Selasa, 30 Desember 2008

Dari Penakluk Jerusalem Hingga Angka Nol

Dari Penakluk Jerusalem Hingga Angka Nol .
Begitu banyak ilmuwan muslim yang telah menggoreskan jejak-jejak keintelektualitasan yang sangat berarti bagi kita hingga saat ini, tetapi sayangnya tidak banyak diantara kita yang mengetahui sejarah mereka. Buku ini menceritakan jejak sejarah dari para ilmuwan muslim terdahulu hingga yang paling mutakhir. Yang paling menarik bagi saya tentunya adalah sejarah ilmu kimia yang berasal dari mesir :) dengan Jabir Ibnu Khayan sebagai bapak kimia modern. Betapa umat muslim sebenarnya adalah pioner dari ilmu pengetahuan. Baca bukunya... simak kezuhudan mereka dalam mereguk ilmu Allah yang begitu luas. Niscaya kita akan menjadi malu dan termotivasi untuk menjadi tidak puas terhadap ilmu.

Rabu, 24 Desember 2008

Bila Rasulullah SAW Menjenguk kita

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seijin Allah SWT tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita...Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih dimuka pintu rumah kita. Apa yang kita lakukan?
Mestinya kita sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita.Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar beliau sudi menginap beberapa hari di rumha kita. Beliau tentu tersenyum...
Tetapi barangkali kita meminta pula Rasulullah menunggu sebentar di depan pintu rumah kita...karena kita teringat Video maksiat yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu kedalam. Beliau tentu tetap tersenyum...
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya kebelakang secara tergesa-gesa.
Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan meletakkannya di ruang tamu kita. Beliau tentu tersenyum...
Bagaimana bila kemudian Rasulullah bersedia menginap di rumah kita? Barangkali kita teringat saudara-saudara kita...anak-anak kita lebih hafal lagu-lagu barat daripada mengahafal shalawat kepada Rasuluullah SAW.
Barangkali kita menjadi malu bahwa anaka-anak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW...karena kita lupa dan lalai mengajari anaka-anak kita...Beliau tentu tersenyum...
Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak mengetahui sedikitpun nama anggota keluarga Rasulullah dan sahabatnya, tetapi hafal di luar kepala mengenai anggota power rangers atau kura-kura ninja. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi ruang sholat...barangkali kita teringat bahwa saudara-saudara perempuan kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan dengan Rasulullah. Beliau tentu tersenyum...
Belum lagi koleksi CD-CD kita yang berisi film-film yang tak pantas dilihat. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi kita untuk menghormati junjungan kita? Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke mesjid meskipun azan berkumandang...beliau tentu tersenyum...
Barangkali kita menjadi malu karean pada saat maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV...Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi...Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tak pernah menjalankan sholat sunnah...
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al Quran.Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tak mengenal tetangga-tetangga kita.Beliau tentu tersenyum...
Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat didepan rumah kita?Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya tentang nama dan alamat penjaga mesjid dikampung kita...Betapa senyum beliau masih disitu...
Bayangkan aapabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul didepan pintu rumah kita...apa yang akan kita lakukan?
Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita?
Atau akhirnya dengan berat hati...kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah kita karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu...Maafkan kami ya Rasulullah...
Masihkah beliau tersenyum?
Senyum pilu, senyum sedih, senyum getir...
Oh Betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah

Seni Melukis Hidup

2 hari yang lalu...silaturahim ke rumah salah seorang saudaraku...ngobrol ngalor ngidul lah...dari hal gak penting sampe hal yang paling penting. Enaknya sih karena beliau punya pengetahuan islam yang cukup dalam walaupun kita beda prinsip. Satu hal yang paling menarik dalam sebuah pembicaraan adalah ketika saya melontarkan sebuah pertanyaan...bagaimana cara kita untuk mengetahui kondisi baik atau buruknya akhlaq seseorang. Beliau menjawab simpel...tetapi memiliki makna yang dalam buat aku. Lihatlah perilakunya...apakah dia santun terhadap orang tuanya...dan bagaimana beliau bercerita tentang orang tuanya...apa saja yang diceritakan...dan disitulah kita bisa mengetahui akhlaq seseorang. Subhanallah ...satu pemikiran yang tak terpikir olehku selama ini, karena aku selalu berfikir bahwa orang yang baik itu pasti shalat malamnya tiap hari...pasti shalat subuhnya gak pernah kesiangan. tapi aku baru kepikiran bahwa apa yang kupikirkan selama ini adalah sesuatu yang bersifat habluminallah dan itu adalah rahasia dia dengan Allah. Tapi habluminnnaas adalah sesuatu yang kasat mata bisa terlihat jelas dihadapan kita.

