan itu membuatku begitu bersujud dan bersyukur karena Allah telah mengajari aku untuk mengenalNya dalam sisi yang berbeda.

Satu hal yang selalu saya yakin bahwa diri kita ini tak ubahnya sekumpulan energi yang masing-masing bisa memiliki hubungan dengan benda sekitar...tanpa kita sadari.
Mengenai cerita tentang hubungan antara kita dengan benda sekitar...pernah saya dapatkan waktu mengikuti pelatihan hypnoterapi, intinya Subhanallah, luar biasa, Allahuakbar, Laa haula walaa quwata illa billah.