Sebagai seorang pemuda adakalanya kita menganggap yang tua itu kolot dan berfikiran pendek. Padahal mereka adalah orang-orang yang telah merasakan asam garam kehidupan. Seringkali kita meremehkannya padahal kalau kita mau menurunkan ego kita...kita bisa banyak belajar dari pengalaman mereka.
Kemudian pembicaraan berlanjut dari santun kepada orang tua...menuju santun terhadap shalat...ya Allah...rasanya tak habis ilmu yang ku terima hari itu dan menjadi pelajaran yang bermakna.Beliau bilang seorang yang santun terhadap orang tua biasanya juga bisa santun terhadap shalatnya. Entah bagaimana hubungannya...aku tidak tidak bisa menguraikan satu persatu...tapi yang jelas pendapat beliau ada maksudnya.

Jadi inget hadist Rasul...mungkin ini ada hubungannya. Rasulullah pernah bersabda bahwa kondisi setiap anak yang dilahirkan adalah bagai secarik kertas yang putih dan orang tuanyalah yang akan memberikan warna apakah anak ini akan menjadi majusi...nasrani...atau yahudi...Mungkin yang diceritakan saudaraku adalah orang tua yang shalih ya?

Bicara tentang warna...aku sebetulnya hobi melukis dan menggambar...bahkan bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk berada didepan kanvas atau kertas. Tapi disitulah nikmatnya melukis. Melukis buat aku adalah seni memainkan warna...seni berekspresi maka seperti yang tadi sudah aku katakan bahwa tak heran kalau yang namanya pelukis sampai mau meluangkan waktunya berjam-jam hanya untuk menghadirkan sebuah sensai lukisan yang perfect dan bermakna.

Dalam kehidupan inilah yang disebut sebagai sibghotullah (celupan Allah) artonya seni melukis kalau kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari...Subhanallah luar biasa. Kualitas hidup kita ditentukan dari kelihaian pelukisnya yaitu, kedua orang tua kita dari mulai kita usia nol sampai baligh...dan diri kita sendiri dari mulai baligh sampai meniggal. kalaupun lukisan kedua orang tua kita belum sempurna...hendaknya kita lah yang menyempurnakan itu.

Warna...yah kualitas sebuah lukisan juag ditentukan oleh permainan warna dari sang pelukis. Adakalanya sang pelukis tidak mendapatkan warna yang diinginkannya, dan disitulah kecerdasan dan talenta seorang pelukis di uji. Seperti hidup tak selamnya "lempeng" ada putihnya...ada hitamnya...ada merahnya...ada kelabunya...Apa yang seharusnya kita lakukan?

Di sinilah sebetulnya pelukis -pelukis kehidupan dituntut untuk bisa bermain dengan cantik...membuat sesuatu yang buruk menjadi baik dan hidup....kita buat judul lukisan kita menjadi "Seni Melukis Hidup".
Jangan sekali-kali kita mengutuki tentang warna hidup kita...karena kita harus sadari bahwa hitam terkadang menjadi sesuatu yang membuat lukisan menjadi hidup, coklat menjadikan lukisan terlihat elegan, hijau menjadikan lukisan lebih alami.Semua warna yang tercampur dalam satu wadah kanvas kehidupan saling bersinergi membuat lukisan yang mahal dan bernilai.

Ada satu lagi yang akan memnentukan nilai lukisan kita...adalah kualitas pewarnanya. Betapa indahnya lukisan kita...betapa lihainya diri kita dalam melukis...kalau pewarnanya mudah sekali luntur akan menjadi tidak berarti...bukankah kita ingin seperti leonardo da vinci? yang lukisan nya tak lekang di makan waktu? (ini dalam bentuk dzahir)tapi dalam bentuk kehidupan ya...kita bisa lihat sejarah para sahabat rasul...salafussalih yang keilmuan mereka tak lekang di makan zaman...jasa mereka terkenang sepanjang waktu...pujian Allah untuk meraka abadi sepanjang dunia dan akhirat kelak.
Bisa gak ya...aku seperti itu...masih jauh kayaknya...

wallahu a'lam

Rabu, 10 Desember 2008

Sujud

Bukti manalagi untuk menunjukkan kerendahan hati dihadapan Allah kecuali dalam keadaan bersujud? kepala yang selalu kita tegakkan diatas, kini tersungkur dalam tawajub menghamba dan mengharap dari Sang Maha Perkasa.
Ketika segala rahasia kita sembunyikan, maka dalam sujud semuanya terbuka bijak. Doa penuh penyesalan yang transparan dihadapan Tuhanmu.
Dalam kata dan perbuatan seharian bisa jadi engkau membuat siasat untuk sembunyikan segala maksiat, tetapi dalam sujud, engkau menghadap dengan batinmu, membuka seluruh kedokmu mengaku, menjerit dan mohon ampunan.

Rasulullah SAW bersabda,
Hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika mereka sedang bersujud, maka perbanyaklah doa dan penyesalan

Wajah yang seharian menjadi benteng pergaulan, sosok yang dikagumi, kini bertiarap larut dalam bisikan nurani mengharap curahan cinta illahi Rabbi.

Betapa sujud adalah lambang kerendahan hati seorang hamba, mencampakkan segala daki kesombongan dan menukarnya dengan hikmah kemuliaan.

Sebab itu kenapa para waliyullah,lama sekali mengangkat kepalanya sewaktu bersujud,karena merasa betapa nafas Allah menerpa dhamir dan seakan mereka sedang bermuawajahah, beraudiensi dengan...
Sang Pemilik Waktu...

Adalah iblis yang ternista dalam rajam karena enggan merendahkan diri di hadapan Allah...
Menghiasi jiwanya dengan jubah kesombongan
dan enggan untuk bersujud sebagai lambang kepatuhan...

Tidak ada satu agamapun yang mengajarkan simbol kepasrahan dan kehinaan diri dihadapan Tuhan melalui sujud kecuali ISLAM

Dalam shalat yang diawali dengan tegak dan berucap seraya melambangkan dalam hidup seorang muslim harus gagah, tetapi hal tersebut tidakmembuatnya "lupa diri" karena Dia Yang Maha Akbar, Dia saja Yang Agung, selain Dia adalah hina, Dia saja yang Besar, selain Dia adalah kecil.

Maka ketika dia tersungkur dalam sujud,terputuslah hubungannya dengan yang fana, dia menyelam dalam samudera cinta. Kalau saja Sang Pemilik merenggut hidupnya tatkala ia sedang bersujud, ah...! kebahagiaan mana yang lebih berbunga kecuali mati dalam limpahan karunia Allah.
Kemerdekaan mana lagi yang paling mulia, kecuali bersujud mengikatkan tali kebenaran? 


(Kajian Dasar Islam)

Selasa, 02 Desember 2008

EPISODE KANGEN

Izinkan Aku

Pada puisi….

izinkan aku ayah…

bercerita tentang ragam rasa yang menghujam…

saat desis syahadatain…

terucap payah dari bibirmu…

Betapa hampa menusuki diri…

membuncahkan kepasrahan…

saat sosok gagah yang kukenali…

kini begitu rapuh dihadapan-Nya

Ingin ku menggugat takdir…

tetapi apa daya…

hanya buah keikhlasan yang mampu kosodorkan…

Pada hujan yang membasahi pilar nisan-Mu…

izinkan aku ayah…

menjemput tausiyah terakhirmu…

yang terselip diantara kamboja yang meranggas…

"Bahwa hidup hanyalah sementara…

Berbekallah untuk tujuan sebenarnya"

Teruntuk 30 Novemberku nun jauh disana…

Harapkan kebahagiaanmu

Peluk cium sayang…

ananda…

satu rindu

Hujan…

Ingatkan aku tentang satu rindu

dimasa yang lalu…

saat mimpi masih indah bersamamu…

terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih

terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan…

kau ibu…oh ibu…

Allah izinkan aku bahagiakan ia

meski dia tlah jauh …

biarkanlah aku berarti untuk dirinya..

oh ibu…oh ibu…

kau ibu…

terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih

terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan…

kau ibu…

terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih

terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan

kau ibu… oh ibu …kau ibu…

Hujan….

Ingatkan aku tentang satu rindu …

di masa yang lalu …

saat mimpi masih indah bersamamu…

kau ibu… kau ibu…

Allahumaghfirli waali waalidayya warhamhuma kamaarabbayaani sigharah…

Ya..Allah ampuni kedua orangtuaku, sayangi keduanya sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil.

Sayangi keduanya sebagaimana Engkau menyayangi Hamba-hamba-Mu yang shaleh. Semoga Engkau memberikan kesanggupan pada-Ku untuk dapat membahagiakan mereka hingga hari akhir kelak.


I just wanna say happy b day to my mom